Immortui et Magicae

25 6 4
                                    

^picture from google^

Di sisi lain seorang laki-laki berambut coklat melesat menghindari kumpulan manusia liar yang mengejarnya. Tangannya menggenggam gadis berambut pendek yang ikut berlari di belakangnya. Kaki mereka dengan cekatan menuruni tangga eskalator yang berhenti dan menghindari reruntuhan. Napas mereka terengah-engah setelah menelusuri seluruh bangunan tingkat lima itu selama lebih dari setengah jam.

"Syaoran-kun, mereka semakin dekat," ujarnya panik.

Sakura mengambil salah satu kartu dari dalam tas selempangnya. Ia melepas genggaman tangan lelaki itu dan memanggil tongkat dari kunci di lehernya.

"Freeze!"

Dari dalam kartu keluar ikan es raksasa. Makhluk itu membentuk dinding es raksasa yang menutupi jalan di depannya. Meskipun begitu, tetap saja masih banyak yang bermunculan dari berbagai arah. Bahkan beberapa menerjunkan diri dari lantai atas untuk mengejar mereka.

"Sial! Mereka tidak ada habis-habisnya." Syaoran berhenti dan menarik Sakura ke balik punggungnya.

Laki-laki bermanik coklat itu menyatukan kedua tangannya. Sebuah pedang berganggang hijau dan emas muncul dari kedua tangannya. Syaoran mengambil salah satu jufu dari dalam sakunya.

"Kashin shou—"

"Jangan!" Sakura memeluk tangan lelaki itu erat, "mereka bisa mati."

"Mereka sudah terkena virus itu. Tidak ada obatnya," ujar anak singa raksasa dengan sayap putih yang terbang menuju ke arahnya.

"Tapi—"

"Cerberus benar. Sekali terkena penyakit itu mereka sudah sama saja dengan mati. Justru dengan menghentikan zombi-zombi itu bisa membuat mereka tak lagi tersiksa," potong laki-laki berambut putih panjang yang terbang di belakangnya.

Sakura yang menyadari hal itu menunduk lemas. Pegangan tangannya mengendur. Syaoran menatap wajah sedih itu. Lelaki itu tersenyum hangat dan mengganti kertasnya.

"Raitei Shourai!" Sebuah petir muncul dari kertas yang ia satukan dengan pedang Jiannya. Petir itu menyambar semua zombi di lantai itu hingga tumbang. Sakura menutup mulutnya melihat pemandangan mengerikan di hadapannya.

"Tenang saja. Mereka hanya pingsan, tapi itu tidak bertahan lama. Kita harus keluar dari ruangan ini." Syaoran menggenggam tangan Sakura dan membawanya ikut berlari menelusuri jalan di belakangnya. Cerberus dan Yue mengikuti dari belakang.

Sakura terdiam melihat sikap lelaki itu. Manik hijaunya terus menatap genggaman tangan itu dalam. Pipinya memerah dengan degup jantung yang berdebar cepat.

"Terima kasih, Syaoran-kun." Pipi laki-laki itu ikut memerah. Genggaman tangannya semakin erat.

"Kita akan menyelamatkan mereka sebisa kita." Sakura tertegun mendengar perkataan lelaki itu. Tangannya ikut menggenggam Syaoran erat.

"Iya," jawabnya pelan sembari tersenyum.

"Kau luar biasa, Sakura-san." Genggaman tangan mereka sontak terlepas saat mendengar suara itu. Gadis berambut panjang itu tersenyum puas melihat salah satu adegan manis Sakura yang berhasil terekam di kamera videonya.

❤️❤️❤️

AHHHHH! Syaoran keren bangett!!! //numpang fangirling sebentar.

Tema : tokoh kartun tahun 90-an

DWC2020 : 30 Days to DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang