L.O. 22

3.8K 504 30
                                    

Happy Reading

"Benar-benar tidak takut jika dirumah sendirian? Aku bisa menemani mu Boo."

"Aku baik-baik saja Hansolie.. Lagipula jika kau menemaniku disini bisa-bisa Noona memusuhi mu. Sudahlah pulang sana." Seungkwan menunjukkan gestur tangan mengusir pada Vernon.

  Oh sekarang mereka sedang berada di depan kediaman Seungkwan. Hari sudah jam 23.30 malam. Awalnya Seungkwan diminta untuk menginap saja di kediaman keluarga Chwe namun Seungkwan masih ingat Noona nya. Bisa-bisa Noona nya membunuh nya karena tak pulang.

"Tapi kau benar-benar tak apa kan?"

"Astaga... Choi Hansol-ssi.. pulang sana!" Ucap Seungkwan kesal. Kalian tahu sudah berapa kali manusia bernama Vernon itu menanyakan pertanyaan yang sama? Jawaban nya sudah 8 kali sejak mereka mulai meninggalkan Kediaman mewah keluarga Chwe. Seungkwan itu masih Lelaki! Mana mungkin ia takut hanya karena tinggal sendiri dirumah.

"Okok. Langsung tidur saja. Matamu sudah sangat mengantuk kan?"

"Hmm kau yang membuatku masih membuka mata. Pergi sana pulang." Usir Seungkwan -lagi-.

"Masuklah du--" "Pulang sana. Aku masuk setelah mobil mu hilang." "Tapi bahaya Boo. Kau masuk dulu--" "Ck. Hansolie.. aku sudah mengantuk. Tidak ingin berdebat! Sudah sana pulang!"

  Akhirnya Vernon mengalah. Ia mencium kening Seungkwan sekilas sebelum masuk kedalam mobilnya.

"Cepat masuk. Jangan terlalu lama diluar. Udara dingin--"

"Iya! Astaga! Kenapa kau mendadak sangat cerewet! Sana pulang!"

  Vernon terkekeh. Ia menaikkan kaca jendela mobil nya dan membunyikan Klakson (?) 2 kali sebelum meluncur meninggalkan Seungkwan.

"Dari tadi saja begitu kan mudah. Hrrrhrh... Ternyata dingin sekali..." Seungkwan mengusap lengannya. Ia agak berjinjit memastikan bahwa mobil Vernon telah hilang dari pandangan sebelum masuk kedalam rumah nya. Dan langsung menuju kamar. Persetan dengan sampah cemilan menumpuk di ruang tamu karena ulahnya dan Joshua kemarin malam.

  Dikamar nya Seungkwan langsung mengambil pakaian tidur dan handuk. Ia tidak berencana mandi hanya membilas badan saja sedikit. Dan kebersihan wajah yang sampai sekarang masih terpoles cantik.

Setelah Sekitar 15 menitan Seungkwan keluar dari kamar mandi dengan wajah lebih fresh. Ia memukul pelan pipinya saat berjalan menuju cermin yang ada di kamarnya. Ia harus memakai pelembab wajah sebelum tidur.

  Namun saat di depan Cermin bukannya menatap wajahnya, pandangan Seungkwan malah terpaku pada dua bercak merah keunguan yang ada di lehernya. Rona merah perlahan memenuhi pipinya hingga telinga.

"DASAR MESUM!! HANSOL BRENGSEK VERNON SIALAN CHWE!!!" Baiklah. Seungkwan tak terlalu bodoh untuk paham dari mana ia mendapatkan tanda itu.

Flashback On.

  Setelah puas menarik rambut Vernon yang tadi sudah kembali ditata rapi, Seungkwan duduk di kasur Vernon kembali mengatur nafas karena kegiatan menarik rambut Vernon-dengan tujuan agar si pemilik kepala sadar-ternyata cukup menguras tenaga. Suara rintihan Vernon yang kesakitan Seungkwan abaikan. Biarkan saja pria itu.

"Ah.. Hansolie. Mungkin sebaiknya aku kembali ke pesta. Kau sebaiknya nanti saja turun." Seungkwan berdiri. Hendak berjalan ke arah pintu namun tangan Vernon mencegatnya.

"Jangan. Kalau kau kembali ke pesta orang-orang akan makin yakin akan asumsi mereka mengenai kita. Ingat? Pakaian kita sama." Ah.. benar juga kata Vernon. Seungkwan memejamkan matanya mengumpati emosi Vernon dalam hati.

My Lover Online {VerKwan}[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang