26

466 61 30
                                    

Bagian keduapuluhenam dari cerita.
Sekali lagi, ini hanya FANFICTION.
Happy Reading!

***

"Kau....akan pergi?"

Sehun berhenti dari kegiatannya memasukkan beberapa bajunya kedalam tas miliknya, dan mengalihkan atensinya pada Lisa yang duduk dikursi belajarnya, dan kemudian tersenyum kecil.

"Hm."

"Sungguh?"

Sehun mengangguk, dan melihat tingkah pria Jung itu, membuat Lisa pun merengut kesal.

"Kenapa kau harus pergi kesana?"

"Aku mau menemui appa." Jawab Sehun cepat, sementara Lisa kembali merengut.

"Lalu, bagaimana denganku?"

Sehun lagi-lagi terpaksa berhenti dari kegiatannya barusan, dan kemudian menatap Lisa lagi, dimana wanita berponi itu pun tengah merengut kearahnya.

"Apanya yang bagaimana?"

Lisa pun mendesis. "Kau sungguh menyebalkan."

Sehun terkekeh. Pria itu pun memilih untuk mendekati Lisa, dan setelahnya duduk diatas kasurnya, berdekatan dengan Lisa.

"Mian, aku rasa, untuk dua hari kedepan, aku tidak bisa bertemu denganmu."

"Harusnya kau tahu jika tiap hari libur, kita kerap jalan-jalan bersama." Ujar Lisa lagi. "Jadi, aku harus menghabiskan dua hari libur ini tanpamu, begitu?"

Sehun hanya bisa menatap Lisa dengan menyesal. Dia juga sebenarnya merasa bersalah pada Lisa karena mereka berdua tidak bisa menghabiskan hari libur ini bersama.
Padahal, Sehun tahu jelas jika Lisa merasa kecewa pada dirinya. Akhir-akhir ini, mereka berdua bahkan jarang pulang bersama juga karena Sehun yang selalu dipenuhi jadwal persiapan olimpiade bersama Sejeong.

Sehun jadi tidak bisa menemui Lisa, atau lebih tepatnya mereka jadi kerap jarang bertemu karena itu.

"Maafkan aku, Lisa-ah."

"Hm, kau tidak perlu minta maaf." Lisa memilih memunggungi Sehun, mengalihkan dirinya dari rasa kesal yang tiba-tiba menjalar dalam dirinya.

Tentu saja, Lisa merasa kesal sekarang. Sudah beberapa hari ini, Lisa bahkan sudah terus-terusan menahan dirinya untuk tidak marah pada pria Jung disebelahnya itu.

Lisa bahkan selalu menerima apapun yang Sehun lakukan padanya akhir-akhir ini. Entah mereka yang jarang bertemu karena Sehun selalu berangkat pagi dan pulang larut dari sekolah, atau juga setiap istirahat pun, Sehun pasti akan tetap tidak terlihat keberadaannya, karena pria itu pasti sudah melesat ke perpustakaan tepat ketika bel istirahat berbunyi nyaring.

Apalagi, saat melihat pria itu menghabiskan waktunya dengan Sejeong, membuat Lisa bisa merasakan api membara yang seolah muncul diatas kepalanya.

Dia memang cemburu, oke?

Tapi, tentu saja dia tetap tidak bisa bicara ataupun jujur pada Sehun, bukan?

Bagaimana bisa dia bilang jika dia menyukai Sehun?

Lagipula, Lisa masih harus memastikan apakah sungguh ia memang menyukai Sehun atau tidak.

"Lisa-ah."

"Hm?"

Sehun menghela nafas lalu kini membalikkan kursi be-rodanya itu, membuat Lisa kini kembali berhadapan dengannya, sehingga wajah wanita itu kini dapat terlihat jelas dia lihat.

"Aku minta maaf."

"Sudah aku bilang, kan?" Lisa berpura-pura biasa saja. "Kau tidak perlu meminta maaf padaku."

stayingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang