INTERLUDE HUSBAND

Brief

Vote & comment-nya jusseyo🙃

||

"Sayang!" Hyeri terdiam. Membeku di tempatnya, saat Taehyung melontarkan perkataan Sayang, yang sudah pasti menjurus ke arahnya. Ia meletakkan pisau di atas telenan dengan gerakan pelan. Ia merasa, sepasang tangan melingkari perutnya, lalu sebuah kepala bertengger manis di ceruk kepalanya. Ia menahan nafas dalam. Perlakuan Taehyung yang seperti ini, benar-benar membuat Ia terasa asing. Dan bodohnya lagi, Ia justru menyukainya. Ia menyukai sikap Taehyung yang terang-terangan menunjukkan, bahwa pria itu benar-benar ingin mendekatinya.

"T-tae!"

"Aku sudah bilang kan? Biasakan dirimu. Ke depannya, aku akan lebih manja lagi. Lihat saja!" ucapnya pelan, lalu mulai membubuhkan ciuman-ciuman kecil di leher Istrinya. Hyeri menghela nafas. Membiasakan diri? Tentu saja itu bukan hal yang mudah. Satu-satunya pria yang bisa menyentuhnya se-intim itu. Mendapat izin untuk mengusap kepalanya, menciumnya, hanyalah Koo Jungkook. Ia tak pernah menjalin hubungan lagi dengan siapapun, selain dengan pria tampan bermarga Koo itu. Dan sekarang, Taehyung datang dengan segudang kesempurnaannya. Menghilangkan sikap dingin, kejam dan arogannya. Lalu berubah menjadi sosok Lee Taehyung yang sangat berbeda dari biasanya. Perubahan tidak secepat itu bisa Hyeri terima.

"Aku ingin menanyakan sesuatu!" entah mengapa. Mendengar perkataan Taehyung, membuat jantung Hyeri berdegup kencang. Pasalnya bukan itu yang menjadi masalah, melainkan tadi pagi, saat Hyeri bangun dan pergi ke kamar mandi. Ia tanpa sengaja melihat kamera kecil, sangat kecil menempel di gorden kamar Taehyung. Ah maksudnya, kamar mereka berdua. Dan tak hanya disitu, ada kamera di balik guci besar di pojok ruangan, di kamar mandi dan di sisi ranjang mereka. Jika sampai kamera pengintai itu di aktifkan, bukankah sudah pasti Taehyung tahu dan melihat. Hyeri yang menahan kegilaannya semalaman penuh?

"A-apa?" sungguh, Ia bahkan masih gugup hingga sekarang. Dari pada takut Taehyung akan berbelas kasih padanya, Ia justru takut Taehyung jijik dan meninggalkannya. Tak di pungkiri bahwa Hyeri telah menyukai pria itu. Pria yang 4 tahun ini telah menjadi Suaminya. Pria kejam yang saat ini menyandang gelar sebagai Ayah dari anak yang Ia kandung.

"Tidakkah kita perlu berusaha lebih keras? Maksudku, ayo hilangkan sekat di antara kita. Aku merasa, kau benar-benar sulit untuk ku raih, Lee Hyeri!" cicitnya pelan. Taehyung menghela nafas dalam. Masih setia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Hyeri. Sedangkan gadis itu? Ia masih diam. Tak tahu harus merespon bagaimana. Sejujurnya, Ia sendiri sangat ingin membagi keluh kesahnya dengan Taehyung. Tentu Ia sangat ingin menceritakan semuanya pada Taehyung. Namun kembali lagi pada dirinya. Jangankan bercerita, setiap kali otaknya memproses kejadian-kejadian di masa lalunya. Ia akan kembali terserang panik dan gugup mendadak.

"Aku tidak begitu, Tae! Aku hanya belum bisa mengatakannya!" Hyeri berbalik, lalu meraup tubuh tegap Taehyung dan memeluknya erat. Sepertinya gadis itu menangis. Terbukti dari kemeja bagian dada Taehyung yang terasa basah. Pria itu menghela nafas untuk kesekian kalinya. Tangannya terulur, memeluk pinggang Hyeri posesif, dan satu tangannya lagi, Ia biarkan untuk mengusap kepala wanitanya.

"Jika aku tahu semuanya. Apakah kau memberiku izin untuk ikut campur?" Hyeri diam telak. Ikut campur? Pada urusan pribadinya? Sejujurnya itu bukan hal yang keliru. Apa lagi Taehyung sudah berstatus menjadi Suaminya. Tapi masalahnya, apa Hyeri bisa melakukan hal itu? Setiap mengingat satu nama itu, Ia sangat ingin membunuhnya dengan kedua tangannya sendiri. Namun alih-alih membunuh, Hyeri lebih dulu kalah dengan reaksi tubuhnya. Jadi jika kembali di pikir ulang, mungkin meminta bantuan pada Taehyung adalah hal yang pantas Ia lakukan.

"K-kau mau membantuku? Kau tau tentang pria itu?" setelah kepulangan Taehyung dari kediaman Hyeri. Pak Kim dan Bibi Choi menghubunginya. Mengatakan bahwa Taehyung telah mengetahui segalanya. Jadi Hyeri berpikir, menyembunyikan hal ini lebih lama lagi bukanlah hal yang bagus.