8

21.8K 1K 17
                                    

Aku dan radit berada di gedung olahraga hingga sore hari yang berarti kami melewatkan 3 mata pelajaran. Aku dan radit memang tidak memiliki ketertarikan dengan belajar, aku lebib fokus pada taekwondo sedangkan radit memang hanya ingin berleha-leha ya maklum saja ia merupakan anak bos minyak yang kekayaannya tidak akan habis-habis jadi apapun yang terjadi ia tak akan pernah berpikir untuk mencari uang.

"Gue mau beli porsche"ucap radit yang membuatku membulatkan mata

"Woahh! Gilaa tajir banget lo"ucap ku pada radit

"Lebay! Duit lo juga banyak kali"ucap radit

"Belum waktunya gue menghabiskan milyaran untuk mobil"ucapku

"Nanti pake aja mobil gue, santai. Kita udah sahabatan dari lama jadi gue percaya sama lo"ucap radit yang membuatku tersenyum

"Emang deh cuma lo sahabat gue yang paling bisa diandalkan"ucapku masih terus berbaring di lapangan basket indoor dan menatap langit langit gedung ini bersama radit.

"Jadi laper"ucap radit lalu beranjak dari posisinya menjadi duduk akupun mengikuinya

"Ayo deh pesen makanan"ucapku sembari mengeluarkan ponselku, aku lalu menelpon restaurant jepang yang berada di dekat sekolah dan memesan beberapa makanan.

"Berapa?"tanya radit

"Santai aja, udah gue bayarin"jawabku

"Makasih"jawab radit

20 menit kemudian, makanan pun tiba dimana radit mengambil makanan tersebut ke pos satpam di depan sekolah dan kembali ke gedung olahraga untuk dimakan bersama diriku.

sembari makan kami lantas banyak berbicara mengenai hidup kami masing-masing dan saling bercanda. Hingga tak lama muncullah gilang yang datang dengan menggendong tas nya dan membawakan tasku

"Cin"panggil gilang padaku yang hanya kulirik sekilas

Ia lalu duduk di sebelahku dan memberikan tas milikku.

"Kok gak masuk kelas?"tanya gilang

"Terserah aku"jawabku

"Gimana gilang? Enak belajar bareng sonya?"tanya radit sembari tertawa, gilang menatap radit bingung.

"Gue sama sonya belajar untuk olimpiade kok gak lebih"jawab gilang

"Yaa emang iya, gue juga ngomong gitu kok emangnya lo mikir kemana?"tanya radit sembari terkekeh

"Cin, mulai besok aku berangkat sendiri aja karena jam aku ke sekolah udah beda"ucap gilang yang ku angguki

"Yaudah"jawabku datar

"Setiap istirahat aku akan ke kelas buat makan sama kamu"ucap gilang

"Gak ke kelas juga gpp, fokus aja sama belajar kamu biar menang nanti"ucapku tanpa menoleh ke arahnya

"Kamu gak marah kan?"tanya gilang

"Aku percaya kok kamu setia jadi aku harusnya gausah takut"ucapku sembari memakan makananku

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Keesokan harinya

Gilang ternyat mengikuti perkataanku bahwa ia tak perlu bertemu dengan ku saat istirahat, ck! Aku menyesal telah berkata seperti itu. Aku kan merindukannya!

"Ngelamunn teruss, kesambet lo ntar"ucap radit

"Kangen gilang"ucapku

"Ck! Gilang mulu kaya gak ada cowo lain. Dia lagi sibuk belajar tuh"ucap radit

"Jadi gak mood belajar"ucapku

"Lo kapan sih mood belajar cin? Tugas lo aja gilang yang ngerjain"ucap radit sembari terkekeh, aku lantas menatapnya dan memukul bahunya hingga ia meringis
"Sumpah sakitt banget"ucap radit sembari mengelus bahunya

"Berisik lo!"ucapku

"Tapi tenang aja mulai sekarang lo akan punya temen cabut kelas, jadi santai aja"ucap radit

"Ayo ikut gue"ucapku lalu beranjak dari tempat duduk dan pergi meninggalkan kelas yang kemudian di susul oleh radit.

Aku dan radit berjalan menuju kelas gilang dan sonya karena penasaran dengan apa yang mereka lakukan.

Dari jendela aku melihat mereka tengah makan bersama dan juga mengobrol, itukan seharusnya yang aku lakukan sekarang.

Aku dan radit lantas memasuki ruang kelar tersebut dan membuat gilang serta sonya menatap ku juga radit.

"Enak ya makan"ucap ku lalu duduk di sebelah gilang

"Kamu udah makan cin? Mau makan bareng?"tanyanya padaku

"Udah! Makan di kantin sih bukan cathering gini"ucapku

"Hm baru sadar, kok cathering ya? Kenapa gak makan di kantin aja?"tanya radit

"Gue gatau, tapi kepsek udah nyediain"ucap sonya

"Padahal cuma ikut olimpiade aja tapi diperlakukannya kamu mau ikut pilpres"ucap radit sembari tertawa, aku sepertinya paham maksud radit.

"Anaknya donatur aja makan di kantin ya dit"ucapku pada radit

"Iya bener"ucap radit

Gilang hanya terdiam, ia pasti merasa tidak nyaman setelah kami berbicara hal seperti itu.

"Lo mau juga gak cin, cathering gini?"tanya radit

"Mau lah"jawabku

"Biar gue ngomong sama nyokap gue nanti, supaya dia bisa ngomong sama kepsek"ucap radit

"Makasih radit"ucapku pada radit sembari tersenyum

"Iyaa santai aja"ucap radit

"Kalau kalian mau, mulai besok makanan aku buat kalian aja"ucap gilang

"Bukan persoalan kalian gak boleh makan cathering, gilang. Tapi soal keadilan, masa iya anak donatur gak dikasih juga padahal tanpa donatur gak akan ada tuh kelas khusus untuk hal semacam olimpiade"ucap radit lalu memperhatikan ruang kelas ini dengan teliti

"Enak ya kelasnya punya akses toilet sendiri, udah gitu dapet cathering dan dapet tutor khusus"sambung radit

"Kalau lo gak suka, lo tinggal bilang ke kepsek"ucap sonya

"Emang gasuka! Makanya gue akan minta nyokap gue bersama donatur lainnya membicarakan soal ini!"ucap radit

Tak lama bel pun berbunyi

"Ayo cin kita balik ke kelas kita yang gak sebagus kelas ini"ucap radit yang ku angguki

"Cin, nanti pulang sekolah aku akan ke kelas ya"ucap gilang

"Gak ke kelas juga gpp, fokus aja sama belajar kamu"ucap ku lalu pergi bersama radit meninggalkan kelas ini

Sepanjang jalan kami terus membicarakan mengenai perlakuan spesial sekolah pada gilang dan sonya.

"Gue pastiin kita para anak donatur akan dapat perlakuan lebih spesial"ucap radit

"Nanti gue akan ngomong ke nyokap juga"ucapku

A LOVE SO FREE [18+] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang