Coffeshop
Aku tengah duduk di sebuah coffeshop yang cukup terkenal bersama radit, aku yang memintanya untuk datang menemaniku.
Aku menyeruput americano ku yang masih sedikit panas, sembari memandangi radit yang tengah mengobati tangaku yang lecet akibat menghajar lawanku terlalu keras tadi.
"Cemburu sih cemburu tapi jangan matahin lengan anak orang"ucap radit
"Gimana gue gak cemburu? gilang dan sonya akan terus bersama sampai nanti olimpiade dilaksanakan!"ucapku
"Gilang tuh setia banget cin, lo jangan kaya bocah gini lah"ucap radit
"Gue aja kesel sama diri gue kenapa gampang cemburuan"ucapku
"Selesai"ucap radit ketika selesai mengobati tanganku
"Makasih"ucapku
"Sekarang gilang mana?"tanya radit
"Lagi ngurusin kasus gue"jawabku
"Kurang baik apa cowo lo itu! Sekali-sekali lo harus ngalah sama dia! Dia bahkan ngelakuin semua hal yang lo abaikan selama ini untuk lo"ucap radit
"Hm"jawabku singkat
Ting...
Aku menoleh pada ponselku dan mendapati mamah yang menelponku, aku berdecak. Pasti karena masalah tadi"Halo mah?"ucapku
"Kamu gpp?"tanya mamah
"Gpp mah, udah santai aja"jawabku
"Kalau tau gini, lebih baik mamah nemenin kamu tadi"ucap mamah dengan nada cemas
"Mah, its okay mahh everythings done! Gausah cemas"ucapku
"Mamah rasa akan mempercepat kepulangan mamah"ucap mamah
"Mah, santai aja"ucapku mencoba menenangkan mamah yang khawatir terhadapku
"Mamah akan pulang beso, biar papah kamu yg urus hal ini disini"ucap mamah
"Yaudah kalau gitu"ucapku
*****
Rumah
18:21 WIBAku berjalan keluar dari kamarku yang baru selesai mandi dan melangkah menuju kamar gilang. Ia tidak tau bahwa aku sudah pulang.
Aku menuju kamarnya dan membuka pintu kamarnya, aku mengedarkan padanganku keseluruh penjuru hingga melihat pintu balkon kamarnya terbuka. Ia pasti berada disana.
Aku melangkah perlahan dan ketika berada di belakangnya, aku lalu memeluknya dari belakang dan menempelkan kepalaku pada punggungnya
"Maaf"ucapku
Gilang mengusap lenganku
"Iya"jawabnya
"Harusnya aku gak bersikap seenaknya sama kamu selama ini"ucapku
"Gak masalah, aku udah terbiasa"ucap gilang
"Jangan bilang gitu gilang, aku semakin merasa bersalah"ucapku lalu melepaskan pelukanku.
Gilang kemudian menghadapku dan mulai mengelus lembut pucuk kepalaku.
"Yang terpenting sekarang kamu tau kan apa yang harus kamu ubah"ucap gilang
"Iya"jawabku
"Mamah kamu belum pulang?"tanya gilang
"Mamah sama papah kan keluar kota, mamah baru pulang besok"jawabku
"Kamu udah makan?"tanya gilang
"Udah tadi sama radit"jawabku
"Sama radit?"tanya gilang mengernyitkan dahinya
"Iyaa dia yang ngobatin tangan aku"ucapku menujukan tanganku yang sudah di beri penutup luka.
"Tangan kamu kenapa?"tanya gilang
"Apa masih sakit?"sambungnya"Gak sakit sama sekali"jawabku
"Mmm gilang"panggilku pada gilang"Apa?"tanya gilang
Cup...
Aku mencium bibir gilang yang membuat gilang mematung.
Aku berdecak pelan, kenapa ia tidak merespon?Gilang memegang bibirnya lalu menatapku.
