3

660 71 25
                                    

Bagian ketiga dari cerita.
Sekali lagi, ini hanya FANFICTION.
Happy Reading!

***

"Sehun!"

Begitu mendengar panggilan eommanya, serta suara langkah kaki yang kini seperti tengah menuju kearah kamarnya, Sehun segera merapikan banyaknya kapas yang kini berserakan di lantai kamarnya.

Pria Jung itu segera menyembunyikan obat merah di laci mejanya, mengambil kacamata belajarnya, dan membuka tiap buku belajarnya dan meletakkannya di meja. Setelahnya, pria itu menurunkan celana panjangnya untuk menutupi lututnya, dan duduk di kursi belajar, sembari merapikan bajunya.

Dan tepat setelah itu, pintu kamarnya pun terbuka, menampilkan Jessica yang kini sudah melongokkan kepalanya.

Dan begitu mendapati puteranya itu yang ternyata tengah belajar, membuatnya segera mengukir senyum tipisnya.

Jessica melangkahkan kakinya kedalam kamar Sehun dan melihat sekeliling, sementara Sehun kini sudah menggigit bibirnya panik, takut bila ada barang lain yang belum dia rapikan sama sekali, takut bila Jessica melihatnya.

"Sedang belajar?"

"Iya, eomma."

Jessica mengangguk, lalu setelahnya duduk di kasur Sehun, memandang pria itu yang tampak tengah mencoret-coret sesuatu di lembar kertasnya. "Matematika?"

"Bukan, tapi fisika." Jawab Sehun cepat. Kini, dia mengubah posisi duduknya, hingga menatap kearah sang ibu. "Ada apa, eomma? Apa ada yang perlu aku bantu? Atau ada yang eomma akan bicarakan?"

Jessica sedikit meringis. "Apa eomma menganggumu belajar saat ini?"

Sehun sontak menggeleng. "Ani. Hanya saja, tidak biasanya eomma datang ke kamarku di malam hari begini."

Jessica tersenyum begitu mendengar perkataan Sehun. Wanita itu termenung. Sebenarnya, tiap menjelang tengah malam, Jessica pasti akan pergi ke kamar anaknya itu, memastikan apakah Sehun sudah tidur nyenyak, atau apakah puteranya itu tengah kedinginan atau tidak bisa tidur sama sekali.

Tapi, setiap dia ke kamar Sehun, anaknya itu pasti sudah tidur lelap, tanpa sadar jika Jessica sudah menyelimutinya dan mengusap puncak kepala puteranya itu penuh sayang.

Namun, tampaknya malam ini berbeda. Jessica berniat akan datang ke kamar Sehun seperti kebiasaannya di malam hari, namun melihat lampu kamar anaknya itu yang masih menyala, membuat Jessica jadi bingung sendiri.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Jessica. "Ini sudah mau jam 12."

"Ah..ada yang perlu aku tulis." Jawab Sehun lagi. "Kalau ditunda sampai besok, aku takut lupa."

Wanita Jung itu pun menghela nafas, tidak mengerti akan jalan pikiran Sehun yang terus-terusan seperti ini. "Jangan membiasakan diri untuk tidur terlalu larut. Nanti, kau bisa sakit dan malah bangun kesiangan. Kau tidak mau membuat eomma khawatir, kan?"

Sehun tersenyum. "Iya, eomma."

Jessica mengangguk. Setelahnya,terjadi suasana hening diantara mereka.

Wanita itu menatap Sehun yang kini kembali sibuk membuka lembaran bukunya, menatap puteranya itu dengan sendu.

Sehun adalah anaknya yang cenderung pendiam. Tidak banyak yang bisa Jessica bicarakan dengannya. Anaknya itu selalu saja belajar, dan menghabiskan waktunya di kamar.

Padahal, ingin rasanya Jessica menghabiskan waktu dengan puteranya itu. Dia selalu meluangkan tiap waktunya untuk Sehun. Jessica ingin setidaknya punya banyak perbincangan dan topik yang bisa dibicarakan dengan puteranya itu.

stayingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang