Bagian keduapuluhtiga dari cerita.
Sekali lagi, ini hanya FANFICTION.
Happy Reading!***
"Chaeyoung, buka pintunya!"
Chaeyoung berusaha menulikan pendengarannya dengan terus saja membenamkan kepalanya ke bantalnya, berusaha tidak mendengarkan suara gedoran dari luar pintu kamarnya. Wanita itu bahkan memilih untuk mengeraskan isak tangisnya, agar setidaknya suara gedoran pintu serta teriakan Jongin dari luar sana tidak mengusiknya.
Chaeyoung saat ini hanya ingin terus menangis saja, mengeluarkan seluruh beban dan rasa sakit hatinya yang selama ini sudah ia coba untuk tahan. Apalagi, Chaeyoung merasa bersalah karena tadi dia meninggalkan Lisa begitu saja tanpa penjelasan apapun, hanya karena akal sehatnya sudah hilang akibat Chanyeol.
Sudah jelas jika Lisa memiliki hubungan dengan Chanyeol, dan harusnya Chaeyoung tidak boleh merasa marah pada Lisa. Ini bukan salah Lisa, juga bukan salah Chanyeol.
Ini hanyalah salah Chaeyoung, karena memiliki perasaan pada Chanyeol.Meski merasa sakit hati, tapi apa lagi memangnya yang harus Chaeyoung lakukan? Sudah saatnya Chaeyoung harus move on dan mencoba untuk tidak bersikap berlebihan lagi pada Chanyeol.
Iya, Chaeyoung harus melakukan itu, meski sebagian hatinya merasa tidak rela.
"YA! Apa yang sebenarnya kau lakukan didalam, hah?! Kau bahkan tidak membukakan pintu untuk kakakmu sendiri!"
Chaeyoung kembali menangis begitu mendengar Jongin berteriak lagi dari luar kamarnya. Membuat Jongin diluar sana jadi kalang kabut begitu mendengar suara tangis adiknya itu.
Yaampun, ada apa dengan Chaeyoung sebenarnya?
"Chaeyoung, kau menangis? Ya! Ada apa?!" Jongin kembali menggedor-gedor pintu kamar adiknya itu. Namun bukannya sahutan yang terdengar, melainkan suara tangis histeris yang makin membahana dari dalam sana, membuat Jongin tiba-tiba diliputi rasa khawatir.
Sial.
Pria itu pun menggedor pintunya lagi dengan kasar, namun beralih pada laci meja disebelah kamar ketika ingat Seunghyun pernah memberitahunya perihal kunci cadangan yang diletakkan didalam sana.
Dengan cepat, langsung saja Jongin beralih kepintu kamar Chaeyoung, membukanya, dan terpaku begitu mendapati keadaan kamar wanita itu yang sangat berantakan.
Kamar Chaeyoung seperti kapal pecah. Banyak tisu yang Jongin tebak adalah bekas ingus wanita itu, bertebaran dilantai. Tentu saja karena wanita itu menangis daritadi.
Langsung saja Jongin beralih kearah Chaeyoung dan bahu wanita itu yang bergetar di pojok sana, sebelum kemudian menghela nafas.
"Ya! Tidak bisakah kau tunda acara tangismu itu dan bukakan pintu untuk kakakmu?"
Chaeyoung tidak menyahut, masih sibuk dengan acara tangis menangisnya itu, membuat Jongin hanya dapat berdecak.
Inilah yang sering tidak ia suka dari wanita. Mereka selalu saja menangis, membuat pria menjadi bingung dan kelimpungan, dan setelahnya hanya menjadi menyusahkan. Makanya, Jongin menjadi malas untuk berurusan dengan wanita manapun, meski ada keuntungan yang ia dapat dari tiap mantan kekasihnya, tetap saja.
Wanita adalah sosok yang menyebalkan.
Kecuali Chaeyoung, adiknya sendiri.
Dan Jennie, membuat Jongin jadi teringat akan kejadian beberapa jam lalu dengan wanita itu, saat dia membeberkan semuanya pada Jennie, tentang alasan kenapa dia menjalin banyaknya hubungan dengan wanita diluar sana demi keuntungan dirinya semata, dan tentang hubungan pertemanannya dengan Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
staying
Fanfictionhubungan mereka menjadi rumit dikala perasaan serta masa lalu ditambahkan kedalamnya. jadi, apa yang harus dilakukan Jisoo, Jennie, Chaeyoung, Lisa, Junmyeon, Chanyeol, Sehun, dan Jongin kedepannya? 09/07/2020 BLACKEXO xoxorchlxoxo