Aku menepis tangannya lalu kembali mencium gilang dengan lebih dalam, gilang awalnya terdiam namun lama-lam ikut terbawa suasana.
Ia mulai memelukku erat sembari menciumi bibirku.Rasanya cinta ku seperti tersalurkan padanya begitupun dirinya.
Tak lama kami pun melepaskan ciuman kami dan saling melempar senyum malu-malu."Ga boleh gitu lagi"ucap gilang sembari terkekeh
"Kenapa? Kamu juga suka kan?"tanyaku dengan tersenyum
"Ya suka, tapi lebih baik kan gausah"jawab
"Aku tidur sama kamu ya"ucapku yang membuat gilang membulatkan matanya terkejut
"Kamu nih! Gak boleh lah"ucapnya sembari mencubit lembut hidungku
"Kenapa? Mamah sama papah kan gak ada"ucapku
"Walaupun gak ada, gak seharusnya kita tidur bareng"ucap gilang
"Dulu kita sering tidur bareng"ucapku
"Kamu mau tiba-tiba hamil?"tanya gilang yang membuatku tertawa
"Aku kan minta tidur bareng bukan berhubungan"jawabku sembari tertawa
"Hahaha ihh pikirannya udah mesumm"sambungku yang membuat gilang salah tingkah"Udah shusstt gausah ngomong ginian"ucap gilang
"Whatever"ucapku lalu pergi menuju tempat tidur gilang dan mulai membaringkan badanku
"Jadi inget dulu pas masih kecil"ucapku
Gilang lalu berjalan menghampiriku dan duduk di sebelahku, ia mengusap lembut kepalaku.
Aku mendekatkan badanku dan mulai memeluk erat gilang
"Jangan deket-deket sama sonya"rengekku
"Aku gak akan deket-deket sama dia, cin. Lagipula buat apa juga"ucap gilang
"Gilangg, aku tau kamu setia dan aku harap kamu terus setiaa"ucapku yang membuat gilang terkekeh
"Kamu segitu gamaunya lepas dari aku?"tanya gilang
"Iya"jawabku
"Kamu tau kan soal orang tua aku?"ucap gilang
"Apa? Aku gatau"jawabku
"Mamah kamu gak akan mungkin setuju sama hubungan kita"ucap gilang
"Kenapa? Kalau aku yang minta pasti mamah setuju kok"jawabku
"Mamah kamu dan mamahku bukan teman baik. Itulah kenapa dulu aku selalu diperlakukan kurang baik"ucap gilang
"Kok aku gatau?"tanyaku
"Mamah kamu yang ngomong langsung sama aku"ucap gilang
Flashback
GILANG POV"Kamu mau tau kan kenapa sikap saya gak baik ke kamu?"ucap alin
"Iya"jawabku
"Mamah kamu dan saya bukan teman baik bahkan bukan teman. Mamah kamu banyak merebut kebahagian saya itulah kenapa saya gasuka dengan dia dan tiba-tiba hadirlah kamu yang makin membuat saya kesal"ucap alin
"Apa mamah sejahat itu dengan tante?"tanyaku
"Hm"jawabnya
"Kamu belum cukup umur untuk tau alasannya tapi mamah kamu benar-benar merebut kebahagian saya"sambungnyaBack to cindy POV
"Atas alasan apa mamah kita gak temenan?"tanyaku pada gilang
"Mamah kamu juga belum cerita, saat itu dia bilang aku belum cukup umur"ucap gilang
"Yaudah coba tanya lagi, sekarang kan usia kita udah 17 pasti udah cukup umur"ucapku
"Iya, aku juga udah berniat untuk menanyakan ini"ucap gilang
KAMU SEDANG MEMBACA
A LOVE SO FREE [18+] (COMPLETED)
Romance(COMPLETED) Kisah percintaan seorang gadis yang egois dan posesif dengan seorang laki-laki cuek dan kurang mengerti perasaan wanita.