"Apa kau tidak merasa aneh? Park Haekang menghilang begitu saja setelah dia bertemu denganmu!" Ahn Jimin. Lagi-lagi pria itu datang untuk menginterogasinya. Memang sih, itu bukan hal yang sepenuhnya salah. Mengingat Jimin juga seorang Pengacara. Dan Ia jelas tahu persis, mundurnya Park Haekang dari industri investasi itu karena Taehyung. Bagaimana Ia tahu? Karena pria tua itu membuat surat resmi, dua jam setelah Ia menemui Taehyung. Dan bahkan Jimin sendiri yang membaca pro dan kontranya, karena beberapa Perusahaan menolak Park Haekang hengkang.
"Tidak!" satu kalimat yang kemudian membuat Jimin kembali menghela nafas dalam. Seolah menjadi kebiasaan, pria itu menarik dasi yang mulai terasa mencekik lehernya. Sedikit melonggarkannya agar Ia bisa dengan leluasa memaki Taehyung, tanpa merasa tercekik tak nyaman.
"Jangan mencoba membodohiku!" tekannya sekali lagi. Taehyung terdiam. Tangannya sibuk bermain dengan bolpoin hitam miliknya. "Aku tidak memintanya mundur. Hanya sedikit membatasi pergerakan di layar media."
"Apa karena Hyeri? Kau sudah mengetahui semuanya?" Taehyung berdehem pelan. Ia merasa, menceritakan pada Jimin bukanlah masalah besar. Lagi pula, Jimin sudah mengetahui semuanya. Pria itu juga turut andil membantunya untuk mencari tahu semua masa lalu Hyeri. Tidak semua, tapi tetap saja Jimin ikut berperan di dalamnya.
Flashback*
"T-tidak! Dia tidak mungkin..
"Putrimu!"
Tuan Park terlihat membulatkan kedua matanya. Manik jelaganya mulai berkaca-kaca, tanpa Ia sadari, setetes cairan bening mulai membasahi wajahnya. Kembali teringat akan masa lalu yang luar biasa kelam. Masa lalu yang membuat Ia nyaris menghabisi dirinya sendiri. Cintanya, buah hatinya, keluarganya, semua hancur berantakan. Hanya karena Ia yang tak bisa menahan amarahnya, seluruh kebahagiannya menghilang. Bahkan tangan yang dulunya selalu Ia gunakan untuk mengusap surai lembut Istrinya, mencubit gemas pipi putri kecilnya. Kini lahir sebagai tangan seorang pembunuh. Ya, Ia mengakui jika Ia membunuh Istrinya sendiri. Ia membunuh Yeji dengan kedua tangannya.
"A-aku tidak,"
"Kau bisa mengatakannya padaku. Putrimu adalah Istriku, kau membuatnya tumbuh menjadi gadis yang pendendam, Park Haekang!" awalnya, Taehyung jelas tahu, Haekang mencoba mengelak. Pria paruh baya itu bersikukuh mengatakan, jika Ia memang memiliki seorang Putri, dan juga pernah menikah. Namun Istri dan Anaknya meninggal dalam kecelakaan. Hingga sebuah bukti yang kemudian Taehyung sodorkan. Map coklat yang berisi rekaman medis mendiang Yeji, Istrinya. Juga riwayat kesehatan yang di alami Park Haekang, membuat pria itu bungkam seribu bahasa.
Tentu Ia tak punya pilihan lain selain mengatakan semuanya pada Taehyung. Semuanya tanpa terkecuali.
"Tuan Lee, demi Tuhan aku tak bermaksud membunuh Istriku. Mungkin kau sudah tak asing dengan OCD. Aku yakin kau pernah pula mendengarnya. Aku mengidap penyakit itu selama bertahun-tahun. Awalnya hubungan kami tidak pernah ada masalah. Kami menjadi keluarga kecil yang bahagia. Hingga suatu hari, seseorang mengirimkan sebuah amplop kertas, berisi foto-foto Yeji, sedang bersetubuh dengan Pria lain. Dia selingkuh, dan tentu saya merasa di bodohi selama ini. Saya hanya mencintai dia sepihak. Dia hanya menginginkan uang dan uang. Sebenarnya saya tidak ingin menyakitinya, namun keinginan itu terus tumbuh seiring mata kami yang terus beradu pandang."
"Kau tau pengirimnya? Kau tau siapa pria itu?" Park Haekang menggeleng lemah. Insiden itu seperti sudah di rencanakan dengan begitu mulus. Bahkan foto yang di kirimkan di blur dengan begitu sempurna. Hanya wajah Yeji yang terekspos dengan teramat jelas. Park Haekang bukan orang bodoh. Di blur sampai tak terlihat pun, itu jelas bukan fotonya yang sengaja di sabotase. Ia sangat hafal dengan postur tubuhnya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
INTERLUDE HUSBAND
FanfictionAwalnya Hyeri mengira, jika Ia berhasil menikah dengan Lee Taehyung, hidupnya akan berubah drastis. Ia berpikir, Taehyung akan menyelamatkan hidupnya, dan melarangnya bekerja menjadi seorang Public Figure, saat keduanya telah resmi menikah. Sayangny...