Why Not?

9.3K 1K 112
                                        

"Ya! Ada apa dengan senyum itu?! Kau gila?!" pria tampan itu reflek mengubah raut wajahnya. Demi Tuhan, Ia tak sadar jika Ia baru saja tersenyum. Ia berdehem pelan, mendadak canggung saat seseorang memergoki nya tengah melamun, dan tersenyum seorang diri layaknya orang gila.

"Ahn Jimin! Sudah berapa kali ku bilang? Ketuk pintu!"

"Telingamu saja sudah pindah ke pantat! Aku bahkan menggedor pintumu dan kau tak menjawab. Katakan! Ada apa dengan senyum itu? Ada apa Presdir Lee sepagi ini sudah menjadi trending hangat di Agensi? Kau tidak terjedot sesuatu dan gila mendadak kan?"

"Sudah? Kau tidak lelah berbicara seperti itu?" Jimin mendecih sinis. Taehyung sempat bertanya-tanya, apa pria itu tidak memiliki perkerjaan? Sepagi ini Ia sudah keluyuran ke kantor Taehyung. Dan lihat! Ia bahkan tak mengenakan pakaian formal, layaknya orang yang ingin pergi bekerja. Jika memakai sweater dan celana jeans seperti ini, Jimin benar-benar terlihat seperti bocah yang sedang bermain.

"Aku akan menikah!" Taehyung tersedak salivanya sendiri. Ia yang tadinya menopang dagu, dengan satu tangannya. Reflek menegakkan duduknya. Menatap Jimin dengan pandangan tak percaya. Apa katanya? Menikah?

"Mwo? Dengan siapa kau menikah? Memangnya kau punya kandidat?!" mendengar pertanyaan Taehyung, Jimin sontak melemparkan pulpen di atas meja Taehyung, tepat mengenai kepala pria itu. Membuat Taehyung mendesis kesakitan, dan menghadiahkan death glare-nya pada Jimin.

"Mentang-mentang kau sudah menikah, jangan mengejekku seolah tidak ada yang mau denganku!"

"Itu kenyataan, akhh sakit brengsek!" Jimin menunjukkan cengir tak berdosanya, lalu mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V. Lama keduanya terdiam dengan pemikiran masing-masing, hingga akhirnya, suara Taehyung kembali menginterupsi. Memecah keheningan, dan membuat Jimin menatap sedikit tak percaya ke arah Taehyung,

"Hyeri menciumku!" terkutulah mulutmu, Lee Taehyung. Dari sekian topik pembicaraan, kenapa kau harus mengatakan bagian itu? Menyadari kesalahannya, Ia mengalihkan pandangannya menjauh, dari tatapan Jimin. Ia mendadak kikuk. Kenapa Ia tak mengatakan jika, Ia akan mulai serius dengan Hyeri? Atau mengatakan, hubungan keduanga mungkin akan berjalan baik ke depannya. Kenapa harus, Hyeri menciumnya yang menjadi topik utama?

"Mwo?! Mworago?!"

"Ah lupakan!"

"Jadi?! Kau senyum-senyum seperti orang gila?! Menjadi topik hangat di Agensi, karena datang awal dan terus tersenyum sepanjang jalan. Karena Hyeri menciummu?!"

"Ya!! Ku bilang lupakan!"

"Wah, Tae! Kau benar-benar jatuh cinta dengannya?!" Taehyung menghela nafas panjang. Oh Ia mulai melupakan fakta, bahwa Jimin adalah pria yang tak bisa diam jika tidak mendapatkan apa yang Ia inginkan. Lee Taehyung, lagi-lagi kau tak bisa mengontrol dirimu! Taehyung menyadarinya, sejak Ia mengenal Hyeri, sejak Hyeri masuk ke dalam hidupnya. Ia seolah kehilangan jati dirinya, sedikit demi sedikit. Yang ada di pikirannya selalu, Hyeri-Hyeri dan Hyeri. Seolah gadis itu berhasil mendominasi otaknya.

"Hem. Dia menciumku!"

"Kau membiarkannya?"

"Menurutmu?"

"Wah!! Kau sudah tidak alergi wanita?!"

"YA!!"

Jimin membekap mulutnya sendiri. Ia melupakan satu fakta, bahwa rahasia ini tidak boleh sampai di dengar oleh siapapun. Selama ini, Taehyung mati-matian menahan diri setiap Ia dekat dengan para wanita. Rumor di luar sana mengatakan, Taehyung adalag pria sukses yang suka bergonta-ganti wanita. Keluar masuk hotel, menggandeng gadis-gadis yang berbeda. Pergi ke club VIP, dan selalu bersama dengan gadis-gadis sewaan di sana. Padahal kenyataannya, Taehyung tak pernah bertemu wanita secara empat mata. Pasti selalu ada orang ke tiga di antara mereka, atau paling tidak beramai-ramai.

INTERLUDE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang