Sojung meletakkan segala barang bawaannya di atas meja kafe dengan kasar dan terkesan sedang membanting barang bawaannya itu.
Napasnya mencelos, dilanjutkan dengan decakan dan senyuman sungging di bibirnya.
"Maunya Pak Jerry tuh apa sih? Begini salah, begitu salah. Dibaca aja belum, eh malah ucuk-ucuk nyuruh revisi bab," curhat Sojung pada temannya. "Kayaknya tuh orang punya dendam tersendiri sama gue!"
"Yah, Jung. Lo tau sendiri Pak Jerry orangnya gimana, 'kan? Gue juga secara pribadi kesel banget sama dosen kayak gitu!" balas Jisoo.
"Yaudah sih, nggak usah dibahas juga itu Pak Jerry. Dosa di kita, pahala di dia. Coba mending sekarang kita mikir, gimana caranya biar Pak Jerry ngasih izin kita lanjut ke bab berikutnya," timpal Nayeon.
"Lo mah enak, Nay. Bentar lagi lo lanjut bab empat," kata Sojung. "Terus Jisoo lanjut bab tiga. Lah gue? Bener-bener udah berkali-kali gue ngulang bab satu. Gunta-ganti tema, ide pokok. Tapi coba liat tuh dosen. Tetep aja nggak ngasih gue lanjut ke bab dua."
Sojung frustrasi. Dia menarik rambutnya ke belakang, kemudian menyembunyikan wajahnya di meja dengan beralaskan dua tumpukan tangannya yang dilipat.
Tangan manis sahabatnya mendarat halus di salah satu pundaknya. "Udahlah, selagi masih ada kesempatan buat berusaha kenapa nggak? Ayo Jung, lo pasti bisa! Jangan putus asa kayak gini!"
"Nggak tau deh, Soo. Udah give up banget rasanya. Pengen pasrah aja," sahut Sojung tanpa mengubah posisinya.
Jisoo menarik kembali tangannya, dia lanjut menatap Nayeon, melakukan komunikasi dengan mata dan pikiran yang seolah-olah sedang bicara, "Ini gimana dong? Dia nyerah banget kayaknya, udah capek."
Nayeon menggelengkan kepala, membalas Jisoo dengan bahasa tubuh. "Udah, biarin aja dulu."
🖇 BEGINNING 🖇
"Jadi gimana, Yah? Udah dapet itu guru privatenya?" tanya wanita paruh baya yang baru saja datang dari dapur dengan secangkir teh hangat untuk sang suami.
Wanita itu meletakkan cangkir di atas meja, kemudian mengambil posisi tempat duduk di samping suaminya.
"Udah," jawab suaminya. "Masih muda sih orangnya, tapi katanya berkompeten banget. Lulusan S1 beasiswa full di luar kota dalam waktu tiga tahun, itu karena saking pinternya, Bu."
"Oh, ya?" ulang wanita itu karena kagum. "Berarti bagus dong. Dia punya wawasan dan pastinya tips tips buat Sojung nanti."
"Ya, semoga aja Sojung termotivasi sama dia ya, Bu?"
Istrinya mengangguk-angguk, sementara sang suami menyeruput pelan-pelan teh hangatnya.
Pintu rumah mereka terbuka, salam masuk rumah pun terdengar dari luar. Rupanya itu adalah suara anak tunggal mereka; Sojung.
Ayah Sojung tak langsung membiarkan Sojung pergi ke kamar setelah anak itu menyapa Ayah dan Ibunya sebentar.
"Kenapa si, Yah?" tanya Sojung penasaran.
Sojung akhirnya duduk di sofa sebrang.
"Nanti malam bakal ada guru private yang dateng," ujar ayahnya.
"Hah? Ngapain? Mau ngajarin siapa emangnya?" tanya Sojung.
"Kok siapa sih? Ya kamu lah!" balas sang ayah.
"Loh kok Sojung? ―ah ayah, ngapain sih buang-buang uang buat nyewa guru private segala? Sojung tuh udah gede, udah nggak perlu tuh bimbingan guru private lagi. Mending juga uangnya ditabung, buat tambah-tambah kalau Sojung jadi beli mobil nanti," celetuk Sojung.
"Eh, ayah tuh begini biar kamu cepet lulus kuliah tau gak! Biar cepet juga kamu beli mobilnya," kata Sang Ayah.
"Ya tapi, masa anak seumuran Sojung begini disewain guru private? Sojung nggak butuh itu, Yah ...."
"Ini buat masa depan kamu juga kok, Jung. Biar kamu cepet nyelesein skripsi juga," timpal Ibu Sojung.
"Kalau masalah itu, biar jadi urusan Sojung aja deh, Bu. Lagian Sojung bisa kali nanya-nanya sama temen-temen gimana tipsnya biar cepet lanjut bab," kata Sojung.
"Ya tapi nyatanya? Mana? Ada hasil nggak?" tanya Ayah Sojung.
Sojung yang merasa tersudut lantas mendecak. "Udahlah pokoknya Sojung nggak mau disewain guru private! Kayak anak kecil tau nggak!" Sojung lantas berdiri dan bergegas ke kamar.
"Eh, Jung. Mau kemana? Dengerin dulu sampai selesai dong!" protes Sang Ibu.
"Sojung mau ke kamar, dan Sojung nggak mau denger apa-apa lagi! Udah Bu, Sojung ngantuk, mau tidur dulu!"
Blam!
Pintu kamar Sojung tertutup secara kasar. Hal itu cukup membuat kedua orang tuanya terkejut, membuang napas pasrah, dan terakhir menggeleng-gelengkan kepala. Sojung ... Sojung ....
🖇 BEGINNING 🖇
Published: 29-06-2020
Titled: Pak Seokjin
Main Cast:
Sowon GFriend as Sojung
BTS Jin as Seokjin
Author's Note:
Ayo-ayo, siapa mau coklat?―boong.
Hi, terimakasih sudah berkenan berkunjung kemari😀 Sampai ketemu di bagian berikutnya, dadah!
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Pak Seokjin
Fiksi Penggemar#1 ― Sowjin Sojung itu seorang mahasiswi. Sudah dari dua bulan lalu dia dibebani oleh tugas wajib skripsi, ditambah lagi perintah dosen yang mengharuskannya untuk berulangkali merevisi bab-bab yang ada. Sojung mau saja menyerah, keluar dari kampusny...