Hingga sore hari, gilang belum juga pulang. Ia memaksa untuk tetap berada di rumah ini dengan alasan ingin bertemu dengan calon suamiku.
Jelas itu membuatku kesal!
Mengenai calon suami, itu hanya akal-akalan ku saja. Aku tidak memiliki calon suami! Bahkan dekat dengan laki-laki lain saja pun tidak.Selama ini aku hanya fokus dengan naufal dan tidak pernah terbesit untuk mencari laki-laki.
"Mamahh"ucap naufal yang membuatku menoleh pada sumber suara tersebut
Aku melihat gilang tengah menggendong naufal yang baru saja mandi. Ia mengulurkan tangannya ingin berada di pelukanku. Aku lantas mengambilnya dari gendongan gilang.
"Ayo makan dulu"ucap gilang sembari membawaku menuju dapur
Ia memang memasak untuk malam ini.
Ia memasak ayam panggang yang entah ku tidak tau bagaimana ia mengetahui cara memasak hal tersebut.Aku mendudukan gilang di kursi meja makan, aku mengambil piring dan langsung mengambilkan nasi juga lauk untuk gilang lalu menyuapinya.
"Enak"puji naufal pada makanan ini
"Iya kan papah yang masak"ucap gilang yang membuatku terbatuk. Apa katanya? Dia menyebut dirinya papah? Kurang ajar!
"Jangan sembarangan nyebut diri kamu papah di depan naufal"ucapku pelan
"Kenapa? Aku memang papahnya kan"ucap gilang
"Jadi mana calon suami kamu? Sampai sekarang belum juga sampai"sambungku"Aku cancel, aku gamau saat bertemu dengan dia diganggu seseorang. Aku ingin punya waktu berdua dengan dia"ucapku yang membuat gilang terlihat emosi
"Papah, mau saos"ucap naufal pada gilang
Aku berdecak kesal!
"Jangan sembarangan manggil papah, naufal"ucapku pada naufal
"Tapi itu papah"ucap naufal menunjuk gilang
"Iya, kenapa sih cin?"tanya gilang padaku
Ingin rasanya aku memarahi gilang namun sedang berada naufal disini. Aku tidak ingin naufal melihat pertengkaranku dengan gilang.
Aku harus menunggunya naufal tidur terlebih dahulu.*****
Malam harinyaGilang baru saja menidurkan naufal di kamarnya dan kembali ke ruang keluarga masih dengan kemeja yang ia pakai dari tadi siang.
"Jangan pernah kesini lagi gilang!"ucapku tegas
"Aku serius soal ini! Aku gamau naufal berharap sama kamu"sambungku"Naufal gak akan berharap kalau kamu mau aku bertanggung jawab"ucap naufal
"Kamu mau bertanggung jawab? Apa keuangan kamu sudah mencukupi?"tanyaku
"Kamu sendiri kan yang bilang kamu gak mau bertanggung jawab karena masalah keuangan, jadi sekarang kamu merasa keuangan kamu udah mencukupi gitu?"tanyaku"Iya"jawab gilang
"Apa bisa membayar ganti biaya masa kehamilanku, lahiran, dan 3 tahun membesarkan gilang?"tanyaku
Ia terdiam
Jelas! Ia hanya seorang dokter umum, memangnya berapa banyak yang bisa ia hasilkan sebulan?"Kamu gak akan bisa! Jadi lebih baik jangan sok mau bertanggung jawab"ucapku ketus
"Aku ada pekerjaan sekarang, aku bisa memenuhi kebutuhan kamu"ucap gilang
"Kebutuhan yang mana gilang?"tanyaku
"Aku gamau menikah dengan seseorang yang gak bisa mencukupi aku. Aku takut nantinya gak bisa memenuhi kebutuhan anak aku"sambungku menyindir gilang dengan kalimat persis yang ia ucapkan saat dulu lepas tanggung jawab"Beri aku kesempatan cin"ucap gilang
"Aku akan ambil pendidikan spesialis dan yakin akan bisa mencukupi semua kebutuhan kamu"sambung gilang yang membuatku tertawa"Kamu mau sekolah lagi?"tanyaku
"Yang ada itu akan jadi alasan kamu lagi, saat nanti kamu gak becus maka kamu pasti akan bilang kamu sedang sibuk sekolah dan tolong jangan di ganggu karena kamu mau seperti orang lainnya yang bisa kuliah tanpa beban, begitu kan?"sambungku berbicara dengan apa yang persis ia ucapkan juga saat ituGilang menghela nafasnya berat, ia menatapku seperti memohon
"Cukup gilang, jangan seperti ini lagi"ucapku
"Udah malam, silahkan kamu pulang. Aku gamau tetangga berpikir macam-macam tentang kita"sambungkuIa bangkit dari tempatnya lalu pergi meninggalkan rumahku dengan memesan ojek online.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Keesokan harinya
Pagi hariAku baru saja selesai memandikan naufal dan tengah memberinya sarapan
"Ayo buka mulutnya"ucap naufal yang masih tetap diam sembari menonton serial kartun favoritnya.
Aku mendekatkan sendok tersebut dan mencoba untuk tetap memberinya makanan namun naufal menolak. Ia menatapku kesal dimana itu mengingatkanku pada gilang saat masih kecil. Tatapan mereka benar-benar mirip.Naufal lantas berdiri dan mulai berlari membawa mainannya.
Aku lelah dengan drama sarapan pagi seperti ini."Naufal kalau nakal, mamah gak beliin mainan lagi!"ucapku pada naufal yang tidak digubrisnya
Tokk tokkk
Pintu rumah terkut, aku mengernyitkan dahi berpikir siapa yang bertamu di pagi hari sekali? Apa radit?
Aku membuka pintu tersebut dan menunjukan ekspresi kesalku karena melihat gilang yang datang.
Naufal yang tak sengaja melihat kedatangan gilang lantas berlari dengan antusiasnya pada gilang seperti menyambutnya"Ayo papah!!!"ucap naufal menarik gilang
"Aku masuk ya cin?"tanya gilang
"Hm"jawabku dengan terpaksa
Gilang lantas berjalan mengikuti arah perginya gilang dimana mereka menuju ruang keluarga. Aku mengikuti mereka dari belakang
"Ini makanan siapa?"tanya gilang padaku
"Naufal"jawabku tak menatap gilang
"Kok gak dimakan?"tanya gilang
"Naufal sarapannya kenapa gak di makan?"tanya gilang dengan nada lembutnya pada naufal"Males"jawab naufal sembari mengerucutkan bibirnya
"Sini biar papah suapin"ucap gilang
"Mau"ucap naufal antusias
Aku membulatkan mataku melihat hal ini, benar-benar anak ini! Dia lebih memilih disuapi oleh orang brengsek seperti gilang dibanding aku mamahnya yang merawatnya sendirian selama ini.
"Kamu ngapain kesini?"tanyaku ketus pada gilang
"Aku gak ada jadwal praktek hari ini, jadi aku mau ketemu naufal"ucap gilang
"Aku udah bilang gilang! Jangan kesini lagi!"ucapku
"Aku mau ketemu naufal, aku juga mau ketemu kamu"ucap gilang
"Sebaiknya aku memang harus cepat cepat menikah dengan calon suamiku agar kamu tau batasan!"ucapku menatap gilang tajam
KAMU SEDANG MEMBACA
A LOVE SO FREE [18+] (COMPLETED)
Romance(COMPLETED) Kisah percintaan seorang gadis yang egois dan posesif dengan seorang laki-laki cuek dan kurang mengerti perasaan wanita.