The Assasin Organization: 17

184 38 2
                                    

The Assasin Organization

Chapter 17: Ancaman Kedua

.
.
.

Rasanya, ujian kelulusan berakhir lebih cepat dari biasanya. Dan kini, Melvin sudah mencoba bersantai dari segala pikiran yang memusingkan. Dia bahkan berusaha melupakan perihal paket yang diterimanya beberapa hari lalu. Pun hubungannya dengan Tian sudah sedikit lebih baik dibanding kemarin-kemarin.

Melvin sebenarnya merasa bersalah juga. Dia tidak tahu kalau emosinya yang meledak mampu membuat dirinya hilang kendali. Syukurlah ternyata Tian tidak begitu marah padanya, walau Melvin harus menjelaskan perihal paket yang setiap hari diterima.

Hasilnya, Tian menjadi percaya pada Melvin lagi. Tian bahkan meminta maaf karena sudah menuduh Melvin yang tidak-tidak. Melvin pun tak lagi menanggapi serius saat Tian mengungkit itu, Melvin mencoba membuka pikiran karena dialah yang lebih dewasa. Ya, akhirnya semua berakhir baik karena sebenarnya, yang terjadi kemarin hanyalah sebuah kesalahpahaman.

Karena hari ini Melvin ingin bersantai, dia jadi memutuskan untuk pergi ke sebuah mall. Sedikit menghabiskan waktu di game center sepertinya tidak masalah. Yah, walau Melvin harus pergi ke mall yang sedikit lebih jauh dari rumahnya karena mall yang sering dia kunjungi masih dalam tahap renovasi akibat ledakan bom.

Omong-omong, soal ledakan itu. Pihak kepolisian sampai saat ini masih kesulitan mengungkap apa yang terjadi.

Melvin sendiri tidak begitu mempedulikan tentang permasalahan sosial dan negara belakangan ini. Melvin yang dulu sangat peduli, kini berubah menjadi Melvin yang masa bodo. Semua terjadi karena hidupnya berubah menjadi buruk.

Beban hidup yang Melvin tanggung cukup mampu untuk mengubah sedikit hidupnya. Kebiasaan dan karakter Melvin pun ikut berubah.

Sampai di game center yang berada dalam mall besar. Melvin langsung saja membeli koin untuk kemudian dia masukkan ke dalam mesin-mesin permainan. Cukup lama Melvin bermain game, dia bahkan mencoba hampir semua game di sana.

Setelah merasa cukup bermain, Melvin langsung bergegas keluar, pergi ke salah satu kios minuman kecil yang ada di dalam mall. Memesan satu cup minuman, Melvin menunggu pesanannya jadi.

Sembari menunggu, Melvin melirik sekitar, menyaksikan pemandangan di mana orang-orang tengah menghabiskan waktu bersama dengan teman, keluarga, atau pacar.

"Kak Melvin!"

Sebuah seruan memanggil namanya terdengar dari jarak seratus meter. Melvin menoleh, mencari sosok yang memanggilnya.

Dari kejauhan, dia melihat ada sosok adik kelasnya yang memiliki wajah seperti anak-anak tengah melambaikan tangan. Melvin balas melambaikan tangan, menunggu sosok adik kelasnya datang menghampiri.

"Ini minumannya." Suara penjaga kios terdengar, menyerahkan pesanan Melvin.

"Ah, terima kasih." Melvin tersenyum tipis sebelum akhirnya beranjak pergi dari sana,   berjalan menghampiri adik kelasnya, sehingga mereka sama-sama berjalan menghampiri satu sama lain.

"Wah, apa yang Kak Melvin lakukan di sini?" Pertanyaan dengan nada lucu itu terdengar.

"Refreshing otak. Habis ujian, otakku rasanya hampir meledak." Melvin menjawab seraya meminum minuman yang tadi dia beli. "Kamu sendiri ngapain di sini?"

Sang lawan bicara terkekeh kecil. "Aku jalan-jalan. Kakak kan ujian, sementara aku diliburkan. Jadi daripada bosan di rumah, aku memilih main ke mall."

The  Assasin Organization | SKZ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang