DuaBelas.

6.9K 990 88
                                    

Ceklek!

Lampu tak terlalu terang menerangi seisi kamar yang cukup luas ini. Kamar mandi juga sudah ada didalam, ada tv dan lemari besar.

Tapi.. kamar ini banyak stiker. Chenle mengernyit dahi menatap jisung yang kaget dengan tatapan tajam yang tiba tiba chenle berikan.

"A-apa? Gak suka kamar nya?" Tanya jisung yang duluan mendekati tempat tidur king size tersebut, merapikan selimut berwarna cream.

"Ini kamar siapa?"

"Emm k-kamar gue.."

Chenle segera mengambil guling dan melempar kencang ke arah jisung.

"Kok lo bawa gue ke kamar lo? Kan bisa bawa gue ke kamar tamu!" Ketus chenle kesal. Dia lalu melangkah menuju pintu tapi di cegah jisung yang segera meraih tangan nya.

"Ish!" Langkah chenle terhenti dan menepis tangan besar jisung.

"Mmm maaf, kamar dirumah ini cuma 3.. kamar tamu belom gue beresin masih kayak gudang, dan kamar satu lagi mendiang kamar ibu.. gue gak mau ada orang lain yang nempatin, jadi.. maksud gue lo tidur dikamar gue dan gue di kamar ibu atau gue bisa dimanapun kok selain disini..." Jisung dengan nada melembut berusaha menjelaskan.

Chenle diam beberapa saat.

"Yaudah gue aja yang tidur di ruang tv, gausah repot repot gue juga bisa kali tidur dimanapun.." jawab chenle santai.

Jisung tiba tiba mendekap chenle membuat sang bertubuh mungil itu terkejut dengan mata melebar.

"Jangan.. gue aja yang tidur di luar. Lo disini aja, diluar dingin banget"

"L-lepas gak!" Chenle memukul mukul punggung jisung agar dia melepas pelukan nya. Sebenarnya tidak berpengaruh ke jisung, tapi jisung segera melepaskan nya.

"Lo bisa gak sih sehari gak gini? Gue risih!"

"Gak bisa! Hueee.." jisung menangkup pipi chenle dan memberikan flying kiss gemas. Lalu dia segera bergegas pergi sebelum benar benar di hajar chenle.

"YA!! Park Jisung!!!" Teriak chenle kesal.

~~~

Chenle benar benar tak keluar kamar, jisung dari tadi memperhatikan dari lantai bawah. Menatap pintu kamar nya yang sudah ditutup chenle sedari tadi.

Jisung saat ini sedang duduk saja di ruang tengah, sambil ditemani kopi hangat dan cemilan. Biasa nya jisung malam begini sudah ada di markas atau tempat racing, tapi kali ini dia akan dirumah terus terusan menemani pria manis yang tadi sore dia bawa kerumah nya.

Jisung menghela nafas singkat, ke dapur sebentar membawa nampan berisi makanan. Dia segera naik tangga dan menuju kamar nya, chenle dari tadi siang belum makan.

Tok tok..

.....

Tok tok tok....

.......

"Chenle ini lagi ngapain? Kok gak nyahut?" Gumam jisung, sambil menempelkan telinga ke daun pintu.

Ceklek!

Jisung membuka sendiri pintu, dan mendapati chenle tertidur pulas bersandarkan kasur. Tv menyala menayangkan tontonan kartun anak anak.

Jisung terkekeh, berapa usia pria didepan nya ini? Bahkan dia sudah kuliah. Tapi mengapa masih menonton tayangan anak anak(?)

Lebih lucu nya lagi, chenle memakai piyama nya. Sedikit kebesaran karena piyama itu dibeli saat jisung masih SMA. Dan jisung belum pernah memakai nya, padahal mendiang ibu nya sendiri yang membelikan.

Jisung menggeleng, dan kemudian membawa chenle ke kasur. Menyelimuti nya setengah badan, tak lupa mengusap lembut rambut legam milik pria manis yang sudah nyenyak.

Jisung kini duduk didepan tv, pikiran nya buyar dan sedikit tak percaya bisa membawa pria manis berkulit pucat ini kerumah nya. Bahkan chenle yang menjadi alasan agar jisung mau kembali lagi kerumah.

Jisung kembali ke sisi ranjang setelah mematikan tv , memperhatikan lekat lekat wajah chenle yang sedang tertidur itu. Gemas dimata jisung.

 Gemas dimata jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


( Begini kira kira)

Jisung yang tak mau lepas pandangan nya, kemudian mata nya memberat ikut mengantuk. Mungkin karena cuaca dingin dari hujan yang belum reda membuat jisung akhir nya terlelap disisi kasur.

Ini moment langka, biasa nya jisung akan tidur jam 2 atau 3 pagi apapun kondisinya. Tapi kini hanya dengan menatap chenle tidur, mata nya sudah berat.

Jisung ikut tertidur, tangan besar nya menggenggam tangan mungil chenle.

~~~~

Plang!! Plang!!!

Barang yang bisa dibilang berharga milyaran itu pecah berhamburan seketika karena ulah ayah chenle yang tak bisa menemukan chenle. Dia yakin chenle pasti diculik oleh berandalan waktu itu.

Jika dia lapor polisi bisa saja reputasi keluarga zhong akan menuai banyak komen dari orang orang. Tuan Zhong tak habis akal, dia membayar beberapa orang untuk menemukan anak bungsu nya.

"Habisi siapa pun yang telah membawa putra ku! Kalian paham?!!" Perintah nya mutlak. Beberapa orang dengan tubuh kekar dan besar itu segera keluar dari rumah mewah milik keluarga zhong.

Sedangkan ibu dari chenle sudah menangis tak bersuara, memeluk foto putra nya dikamar. Takut terjadi apa apa terhadap anak bungsu yang masih kecil itu.

Haha sedewasa apapun seorang anak, dia tetap menjadi anak kecil untuk sang ibu.

Tuan zhong marah besar, dia benar benar akan menghabisi siapa saja yang telah membawa putra nya pergi. bahkan akan membuat orang itu menderita.

.
.
.
.
.
.
.

Guys, kita hari ini dapat berita gak enak tentang kesayangan kita 'chenle'   :((

Kalian yang udah pada tau, please ramaikan tagar #PROTECTCHENLE  di Twitter. Ini udah gak wajar, gak waras, dan harus segera diselesaikan.

Sasaeng harus dibasmi, privasi tetap privasi. Apalagi sampai ada ancam ancaman itu udah kelewat batas. Kita harus selalu stay di sisi chenle.

Sampai disini paham, reader-nim? Heheheh

.
.

Vote juseyo~
👇

Love friend [ ChenJi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang