DuaPuluhSembilan.

3.8K 492 44
                                    

Suasana mobil sangat hening, jisung masih fokus menyetir dan yuna sesekali mencuri pandang menatap jisung yang dingin itu.

Yuna mengenal jisung dari SMA yang memang terkesan cuek dan dingin, menolak mentah perasaan para senior waktu itu. Bahkan juga menolak yuna.

Yuna mendengus ketika mengingat masa SMA itu, dia hanya menyukai dan mencintai jisung bahkan sampai detik ini. Tapi kenapa hati jisung sekeras batu? Seolah tak ingin dikikis oleh apapun.

"Hm- jisung?" Yuna dengan mata binar nya menatap ke arah jisung, yang bahkan tak melirik yuna padahal sedang memanggil.

"Hngg?"

"Lo beneran lupa sama gue ya? Atau-- lo canggung gitu ngomong sama gue."

"Apa nya yang Canggung? Dari dulu juga kita ga pernah ngomong dekat. Jadi gausah berharap banyak."

"Jisung- lo ga pernah berubah ya?! Asal lo tau ya jisung gue itu masih suka sama lo." Yuna memegang tangan besar jisung yang sedang memegang setir.

"Terus? Jawaban gue masih sama."

Yuna tak habis pikir, dia pun memeluk jisung dari samping. Membuat jisung kaget dan menghentikan mobil nya mendadak.

"Lo mau apa sih? Jangan sampe gue turunin lo dijalan sekarang."

"Gue cuma mau lo liat gue. Liat seberapa sayang gue ke elo" yuna menunduk pilu, sedih nya amat dalam.

"Ck." Jisung berdecih.

~~~

Chenle tidak bisa tidur, menunggu jisung yang belum juga datang. Tubuh mungil nya sudah menggigil sambil tertutup selimut yang tadi jisung berikan.

Tak lama, sorot lampu mobil mulai memasuki garasi. Membuat chenle lega, dan menunggu jisung di depan pintu.

Jisung segera masuk dan terkejut mendapati chenle masih bangun menunggu nya.

"Lo nungguin gue?" Chenle mencebik, lalu memeluk erat jisung.

"Kenapa?" Jisung bertanya lagi. Sambil mengusap usap punggung chenle dan mencium aroma rambut legam chenle.

"Engga. Dingin aja. Yok masuk kamar." Jisung tersenyum tipis.

Sesampai mereka dikamar, chenle duduk di ranjang dan jisung sedang melepas jaket nya dan menggantung nya di samping lemari.

"Besok besok gausah minta gue antar yuna ya, ga tau diri banget dia."

"Eh?!" Chenle melotot. "Dia kenapa emang?"

"Hm dia itu memang ga waras dari dulu. Tadi aja hampir gue turunin dijalan, kalo bukan karena gue ingat dia itu cewe."

"Lo itu ga boleh gitu. Kan kasian." Jisung menghela nafas, lalu mendekap chenle.

"Ah udahlah besok aja kita lanjut cerita. Hm tidur yaa gue temenin." Chenle mengangguk, dan langsung memposisikan tidur nya. Jisung menyelimuti nya sampai dada lalu mengusap kepala chenle dengan tangan besar nya.

~~~

Jeno berkunjung ke bengkel jisung, sesuai janji nya kemarin. Jisung juga tidak terlalu sibuk karena chenle sedang sibuk di studio musik.

"Terus gimana sung? Kalo sampe beneran dia orang nya, apa yang akan lo lakuin?"

"Gue bingung, dasar nya juga tuan zhong itu papa nya chenle. Gue pen nyakitin juga ga tega. Apa gue ikhlaskan aja?"

"Itu sih mau gue, lo sekarang lebih fokus aja ke chenle. Iya kan? Bisa aja masalah bukan datang datang dari tuan zhong, tapi dari orang lain."

Jisung mengangguk, seolah berusaha melupakan masa lalu yang terjadi dan fokus pada chenle.

Love friend [ ChenJi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang