The Assasin Organization: 22

154 38 2
                                    

The Assasin Organization

Chapter 22: Master J

.
.
.

Melvin membuka mata perlahan. Matanya sedikit sulit untuk terbuka, tapi dia berusaha keras agar bisa melihat keadaan di sekitarnya.

Bau obat-obatan langsung menyeruak masuk ke rongga hidungnya. Pun tangan kiri terasa seperti ditusuk oleh jarum kecil.

Ketika mata Melvin terbuka seluruhnya, dia akhirnya bisa tahu di mana dirinya berada sekarang ini.

"Ahh, rumah sakit lagi."

Bosan. Sejujurnya Melvin cukup bosan menjadi pasien di rumah sakit. Entah sudah berapa kali dia keluar masuk rumah sakit dalam beberapa bulan. Dan semua itu terjadi karena dirinya yang terus-menerus terluka.

"Kamu sudah sadar?"

Dahi Melvin berkerut ketika menyadari bahwa di ruangan ini tidak hanya ada dirinya. Seraya menahan sakit di sekujur tubuh, Melvin berusaha bangkit duduk demi melihat siapa orang yang tadi berbicara padanya.

Wajah Melvin dipenuhi tanda tanya ketika mendapati seseorang yang sering bersama Dylan ada di sana, tapi Melvin tidak tahu siapa nama orang itu. "Siapa?"

Orang yang diajak bicara tersenyum, bangkit dari sofa di ruang rawat, lalu berjalan menuju Melvin. "Perkenalkan, aku Cliff. Adik dari Kak Jovin."

Melvin awalnya sedikit kebingungan, tapi kemudian dia ingat kalau Jovin adalah teman Dylan. "Oh, kamu adik Kak Jovin?"

Cliff mengangguk. "Ya, dan aku seumuran denganmu." Cliff menunjuk Melvin.

Melvin hanya balas tersenyum tipis. Pandangannya lalu beralih ke sekitar. Ruang rawat kali ini tampilannya sedikit lebih mewah. Ada sofa panjang di dekat dinding untuk para penjenguk, ada juga kulkas kecil di sudut ruangan.

Menyadari Melvin sibuk memperhatikan sekita, Cliff berkata, "Kamu dirawat di ruang VVIP. Ruang ini sebenarnya hanya untuk orang berada, tapi Kak Dylan membuat kamu berada di ruang ini dengan alasan menggunakan kartu identitasnya sebagai anggota BIN. Ya, walau sebenarnya kartu itu hanya bisa digunakan ketika dalam keadaan mendesak saja sih." Cliff mengangkat bahu, tidak ingin menjelaskan lebih jauh.

Melvin tak menjawab, tapi dia mendengar semua kalimat Cliff, sampai ada satu pertanyaan terlintas di otaknya, "Di mana Tian?"

"Beli sarapan sama Kak Dylan."

Eh? Sarapan? Melvin tiba-tiba saja melihat ke arah jendela di ruang rawatnya. Ah, benar juga, matahari sudah mengintip malu-malu di balik awan. Kira-kira berapa lama Melvin pingsan? Yang dia ingat kemarin dia pulang ke rumah , bertemu Tian dan yang lain, lalu tubuhnya merasa sangat lemas. Setelah itu Melvin tersadar sudah di rumah sakit.

Sepertinya dia memang tidak sadarkan diri semalaman. Dan semua itu terjadi karena tubuhnya yang tidak kuat lagi menahan rasa sakit sehabis dipukuli karena menolak bergabung dengan Master J. Ugh, benar-benar pengalaman terburuk. Masih beruntung Melvin bisa bebas secara bersyarat.

Yeah, Melvin bilang, dia tidak bisa bergabung begitu saja tanpa berpamitan dulu pada Tian, apalagi setelah Master J bilang kalau dia akan membawa Melvin pergi jauh, ke luar negeri. Entah di mana tepatnya.

Penolakan Melvin yang mengatasnamakan Tian membuat Master J melepas Melvin. Dia memberi Melvin waktu untuk berpamitan pada Tian dan setelah itu membuat Melvin menepati janji untuk bergabung.

Ah, janji. Melvin bahkan tidak pernah berjanji akan bergabung dengan mereka. Sungguh semua yang terjadi kemarin adalah permainan dari Master J.

"Melvin? Melamun?" Pertanyaan yang datang dari Cliff mengagetkan Melvin.

The  Assasin Organization | SKZ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang