15

18.8K 979 12
                                    

Cindy lalu kembali memasang seatbealt nya dan mulai menancapkan gas pergi meninggalkan taman tadi.

"Kita mau kemana cin?"tanya gilang

"Aku akan minta mamah supaya kamu gak pergi"ucapku

"Udahlah cin jangan"ucap gilang

"Kenapa jangan? Aku gamau kamu pergi!"ucapku kesal sembari membawa mobil dengan kecepatan tinggi

"Semua udah setuju soal ini"ucap gilang

"Kenapa aku gatau? Kenapa cuma aku yang gatau?"tanyaku kesal sembari terisak namun tetap fokus pada jalanan di depan

"Maaf aku baru bisa bilang ke kamu sekarang"ucap gilang yang membuatku berdecak.

Ternyata ia sudah di minta pergi sedari lama namun aku baru saja mengetahui hal ini. Jika tau seperti ini, tidak akan kuhabiskan waktu ku bersama gilang dengan berbagai keegoisan ku dan konflik kami.

Aku menepikan mobilku di pinggir jalan sembari terisak dan menatap gilang.

"Kenapa baru bilang sekarang?"tanyaku kesal
"Kalau kamu dari dulu bilang! Aku gak akan bertingkah egois sama kamu!"sambungku

Gilang melepaskan seatbealt ku lalu membawaku kepelukannya.

"Aku akan kembali nanti, cin"ucap gilang

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

1 bulan kemudian

Kamar cindy
10:21 WIB

Sudah 2 minggu lebih aku hanya memandangi taman dari jendela kamarku, aku bahkan tidak masuk ke sekolah. Hidupku terasa hampa sekarang, akh! Aku merindukan melewati hari bersama gilang sembari bertingkah konyol dan menyebalkan.

Selesai mengikuti olimpiade, gilang memutuskan untuk pindah sekolah. Ia ikut bersama tantenya lalu di tinggal di jawa timur yang entah ku tak tau dikota mana dia sekarang. Mamah juga selalu merahasiakan keberadaan gilang padaku.

Rasanya aku benar-benar sudah tidak memiliki semangat hidup karena sedari kecil gilang selalu ada bersamaku dan membantuku untuk segala hal.
Aku mengamati cincin pemberian gilang yang melekat di jari manisku.

"Kamu dimana sih gilang?"tanyaku dalam hati

Tokk tokk

Pintu kamar terbuka dan datanglah papah juga mamah sembari membawa sarapan lalu duduk pada sofa di hadapanku.

"Cindy, sarapan dulu ya sayang"ucap mamah padaku yang tidak kupedulikan. Tatapan mataku masih kosong dan tertuju pada taman di belakang rumah

"Papah tadi udah nelpon temen kamu si radit buat ngajak kamu jalan"ucap papah

Aku menoleh pada papah dan menatapnya

"Cindy maunya gilang"ucapku dengan suara lirih

Papah menghela nafas nya lalu berjalan menuju diriku dan mulai memelukku

"Gilang memang harus kembali bersama keluarganya"ucap papah mencoba memberiku pemahaman

"Apa kita bukan keluarganya? Dari kecil dia udah dirawat disini bahkan dibiayai sampai SMA. Kenapa mereka baru dateng sekarang? Kenapa papah sama mamah mengiyakan gitu aja?"tanyaku

"Maafin papah sama mamah, tolong mengerti cindy. Gilang memang harus kembali ke keluarganya"jawab papah

"Sarapan dulu ya"ucap mamah

"Taruh aja disini nanti cindy makan"jawabku dengan nada kesal tanpa menoleh pada mamah

Mataku kembali berfokus pada taman di belakang rumah, hanya pemandangan tersebut yang dapat membuatku sedikit tenang.

Papah dan mamah lalu meninggalkan ku dari kamar.

"Cin"ucap seseorang yang membuatku menoleh padanya, gilang.

"Gilang?"tanyaku tak percaya

"Jangan dibiasain marah-marah sama orang tua"ucapnya lalu duduk pada sofa di hadapanku

"Aku kangen kamu gilang"ucapku

"Aku juga"ucapnya lalu berjalan menuju meja belajarku
"PR nya udah di kerjain?"tanya gilang

"Ada soal yang aku gak ngerti"ucapku

"Mana? Sini biar aku bantu"ucap gilang

Aku lantas beranjak dengan antusias menuju rak buku ku mencari buku tugas biologi ku.

"Ini, gilang"ucapku menyerahkan buku pada... halusinasiku.

Aku meneteskan air mataku sembari melempar buku tugasku asal.

"Kok di lempar bukunya?"tanya gilang yang lagi lagi muncul

Ia berjalan ke arahku sembari membawa buku tugas yang sudah ku lempar. Ia duduk di meja belajar sembari membuka buku tugasku.

"Waktu itu aku pernah buatin rangkuman, gak di baca?"tanya gilang

"Gilang, please stop!"ucapku dengan nada frustasi

"Nanti bu guru marah lagi kalau kamu gak ngerjain, ayo sini kerjain"ucap gilang

"Gilang! Please stop! Pergi!"ucapku kesal karena aku tau aku hanya sedang berhalusinasi

"Gak akan, aku mau ngerjain tugas kamu. Aku gamau besok kamu di hukum"ucap gilang sembari terus mengerjakan tugasku

"Pergi!!!!!!"teriakku sembari melempar buku lainnya pada... halusinasiku

Aku mendapati mamah dan papah yang berlari ke arahku dan sudah memelukku.
Aku llu tersadar dan melihat sekelilingku, meja belajar ku kosong dan buku tugasku masih ada di lantai.

Aku sudah benar-benar tidak kuat dengan halusinasiku. Aku muak! Harus terus-terusan seperti ini!

Aku memeluk mamah erat dan mulai menangis

"Mamahhh hiks"ucapku sembari terisak
"Gilang, mah"sambungku

"Shusstt shusstt sayang, udah yaa. Mamah gabisa liat kamu kaya gini setiap hari"ucap mamah dengan ekspresi sedihnya

"Gilang mana mah?"tanyaku yang masih menangis

Mamah dan papah masih tetap tidak menjawab. Aku kesal!

"Gilang, mah! Cindy mau sama gilang"ucapku yang sudah tak peduli jika mamah dan papah berpikir macam-macam soal hubunganku dan gilang

"Apa kamu berhubungan sama gilang?"tanya mamah yang membuatku terdiam sejenak

Aku harus jujur mengenai perasaanku bukan?

A LOVE SO FREE [18+] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang