"Ck, kok gak diangkat sih?" Wonyoung masih belum tidur. Cewe itu nunggu kabar dari Yujin, chatnya dari tadi belum dibales sama sekali.
"Apa belum sampe ya?" cewe tinggi itu lirik ke luar jendela kamarnya, hujan. Tiba-tiba perasaan Wonyoung gak enak. Sampe ada satu ketukan di pintu kamarnya, sang papi.
"Ganti baju kamu, kita ke rumah sakit." katanya buru-buru
"Hah? Hujan, Wony gak mau ikut"
"Anak buah papi bilang kalo Yujin kecelakaan."
"Apa?!"
Dan setelah itu Wonyoung ganti bajunya terus susul sang papi ke mobil. Wonyoung khawatir banget sama kondisinya Yujin sekarang.
Gak butuh waktu lama buat sampe di rumah sakit. Wonyoung lari kecil ngikutin papinya ke ruangan dimana Yujin sekarang.
Wonyoung buka pintu ruangan VIP di depannya buru-buru. Bisa dia liat Yujin di dalem sana, dijaga sama dua anak buah papinya.
Kondisi Yujin sekarang, tangan kanannya digips karena patah. Juga satu perban di pelipisnya.
Wonyoung langsung jalan ke arah Yujin dan peluk leher cowo itu.
"Kenapa gak hati-hati sih?" tanya Wonyoung, matanya udah berkeping-keping.
Eh berkaca-kaca
"Aku gapapa kok, jangan nangis." Kata Yujin setelah Wonyoung lepas pelukannya.
"Tapi itu tangannya, ini juga di perban."
"Sstt, udah gapapa."
Di luar ruangan, papi Wonyoung nunggu bareng sama anak buahnya.
"Menurut kalian, saya harus relain Wonyoung sama anak itu?"
Waktu udah nunjukin jam 8 pagi dan Wonyoung masih tidur, tangannya megang tangan Yujin dari semalem.
Sebenernya Yujin gak tega buat bangunin. Cuma dia lebih gak tega karena posisi tidur Wonyoung yang menurut dia gak enakin banget.
Pelan-pelan Yujin tarik tangannya, cuma Wonyoungnya udah kebangun duluan.
"Kamu gak sekolah?"
"Ngapain juga sekolah, lagian ada kakak disini."
Yujin senyum tipis, "Cuci muka sana, terus pulang."
"Kakak ngusir aku?"
"Emang kamu gak mau mandi?"
"Biarin, gini aja udah cantik." kata Wonyoung pede.
"Iya sih, emang cantik." Yujin bilang kaya gitu tanpa ngeliat ke arah Wonyoung. Dia tau kalo cewe itu bakalan malu setelahnya.
"Ck apaan sih."
Wonyoung masih gak bergerak, tangannya juga masih mengang tangan Yujin. Dia gak mau cowo itu pergi lagi, meskipun sekarang Yujin emang gak akan kemana-mana.
Gak lamaan, pintu ruangan Yujin kebuka dan masuk salah satu dokter ke ruangan itu.
"Selamat pagi, gimana keadaannya?" tanya dokter yang Wonyoung sempet lirik namanya,
Chaewon.
"Baik dok, cuma masih sedikit pusing."
Dokter itu sempet lirik ke tautan tangan dua orang di depannya dan kasih senyum tipis; read miris
Belum pernah pacaran soalnya, yang mau daftar sini.
"Itu karena benturan kamu kemarin, beruntung kamu pakai helm. Hari ini kamu udah boleh pulang, tapi masih harus banyak istirahat. Saya permisi."
"Makasih dok" kata Yujin terus senyum.
Dokter itu pergi, Wonyoung langsung pasang muka cemberut.
"Biasa aja dong liatin dokternya." katanya.
"Hehe, dokternya cantik dek" bales Yujin bercanda, dia suka banget godain Wonyoung.
"Makan tuh cantik"
"Hmm, iyaa. Jangan lama ya"
Chaewon, dokter muda itu simpen hpnya di tas. Setelah minta sepupunya buat jemput karena ada acara makan malam bareng keluarga, Chaewon keluar dari ruangannya.
Beberapa menit nunggu, Chaewon mulai ngerasa bosen. Sepupunya yang satu ini emang jago banget bikin orang nunggu.
"Cewe, sendiri aja nih"
Chaewon refleks mukul orang itu pake tas yang dia pegang, dan ternyata sepupunya.
"Eh-eh, santai dong bu dokter." katanya nahan tas Chaewon.
"Makanya gak usah ngagetin gitu."
"Iya, maaf. Sini tasnya." orang itu bawain tas Chaewon dan mereka jalan ke mobil.
"Gimana hari ini?"
"Ya gitu deh, biasa aja."
"Makanya punya pacar, biar gak gitu-gitu aja idup lo."
"Lo ngeselin ya" Chaewon ngegas, pengen banget gebukin sepupunya ini. Cuma karena sepupunya lagi nyetir, gak jadi.
"Tapi gue tiba-tiba pengen punya pacar sih." kata Chaewon.
"Kenapa?"
"Pengen aja" Chaewon sebenernya keinget salah satu pasiennya pagi ini. Yang gandengan sama pacarnya, mungkin(?)
"Lagian gue pernah ngajak lo buat kenalan sama temen gue, lonya sok nolak. Pake alasan sibuk mulu, lo butuh pasangan juga kali, inget umur."
"Tapi temen gue ilang sih, gue gak tau dia dimana."
"Ilang? Kenapa?" Chaewon kepo.
"Bukan ilang sih sebenernya, dia kabur. Gue udah nyari dia dimana-mana sama yang lain. Tapi tetep gak ketemu."
Chaewon ngangguk-ngangguk doang. Mobil itu berhenti di lampu merah dan Chaewon lirik sepupunya yang asik bales chat.
"Lo ngapain?"
"Ini, bales grup. Nanti malem mau lanjut nyari Yujin."
"Yujin?"
"Iya, dia temen gue yang kabur itu."
Chaewon ngerasa pernah denger nama itu sebelumnya. Dokter muda itu coba buat inget-inget lagi.
"Dia deket sama cewe kan? Yang tinggi itu?"
Hyewon, sepupu Chaewon alias temennya Yujin itu kaget. "Lo tau dari mana?"
"Kemaren ada pasien kecelakaan, namanya juga Yujin. Dia ditemenin sama cewe itu dari semalem."
"Kecelakaan?"
"Iya, tangannya patah. Gak terlalu parah kondisinya."
Hyewon buru-buru hubungin temen-temennya. Gimanapun caranya, mereka harus nemuin Yujin.
Tuh double update
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak
Подростковая литература"Gue gapapa bodoh, selagi bodoh karena suka sama lo"