13

19K 970 26
                                    

Sabtu pagi
10:35 WIB

Aku tengah berada di ruang keluarga bersama gilang bermain game bersama sembari menunggu kencan malam nanti.

"Gilang, ada temen kamu tuh di depan"ucap mamah pada gilang

"Siapa tante?"tanya gilang

"Sonya katanya"jawab mamah yang membuatku membulatkan mata

"Oh iya tante, makasih. Saya langsung ke depan"ucap gilang yang di angguki mamah, mamah lantas pergi meninggalkan kami.

Seperginya mamah aku lalu menggenggam tangan gilang dan menatapnya seakan-akan tidak rela ia pergi bertemu sonya

"Bentar ya, mungkin ini soal olimpiade. Tunggu aja disini"ucap gilang lalu pergi menuju pintu utama.

Jelas saja aku tidak akan menurutinya kali ini, aku akan pergi mengikuti gilang dan menguping pembicaraan mereka.

Sampailah aku di dekat ruang tamu dan melihat sonya dan gilang yang tengah berdua disana.

"Ada apa sonya?"tanya gilang

"Aku mau ngajak kamu belajar bareng"ucap sonya yang membuat gilang mengernyitkan dahi begitupun denganku.
Tampilannya saja seperti hendak jalan-jalan, pasti ini akal akalan nya saja!

"Aku gabisa sonya, aku ada acara habis ini"ucap gilang

"Tapi ini untuk kepentingan olimpiade gilang, lagipula kamu gamau dapat tutor tambahan? Itu kan dibutuhkan"ucap sonya yang membuat gilang terdiam sejenak

Ck! Bodoh! Awas saja jika gilang bertindak bodoh.

"Ayolah gilang"ucap sonya memohon.

Ck! Tidak akan kubiarkan hal ini terjadi.

Aku lantas berlari menuju taman belakang lalu mulai berpikir untuk mencari sesuatu yang keras. Mataku melihat penjuru taman mencari benda keras dan bertemulah dengan batu bata sisa pembangunan baleho belakang rumah.

Aku mengambil batu tersebut dan mulai meletekannya di depanku, aku memandangi sekitar dan langsung memukul kan tanganku pada batu bata tersebut ya ala ala latihan karate walaupun aku anak taekwondo.

Aku berteriak kecil merasakan sakit yang luar biasa pada tanganku, ck! Gagal sudah mencari alasan.

Aku lalu berjalan lemas menuju ke dalam rumah dimana aku mendapati gilang yang tengah meminta izin pergi pada mamah.
Aku membulatkan mata melihat hal tersebut.

"Aaawww!!"ucapku seperti orang kesakitan sembari memegangi perutku. Hal tersebut membuat mamah dan gilang menoleh ke arahku dan mendekatiku dengan ekspresi cemasnya

"Kamu kenapa sayang?"tanya mamah

"Perut cindy sakit banget mamah"jawabku berbohong

"Sakit? Yaampun. Ayo duduk dulu biar mamah buatin teh hangat"ucap mamah namun ku tahan

"Cindy maunya gilang yang buatin teh hangat buat cindy"rengekku

"Sayang, gilang harus pergi untuk belajar persiapan olimpiade"ucap mamah

"Gamau! Gilang harus nemenin cindy, mamah! Waktu itu aja cindy sakit perut terus gilang bikinin teh anget eh langsung sembuh"ucapku

"Cin, jangan gitu. Gilang butuh kelas tambahan untuk olimpiade"ucap mamah padaku

"Yaudah biarin aja cindy sakit! Gausah peduliin cindy"ucapku yang membuat gilang cemas
"Awww aduhh sakitt!!!"ucapku melebih-lebihkan.

"Yaudah tante biar saya buatin teh anget untuk cindy. Lagipula tanpa kelas tambahan gak masalah kok"ucap gilang mengalah

"Yaudah biar tante bilang ke temen kamu, kalau kamu gajadi ikut"ucap mamah kemudian pergi meninggalkan kami

Gilang lalu berjalan untuk menyeduh teh hangat. Selesainya gilang membuat teh ia lalu memberikan teh tersebut padaku namun tak ku pedulikan. Aku justru menatapnya kesal lalu pergi menuju kamar ku di lantai atas.

*****
Kamar cindy

Aku berbaring di atas kasurku sembari menggunakan selimutku dan mengumpat kesal karena gilang sangat mudah untuk diajak pergi oleh sonya.

Gilang mengetuk pintu lalu masuk ke kamarku sembari membawakan teh hangat yang sudah dibuatnya tadi. Ia meletakannya di atas nakas sebelah tempat tidurku

"Minum dulu tehnya biar gak sakit"ucap gilang sembari membuka selimutku

"Aku gak sakit"ucapku dengan nada kesal yang membuat gilang mengernyitkan dahi

"Loh terus kenapa tadi bilang sakit?"tanya gilang

"Ya supaya kamu gak pergi sama si sonya itulah! Lupa kamu? Kita ada kencan nanti malam?"tanyaku

"Cin, aku sama sonya cuma sebentar. Aku pasti inget mengenai kencan nanti malam"jawab gilang

"Halah! Palingan juga akan lama sama dia! Kamu aja di tipu dia percaya"ucapku

"Ditipu apa? Kamu nih jangan sembarangan ngomong"ucap gilang menegurku

"Kamu gak liat baju dia aja tuh kaya mau jalan mau main bukan mau belajar! Masih aja sok gak ngerti"ucapku kesal

"Mulai lagi?"tanya gilang dengan nada kesalnya padaku

Aku terdiam sejenak lalu menatap gilang tajam

"Apa? Kamu mau bilang aku mulai egois? Terserah deh gilang terserah! Kamu mau pergi sama sonya juga terserah!"ucapku lalu berbaring memunggungi gilang

Aku mulai terisak dan menangis dimana hal tersebut membuat gilang menjadi merasa bersalah.

"Aku gak akan gitu, maaf"ucap gilang sembari mengelus lenganku

"Semakin kesini kamu semakin sering nyalahin aku!"ucapku sembari sesenggukan

"Shusst shusst udah ya, aku minta maaf"ucap gilang

"Kamu coba aja tanya dan minta sonya jujur pasti bener kata aku! Dia cuma mau ngajak kamu jalan!"ucapku kesal

"Shusstt udah ya sayang, nanti mamah kamu denger loh kalau kamu nangis"ucap gilang

"Biarin aja dia denger! Bilang aja sakit perut aku udah kritis!"ucapku yang terdengar mulai sangat melebih-lebihkan. Jika sedang emosi apa yang keluar dari mulutku benar-benar memalukan.

"Sayang, nanti malem kan kita mau kencan. Udah yaa nangisnya"ucap gilang terus menenangkan ku dan mencoba membujukku agar berhenti menangis

"Gamau!"ucapku sembari sesenggukan

Hingga tak lama pintu terbuka dan muncullah mamah

"Kalian lagi ngapain?"tanya mamah dengan nada curiganya pada kami

Deg!
Aku lantas mendorong gilang untuk menjauhi tubuhku. Ck! Gawat! Sandiwaraku hancur sudah di depan gilang diganti dengan masalah lainnya.

A LOVE SO FREE [18+] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang