BRAKK!
Piring berisi singkong rebus di tangan Mari jatuh ke lantai setelah melihat pintu ruangan terbuka. Kakinya berlari memasuki ruangan itu. Matanya membelalak saat melihat tidak ada siapapun di dalam ruangan itu.
"Jangan-jangan James benar-benar melakukannya."
Samar-samar Mari bisa melihat lelaki yang ia pikirkan berjalan memasuki hutan dengan senjataan lengkap.
Perempuan itu segera meraih senapan dan pistol yang berada di sudut ruangan. Ia juga menggantungkan pisau pemberian pria itu di pinggangnya.
Mari terdiam. Pikirannya teringat kata-kata James padanya. Apalagi laki-laki itu sudah berkali-kali melindunginya. Tapi di sisi lain ia tidak bisa menyetujui keputusan lelaki itu.
Perempuan itu meraih pisau di pinggangnya. Ia mulai menggoreskan senjata itu di atas lantai. Membentuk kata-kata.
Aku ingat bahwa aku sudah berjanji.
Aku tahu seharusnya tidak menaruh rasa iba di dunia kiamat ini.
Aku mengerti kau melakukannya untukku.
Aku paham kau mungkin tidak akan memaafkanku karena melakukan hal senekat ini.Tapi aku tidak bisa mengabaikan perasaan ini.
Aku masih ingin menjadi manusia dengan nurani yang utuh.
Aku tidak tega membayangkan gadis itu mati.
Mengingat aku yang mengobatinya berjam-jam lalu.Sekarang mungkin aku tidak akan berani menemuimu lagi.
Jangankan berbicara, menatap matamu pun aku tak pantas.
Aku mungkin tidak akan kembali lagi.
Karena aku tidak tahu apa yang harus kukatakan di pertemuan kita berikutnya."Maafkan aku James." Mari berlari keluar rumah mengikuti lelaki itu ke arah hutan.
•••
Buatlah tulisan dengan prompt "Apa yang harus kukatakan di pertemuan selanjutnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DWC2020 : 30 Days to Death
RandomSelamat datang. Selama tiga puluh hari mari kita bersenang-senang bersama. Dengan para peserta yang siap menghibur penonton sekalian. Tidak ada yang tahu akan seperti apa ini berjalan, karena merekalah yang menentukan awal dan akhir.