TujuhBelas.

5.9K 869 79
                                    

Chenle terisak di pelukan jaemin, sedangkan jeno fokus menyetir sambil sesekali menatap ke belakang mobil. Jaemin mengusap kepala chenle dengan lembut berusaha meredakan tangisan yang sangat dalam.

Chenle sangat khawatir, firasat awal chenle adalah ketika jisung pergi pagi tadi. Dan sekarang terbukti ada yang tidak beres.

"Jen, jisung kan ke markas tapi kenap--"

"Gue gak tau le, gue memang kadang ngumpul sama anak sana tapi kenal beberapa aja."

"Terus? Ada apa yang terjadi sama jisung??" Ini jaemin yang bertanya, dia juga tak tenang kalau sahabatnya begini.

"Gausah dibahas dulu, kita cari tempat aman itu yg penting." Jaemin mengangguk paham, sedangkan chenle masih memeluk jaemin seolah sangat takut.

Mereka sampai di apartemen kedua milik jeno, agak jauh dari titik kota dan tempat nya juga tenang. Ini sudah tempat paling aman sekarang, karena tidak ada yang tau selain jeno dan jaemin.

Chenle sudah diantar ke kamar, jaemin dan jeno mengobrol sebentar di living room.

"Jaemin, lo jagain chenle disini. Gue bakal cek apa yang terjadi sama jisung." Jeno sudah ingin bergegas pergi lagi.

Jaemin meraih cepat tangan jeno, seolah dia juga sangat khawatir. Ini sudah malam, apa saja bisa terjadi.

"Jen, aku juga khawatir sekarang. Kalo sampe terjadi apa apa sama kamu gimana?" Jaemin memperlihatkan wajah memelas nya, ini kelemahan jeno.

"Jaem, gue juga gak mau ninggalin lo sebenernya. Cuma kayak nya jisung beneran butuh gue."

Jaemin menghela nafas lalu tersenyum tipis, memeluk jeno se-erat mungkin. Mereka saling mendekap seolah tak mau berpisah.

~~~

Jeno kembali kerumah jisung, sepertinya dari chat tersebut bahwa ada mengincar chenle. Jika jisung meminta dia membawa chenle pergi, maka orang itu berarti sudah tau keberadaan chenle.

Benar saja, ada sebuah mobil terparkir asal di depan pagar rumah jisung dan ada sekitar 3 orang menjelajahi rumah itu. Mengobrak abrik isi rumah seperti mencari sesuatu.

Jeno bersembunyi, jika bisa dia harus mendengar percakapan di antara orang orang itu.

"Gimana nih? Bos bisa marah besar kalo sampe gak ketemu."

"Jangan jangan udah dibawa kabur lagi!"

"Cih pintar juga bocah itu, minta mati emang!"

"Cepat kita beri tau boss,!"

Mobil itu pergi, disaat itulah jeno mengekori nya dari kejauhan.

~~~

"Akh!" Jisung meringis sakit ada yang mengganjal di kaki nya. Rasa nya kaki kanan nya ingin lepas saja dari tubuh nya. Dia digeleteakkan di sebuah tempat ntah apa itu.

Jisung melirik kaki yang sudah mengucur darah segar dari sana, tak diobati ataupun tidak sekedar di perban. Siapapun tolong aku' batin jisung.

Ceklek!

Ada seseorang laki laki berumur setengah abad masuk ke tempat dimana jisung disekap, dia berjas rapi dan terlihat angkuh. Dalam hati jisung dia terus mengutuk manusia didepan nya eye contact dengan jengah.

"Ini akibat nya jika kamu membawa anak ku, sampah!" Orang itu menendang jisung, sehingga jisung yang tak berdaya akibat kaki nya yang tertembak itu tubuh nya terhuyung beberapa centi.

"Dia tidak mau bersama iblis seperti mu!" Teriak jisung, menggema dan terasa panas di telinga tuan zhong.

"Iblis? Huh??" Tuan zhong berdecih remeh. Jisung bukan lah tandingan nya.

Love friend [ ChenJi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang