Worst Day

9.8K 909 48
                                    

"Ya!! Sialan! Lehermu kenapa?!" Sora memekik melihat kondisi Hyeri. Ia tanpa sengaja melihat seorang cordi noona melenggang keluar dengan wajah yang sulit di artikan dari ruangan Hyeri. Sora yang awalnya tengah berbincang dengan Sutradara, pun segera masuk dan melihat apa yang telah terjadi. Tak biasanya pekerja yang merias Hyeri, mendadak pergi begitu saja. Apalagi meninggalkan Hyeri dengan wajah yang sangat tidak enak di lihat seperti tadi. Memang sih, Hyeri itu tak banyak bicara dan terkesan menyebalkan jika sudah serius. Tapi tak sampai membuat orang di sekitarnya bereaksi berlebihan seperti itu. Ia pun masuk dan mendapati Hyeri tengah menepuk-nepuk lehernya dengan concealer.

Awalnya Ia biasa saja. Namun saat langkah kakinya semakin mendekat, Ia benar-benar membulatkan matanya penuh, melihat beberapa bercak merah di leher gadis itu. Gila! Tentu saja Ia tak melihatnya tadi saat Hyeri datang. Gadis itu mengenakan turtle neck awalnya. Dan sekarang, memar-memar itu terlihat sangat jelas begitu Hyeri berganti pakaian. Dress maroon tanpa lengan yang Ia kenakan, memang terlihat cantik dan pas di tubuhnya. Hanya saja tetap terlihat aneh dengan beberapa bekas ciuman di lehernya itu. Beda lagi jika para pria yang melihatnya, mungkin saja, mereka akan langsung menyeret gadis itu ke atas ranjang.

"Jangan membahasnya lagi!" sentak Hyeri membuat Sora terdiam. Beberapa detik setelahnya, gadis itu memutar kursi yang di duduki oleh Hyeri, hingga membuat Hyeri sepenuhnya menatap ke arahnya. Hyeri merengut kesal, Ia melempar kapas di tangannya, dan meletakkan concealer itu dengan sedikit keras. "Akhh! Waeee?!"

"Kau? Sudah melakukannya?!" Hyeri memukul bahu Sora. Yang benar saja! Sora bahkan tak menyaring pertanyaan vulgarnya sedikitpun! Ia jadi teringat resepsi ulangnya dengan Taehyung. Sekaligus malam pertama yang membuat Ia benar-benar nyaris menghantam kepala pria itu dengan heels 7cm miliknya.



Flashback*

"Kau bersedia? Menjadikan Kim Hyeri, sebagai pendampingmu? Selalu menemaninya di saat suka maupun duka. Berjanji untuk tak menghianati pernikahan dan terus mencintainya dalam keadaan apapun?" Taehyung terdiam. Menaikkan satu alisnya, lalu dengan mantap menganggukkan kepalanya.

"Tentu. Saya bersedia!"

"Kim Hyeri, bersediakah kamu menjadi pendamping Lee Taehyung? Menjadi Ibu dari anak-anaknya, menemaninya dalam suka maupun duka. Berjanji tak menghianati sumpah pernikahan kalian, dan terus mencintainya dalam keadaan apapun?" Hyeri termangu. Ia dulu menjawabnya dengan lirih, karena Taehyung bahkan tak mau bersusah payah mengeluarkan suaranya. Namun kali ini rasanya berbeda. Dari cara pria itu menggenggam tangannya, cara Taehyung menjawab dengan lantang, entah mengapa begitu menggerakkan hatinya untuk ikut menjawab dengan tulus. Hyeri mengangguk,

"Saya bersedia–"

"Kau boleh mencium pasanganmu!" saat itulah, suara tepuk tangan terdengar riuh memenuhi Aula. Hyeri melihatnya, seluruh sahabat, teman, rekan kerja, bahkan kedua orang tuanya dan Taehyung hadir disana. Mereka menampilkan senyum dan tawa bahagia melihat Taehyung yang bersiap mencium Hyeri. Menarik pinggang gadis itu untuk mendekat, dan mulai menghadiahkan kecupan di bibir gadis itu. Awalnya hanya saling mengecup, dan kemudian, Taehyung mulai tergerak untuk menautkan lidah keduanya. Sungguh, Hyeri ingin menolak, ini ciuman keduanya dengan Taehyung. Ciuman yang benar-benar bisa di katakan sebagai sebuah ciuman. Saling membelitkan lidah, dengan kedua mata saling bertatapan.

Jika saja Ia tak mengingat situasi dan kondisi, mungkin Ia sudah mendorong tubuh tegap itu, lalu menginjak kaki Taehyung dengan sepatu hak tinggi miliknya. Taehyung benar-benar terlihat berbeda, bahkan pria itu memejamkan mata di tengah ciuman keduanya. Hingga sebuah suara yang Hyeri yakini milik Ahn Jimin. Salah satu sahabat Taehyung, membuat keduanya menghentikan aktifitas mereka, dan mulai memberi jarak di antara keduanya. Hyeri terlihat membuang muka dengan wajah memanas. Sedangkan Taehyung? Pria itu terlihat biasa saja, bahkan terlihat seperti tak pernah terjadi apapun. Demi Tuhan, rasanya Hyeri ingin mengutuk pria itu menjadi batu.

INTERLUDE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang