The Assasin Organization: 25

170 35 11
                                    

The Assasin Organization

Chapter 25: Pemimpin The Future

.
.
.

Melvin dan William menginjakkan kaki di sebuah gedung tak terpakai yang jauh dari pusat kota. Lingkungan sekeliling terlihat sepi, tidak ada tanda-tanda manusia berada di sekitar sini.

Dalam pikiran Melvin, mungkin tidak adanya manusia di sekitar sini karena mereka menganggap gedung tak terpakai yang dimasukinya ini angker dan dihuni makhluk tak kasat mata. Oleh sebab itu, tak ada satu pun manusia di sini.

Akan tetapi, semua itu hanyalah asumsi mereka belaka. Bukan hantu yang ada di gedung ini, melainkan manusia-manusia jahat yang sifatnya bahkan lebih kejam dan lebih menakutkan dibanding hantu.

"Kita sudah sampai." William berkata seraya menaiki tangga gedung yang tak ada pembatas di sisinya. Tangga itu hanya berupa coran kasar yang berkelok di setiap sepuluh anak tangga, membentuk kotak hingga ke lantai atas.

Melvin mendongak, melihat ke atas, berharap menemukan ujung dari tangga di depannya. Tetapi dia tidak menemukan itu, bahkan saat matanya sudah sangat fokus mencari.

"Mereka menunggu di lantai lima belas," ucap William ketika menyadari Melvin memperhatikan tangga menuju atas.

Tanpa menanggapi ucapan William, Melvin langsung saja menaiki anak tangga satu demi satu. Menuju lantai lima belas seperti yang William bilang tadi.

Selama menaiki tangga, Melvin terus mewaspadai sekitar, berjaga-jaga tidak akan orang yang datang dan melukainya. Bunyi gesekan sepatu dengan beberapa kerikil kecil di tangga mengisi keheningan yang tercipta antara Melvin dan William.

Di pertengahan, Melvin sempat merasa kakinya sakit karena menaiki tangga yang seperti tak memiliki ujung. Bersyukur dia masih kuat berjalan walau sakit di kakinya terasa mengganggu.

Begitu sampai di lantai lima belas, Melvin segera merogoh saku celana, mengambil sebuah pistol yang memang dia sembunyikan di sana. Seperti seorang polisi, Melvin mulai berjalan menyusuri lantai lima dengan kedua tangan memegang pistol ke arah depan. Sebelum mulai penelusuran, Melvin melirik ke belakang, melihat William yang hanya diam melihat tingkahnya.

Melvin menggerakkan tangan, memberi isyarat pada William untuk maju lebih dulu. Tentu saja Melvin tak mau ambil resiko dengan membiarkan William berjalan di belakangnya.

William yang mengerti itu langsung berjalan mendahului Melvin. Dia mengerti kenapa Melvin tak membiarkan dirinya berjalan di belakang. Karena William pun tidak bisa menjamin bahwa dirinya tak akan menyakiti Melvin.

Sesudah mengatur posisi, Melvin lanjut berjalan mengikuti William. Kedua tangan yang memegang pistol masih berada di depan, mengacung ke berbagai arah. Jaga-jaga kalau ada orang yang mungkin akan menyerangnya.

"Oh! Sudah datang." Suara seseorang menyambut, tak lama, nampaklah sosok berpakaian hitam dengan masker di wajah.

Melvin tebak orang itu mungkin Master J. Dengan berani, Melvin mengarahkan pistol ke arah orang tadi.

"Eh, tunggu!" Sosok misterius itu mengulurkan tangan ke depan, memberi gestur ke Melvin untuk tak mengarahkan senjata padanya.

Melvin tak peduli, dia tetap mengarahkan senjata ke depan. Hingga sosok itu akhirnya tertawa kencang.

"Hahaha. Hei, Melvin. Kamu tidak mengenalku?" tanya si sosok misterius.

"Kenapa aku harus mengenalmu?" Melvin balas bertanya.

The  Assasin Organization | SKZ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang