13

924 146 4
                                    

"Ini Wony kak" Yujin diem, dia emang gak ngeliat siapa yang nelpon sebelumnya.

"Oh, iya dek. Kenapa?" tanya Yujin sambil ngusap kepalanya pelan, pusing karena efek kehujanan.

"Bisa anterin Wony besok? Aku mau berangkat sama kakak ke sekolah."

"Bisa kok, besok aku jemput ya"

"Kakak sakit? Kedengerannya lemes gitu." Wonyoung di sebrang sana panik denger suara Yujin.

"Gapapa kok, cuma pusing biasa. Besok pagi juga sembuh."

"Kalo kakak sakit, Wony ke sana."

"Gak usah dek, udah malem. Besok kamu sekolah kakak anter."

"Iya, kalo gitu istirahat sekarang. Biar sembuh besok."

"Iya-iya bawel, kakak matiin ya?"

"Hmm"

"Goodnight"

Yujin simpen hpnya terus tidur. Awalnya emang susah karena kepalanya bener-bener sakit. Sebenernya Yujin gak kuat hujan, cuma mau gimana lagi.

Yujin paksain buat tidur, pasang alarm supaya dia bisa bangun buat nganterin Wonyoung besok.





























































Yujin berhasil bangun berkat bantuan alarm. Dan ternyata sakit kepalanya gak ilang meskipun dia tidur awal.

Yujin paksain buat mandi dan siap-siap. Dia gak mau Wonyoung telat nanti karena dia lelet.

Cuma pake kaos polos sama celana jeans, Yujin ambil kunci motornya terus jalan keluar kamar.

"Jin, kelas pagi?" sapa Sian yang kebetulan juga baru keluar dari kamarnya, mau berangkat kerja.

Baru aja Yujin mau jawab, Sian udah ngomong lagi.

"Lo pucet, Jin. Istirahat dulu aja hari ini, lo terlalu rajin pagi-pagi gini udah berangkat ngampus."

"Gue mau anterin Wonyoung ke sekolah, bang. Udah janji."

"Tapi lo pucet gitu, Jin. Bahaya."

"Gapapa, bang. Doain aja gue sama Wonyoung selamat nanti." kata Yujin terus pergi.

Yujin coba tarik nafas panjang sebelum berangkat, doa singkat supaya selamat nantinya.

Dalam beberapa menit, Yujin sampe dengan selamat di rumah Wonyoung. Nunggu cewe itu keluar dari rumah, Yujin nopang kepalanya di tangki motor pake kedua tangan.

Pijet kecil kepalanya, harapan Yujin supaya pusingnya ilang.

Gak lamaan, yang ditunggu keluar juga. Wonyoung sekarang jalan ke arah Yujin sambil gendong tas putihnya.

"Ha-Kak? Kakak beneran sakit?"

Yujin buru-buru ubah posisinya jadi tegak lagi, ngebuat kepalanya makin pusing.

"Kakak pucet." Wonyoung panik liat keadaan Yujin.

"Ayo aku anterin."

"Aku gak mau sekolah." kata Wonyoung tegas.

"Kenapa?"

"Kakak sakit, Wony temenin kakak hari ini sampe sembuh."

Yujin senyum kecil, "Aku gapapa, dek. Mending kita berangkat, gak baik bolos sekolah."

"Pokonya aku gak sekolah, bawa masuk motornya." kata Wonyoung terus cewe itu balik lagi masuk ke dalem rumah.

"Kak, buruan!" cewe itu setengah teriak.

Terpaksa Yujin bawa masuk motornya, terus ikut masuk ke dalem rumah.

"Loh? Wony gak sekolah?" tanya asisten rumah tangga yang kebetulan baru aja mau keluar buang sampah.

"Gak dulu, bi. Wony belajar di rumah aja."

Abis itu Wonyoung narik Yujin, cowo itu pasrah aja dibawa sama Wonyoung naik tangga.

Ternyata Wonyoung bawa Yujin ke kamarnya. Langsung bawa Yujin masuk, lempar asal tasnya ke sofa yang ada di kamar.

"Tidur"

"Hah?"

"Tidur ih!" Wonyoung bawa Yujin ke kasurnya, suruh Yujin buat tidur.

"Aku ambil obat dulu di bawah, jangan kemana-mana."

Yujin yang sekarang udah tiduran di kasur Wonyoung cuma bisa pasrah. Sesekali merem karena kepalanya sakit.

Yujin ambil hpnya di kantong karena terus-terusan geter. Ternyata ada telpon dari mamanya di desa.

"Halo ma?"

"Halo? Kamu sakit, nak? Lemes gitu suaranya." kata suara dari seberang sana.

"Cuma pusing biasa kok, nanti juga sembuh. Mama sama papa apa kabar?"

"Mama sama papa baik-baik aja di sini, kamu jaga kesehatan ya, Jin."

"Jangan pelit-pelit sama diri kamu sendiri, kamu juga butuh seneng-seneng supaya gak stress." kata mamanya lagi.

"Iya, ma. Yujin makan enak terus kok di sini." bohong banget, padahal dia kalo gak makan abon, ya cuma makan orek tempe yang dibeli di warteg.

"Yaudah kalo gitu, mama mau ke sawah dulu. Jangan lupa istirahat ya"

"Mama juga jangan terlalu cape, nanti Yujin usahain pulang."

Yujin simpen hpnya setelah selesai telpon sama sang mama.

"Abis nelpon siapa tuh?" kata Wonyoung yang ternyata udah berdiri di pintu. Tangannya bawa nampan yang isinya bubur, minum, sama obat buat Yujin.

"Mama, dek. Tadi nanyain kabar."

"Makan dulu, abis itu minum obatnya terus tidur."

"Tapi aku harus kuliah."

"Makanya cepet makan terus minum obatnya. Istirahat bentar nanti berangkat sama Wony bareng supir."

Yujin cuma bisa pasrah aja disuapin Wonyoung. Ya meskipun agak enek, seengganya Yujin bakalan baikan nantinya.


































Berulangkali Minju nyoba buat telpon Yujin, tapi gak diangkat sama sekali. Minju agak kesel sama Yujin yang lupa sama temennya sendiri gara-gara punya pacar.

"Mentang-mentang punya pacar." kata Minju pelan. Masa Yujin sampe gak kuliah karena pacaran, itu yang ada di pikiran Minju sekarang. Padahal Yujin ambis banget kalo di dalem kelas, sampe gak mau terus kalo diajak ngobrol bentar sama Minju.

"Siapa punya pacar?"

"Eh? Itu temen gue punya pacar terus pamer mulu di grup angkatan" kata Minju ke cowo di sebelahnya, Hyunjin.

"Mungkin dia kesenengan punya pacar." Hyunjin berhentiin mobilnya di depan rumah Minju.

"Mau mampir?"

Hyunjin geleng pelan, "gue masih harus balik ke kampus, ada beberapa hal yang harus gue urusin."

"Yaudah kalo gitu, hati-hati ya." kata Minju terus turun dari mobil Hyunjin.

Minju ngeliatin mobil Hyunjin yang mulai ngejauh, "Emang gak salah gue suka sama dia, rajin banget sore kaya gini masih ke kampus."

Baru aja masuk ke dalem rumah, seketika Minju keinget lagi sama Yujin. Pengen nyamperin ke kos-an tapi gak enak sama bu Joy karena dia sering ke sana.

Jadilah Minju matiin hpnya, ga peduli meskipun Yujin nelpon dia nanti atau apa. Pokonya besok Minju mau marah-marah sama cowo itu.

"Awas aja lo, Yujin."




























Tbc

HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang