37

395 45 38
                                    

Bagian ketigapuluhtujuh dari cerita.
Sekali lagi, ini hanya FANFICTION.
Happy Reading!

***

Yoona hanya bisa memandangi punggung suaminya yang baru saja memasuki ruangan keluarga itu dalam diam. Kedua mata wanita itu bahkan tetap mengikuti pergerakan Siwon yang sudah duduk didepannya, dengan beberapa tumpukan berkas yang diletakkan di meja didepan mereka berdua. Juga tidak lupa dengan laptop yang sudah menyala dihadapan pria paruh baya itu.

Tentu saja, apa lagi yang akan dilakukan seorang Choi Siwon dimalam hari selain bekerja, bekerja, dan bekerja?

Kadang, Yoona sampai merasa jika Siwon hidup hanya untuk bekerja. Karena memang hanya dialah yang menjadi pewaris satu-satunya dalam keluarganya, membuat pria itu bahkan sejak kecil sudah sering ikut dalam tiap rapat bisnis dan kantor milik keluarganya.

Siwon seperti tidak punya waktu untuk memejamkan matanya atau bahkan beristirahat sejenak. Sejauh Yoona mengenalnya bahkan sampai kini mereka sudah berumah tangga selama bertahun-tahun lamanya pun, tidak pernah ia melihat Siwon mempunya kehidupan normal seperti kebanyakan orang lain.

Yang ada didalam kepala pria itu hanya bekerja, bekerja, dan terus bekerja.

Seolah semua kekayaan itu akan ia bawa sampai meninggal.

"Ini sudah malam. Kau tidak akan tidur?"

"Masih ada projek yang harus aku buat proposalnya. Seketarisku membutuhkannya untuk presentasi besok."

Yoona menghela nafas dan mulai merapatkan gaun tidurnya, hanya menatap suaminya itu dalam diam dengan tatapan yang sulit dideskripsikan.

Awal mereka bertemu pun juga karena Yoona yang dijodohkan dengan Siwon. Tentu saja, Yoona adalah tipe wanita karir yang baginya pernikahan pun hanya sekadar resepsi dan sebagainya. Apalagi, Yoona sendiri juga terlahir dari keluarga pebisnis, yang kebetulannya lagi adalah rekan kerja dari keluarga Siwon.

Kisahnya sangat klise. Demi mencapai keuntungan semata, mereka berdua harus diikat dalam ikatan pernikahan, dan diharapkan memiliki pewaris utama bagi kedua perusahaan keluarga mereka.

Dan lahirlah Junmyeon diantara keduanya.

Selama ini, Yoona memang selalu mencoba untuk memahami tugasnya sebagai seorang isteri. Dari awal mereka menikah, karena sudah tidak punya harapan lagi akan hidupnya, maka Yoona memutuskan untuk menerima Siwon, berusaha mencintai pria itu yang berstatus suaminya.

Namun, Yoona bahkan tidak bisa berpikir jika nyatanya Siwon mungkin tidak punya keinginan dan jalan yang sama seperti apa yang ia mau.

Mereka berdua sangat bertolak belakang.

Yoona ingin kehidupan pernikahannya bahagia dan harmonis seperti kebanyakan pasangan pada umumnya. Sementara Siwon sendiri beranggapan jika hidup yang ia alami hanyalah untuk bekerja dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang ia pegang.

Itulah permasalahan diantara keduanya.

Membuat Yoona harus terus-terusan mengalah demi suaminya itu.

Ketika ia mengalah, Yoona tahu jika ia ternyata masih memiliki harapan lain.

Junmyeon, putera semata wayangnya, adalah satu-satunya kebahagiaan yang Yoona punya. Ia berusaha membesarkan Junmyeon dengan baik meskipun kadang ia harus bertengkar dengan Siwon karena tidak bisa memimpin projek mereka dengan baik.

Pikiran dan hati Yoona seolah terjebak diantara dua pilihan, antara keinginan suaminya yang gila akan keuntungan, atau kebahagiaan puteranya.

Kadang, ia bahkan tidak bisa memilih diantara keduanya, membuatnya menjadi seperti boneka mainan yang kerap kali harus terus menuruti keinginan mereka yang lebih mementingkan kenaikan saham dan lain sebagainya.

stayingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang