The Assasin Organization: 30

155 36 4
                                    

The Assasin Organization

Chapter 30: Pilihan Terakhir

.
.
.

"Lino, saya mau bertanya padamu. Untuk tugas pertama, di mana kamu ingin melakukannya?"

Pertanyaan Tuan Darrel membuat otak Melvin bekerja lebih keras. Dia harus memikirkan dengan baik perihal tugas ini agar tidak akan ada kesalahan nantinya.

Kembali memikirkan pilihan yang diberi oleh Tuan Darrel, Melvin mencoba sebisa mungkin memilah mana tugas yang tak akan memberatkannya.

"Lino, bagaimana?"

Melvin mengangguk, dia sudah mengambil keputusan. "Saya mau melakukan tugas di Kanada."

Begitu jawab Melvin, ketika ditanya oleh Tuan Darrel sekitar satu tahun lalu di markas besar Paris, Perancis. Dengan mantap dan tanpa ragu, Melvin menjawab pertanyaan Tuan Darrel.

Sebenarnya, ada alasan Melvin memilih Kanada. Di negara ini, tugas yang akan Melvin lakukan tidak begitu berat. Dia hanya berperan menjadi orang yang menjual dan membeli barang yang dibutuhkan The Future. Apalagi saat Melvin mendengar kalau Ferris pun akan menjalankan tugas di Kanada. Entah apa tugas Ferris, yang pasti, Melvin merasa nyaman saja jika di dekatnya.

Namun Melvin tidak melupakan fakta bahwa bukan hanya dirinya dan Ferris yang ada di Kanada, tetapi juga William.

Dua hari lalu, William tiba-tiba datang ke tempat tinggal yang diberikan oleh The Future pada Melvin dan Ferris selama di Kanada. Kedatangan William begitu mengejutkan bagi Melvin, apalagi keadaan mengenaskan laki-laki itu dengan sekujur tubuh penuh luka.

Awalnya Melvin tidak merasa kasihan sama sekali, sebab dia masih belum bisa bersikap sebagai teman seperti dulu ke William. Tapi dia tidak bisa menahan itu lebih lama ketika melihat William semakin hari semakin mengenaskan.

Wajah laki-laki itu tak menunjukkan tanda gairah hidup. Bibirnya pun kering dan pucat. Serta tangan yang terus gemetar di atas pangkuan.

Malam ini, Melvin menyempatkan diri menghampiri William di kamarnya. Berdiri di depan laki-laki yang pernah menjadi sahabat terbaiknya itu.

"Apa yang terjadi padamu?" tanya Melvin, kedua tangan bersedekap di depan dada, menunggu jawaban William.

William Kard, nama asli dari laki-laki yang duduk di depannya ini mengingatkan Melvin bahwa William tak berasal dari negara kelahirannya. Meski begitu, William sangat bagus ketika menggunakan bahasa kelahiran Melvin.

Mendapat pertanyaan dari Melvin, William mendongak. Raut wajahnya tak terbaca, tapi sorot yang ditampilkan matanya menunjukkan perasaan takut, bersalah, dan khawatir. "Melvin, sepertinya ... aku tidak kuat lagi."

Alis Melvin naik, tidak paham dengan kalimat William yang memiliki banyak arti di dalamnya. "Maksudmu?"

William meremas celananya sendiri sebelum menjawab, "Aku ... sudah membunuh banyak orang."

Melvin tidak begitu bodoh untuk bisa memahami pernyataan William barusan. Dia tahu maksud William sudah membunuh banyak orang.

Laki-laki itu pasti punya tugas menghabisi nyawa orang lain yang memang diincar oleh The Future.

"Apa tugasmu, Will?" tanya Melvin, ingin tahu lebih jauh mengenai tugas yang dilaksanakan William.

Melvin bertanya karena dia ingin tahu, apa tugas pokok William sampai bisa membunuh banyak orang.

The  Assasin Organization | SKZ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang