Witch Mistake

8 2 0
                                    

Meski matahari masih malu menampakkan diri, dua wanita berjubah hitam sudah tampak berlari melewati pepohonan lebat. Jubah bertudung mereka sudah koyak terkena ranting. Tubuh mereka yang lembab penuh luka akibat terjatuh berkali-kali. Padahal tidak ada apapun yang mengejar mereka. Hutan tampak sunyi. Nyaris tanpa suara apapun.

"Hah … hah … kita istirahat dulu," ujar Hac dengan napas terengah-engah. Ryu mengangguk setuju sembari mengatur napas.

Mereka duduk di bawah satu pohon besar di bawah mereka. Hac merapalkan sebuah mantra, memunculkan sebotol air di tangannya. Setelah meminum setengah botol, ia menyerahkannya kepada wanita bersurai hitam kebiruan itu.

"Apa mereka masih mengejar?"

Ryu meneguk air di botol hingga tandas. "Entahlah. Tapi mereka pasti akan mengirim bala bantuan untuk menangkap kita."

Hac melirik ke jalur yang mereka lalui. Ingatannya masih merekam jelas hari itu. Saat anggota organisasi menyadari kesalahan yang mereka perbuat dan mendatangi mereka untuk dihukum. Melawan puluhan penyihir kelas atas itu sangatlah menyusahkan. Apalagi mereka juga harus berhadapan dengan zombie-zombie yang sudah memenuhi dunia ini.

"Ini semua salahmu?" ucap Ryu tiba-tiba.

"Hah? Kenapa kau memulainya lagi?"

"Ya memang itu kenyataannya, kan. Kalau saja kau tidak berusaha sok pahlawan menyelamatkan dunia dengan ramuan bodohmu itu, kita tidak perlu menjadi buronan seperti ini,"

"Hey, apa kau lupa? Semua ini tidak akan terjadi kalau kau tidak mengambil ramuan orang tanpa izin dan memberikannya pada hewan," jawab Hac tidak mau kalah.

"Tapi kau tidak perlu sok membantu. Virus seperti itu pasti bisa menghilangkan dengan sendirinya. Dan kau malah membuat virus itu bermutasi semakim parah karena barang anehmu."

"Apa yang kau sebut barang aneh, hah?" Hac berdiri dengan pipi merah padam. "Berkat ramuanku, kita bisa kabur dari mereka tau. Harusnya kau berterima kasih padaku!"

"Berterima kasih? Aku bisa kabur tanpa bantuanmu," ucap Ryu dengan suara semakin meninggi.

"O ya? Kalau begitu salah besar aku membantumu kabur."

Ryu ikut berdiri dan menatap tajam wanita itu. "Memangnya aku pernah meminta bantuanmu? Aku tidak kabur sekalipun, mereka tidak akan menghukumku. Karena kau lah yang menyebabkan semua ini terjadi. Bukan aku."

"Salah besar aku pergi ke dunia ini denganmu!"

"Harusnya aku yang bilang begitu!" Mereka berdua saling menatap satu sama lain. Bahkan matahari yang baru saja menampakkan diri akan terheran-heran melihat tingkah dua penyihir itu.

"Hey, itu mereka!"

"SIAL!" ucap mereka bersamaan.

Kedua wanita itu pun kembali berlari menembus hutan bersama. Mereka saling memalingkan wajah dengan muka memerah. Dalam hati masih menyalahkan satu sama lain. Tak ada satu pun dari mereka yang menyadari bahwa kelakuan mereka lah yang membuat kiamat ini terjadi. Tingkah mereka adalah kesalahan terbesar itu sendiri.

___

Tema : Kesalahan Terbesar

DWC2020 : 30 Days to DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang