Bagian keempatpuluhsatu dari cerita.
Sekali lagi, ini hanya FANFICTION.
Happy Reading!***
Jennie melangkahkan kedua kakinya memasuki rumahnya dengan menenteng tas ranselnya. Wanita itu berniat akan melangkah masuk kedalam pekarangan rumahnya kalau saja seseorang tidak memanggil namanya.
"Jennie-ah."
Kedua mata kecilnya pun menoleh kearah sumber suara, dan seketika sedikit tersentak kaget begitu ia mendapati sosok yang bahkan tidak akan pernah ia pikir bisa berada disini.
"Halmoeni?"
***
"Sudah lama sekali kita tidak bertemu."
Jennie hanya diam sembari mempererat jari jemarinya pada pegangan tas ranselnya. Kedua mata kecilnya terus saja melihat kearah lain, menolak untuk bersitatap bahkan sedetik pun dengan sosok Jiwoo yang duduk didepannya sambil menghirup secangkir teh.
"Bagaimana kabarmu selama ini?"
Jennie masih saja diam, bahkan dia seolah ingin menulikan pendengarannya, karena merasa tidak tahan dengan suasana canggung yang kini terjadi antara dirinya dan Jiwoo.
Sudah terhitung semenjak perceraian kedua orangtuanya, dan Jiyong yang membawa Jennie pergi, maka sudah lama sekali Jennie tidak pernah bertemu dengan neneknya itu.
Jiwoo sendiri adalah ibu dari ibu kandungnya, dan meski berstatus seperti itu, Jennie bahkan tidak pernah lagi melihat neneknya itu disini.
Tapi, ajaib sekali ketika saat ini Jennie bisa melihat presensi Jiwoo dihadapannya.
"Sejauh ini, aku baik-baik saja."
Jiwoo meletakkan cangkir tehnya, melipat kedua tangannya didada, dan menatap cucunya itu. Lama sekali ia mengamati Jennie, sebelum kemudian senyum kecil pun terpatri diwajahnya.
"Kau semakin cantik dan dewasa."
Jennie mengangguk, sedikit tersenyum. "Karena aku sudah menduduki bangku SMA, halmeoni."
"Kau sama seperti eomma-mu."
Senyum diwajah Jennie seketika hilang sedetik saat Jiwoo mengucapkan perkataan itu.
Wanita Kwon itu kembali menunduk dan terdiam, bahkan ketika Jiwoo kembali berbicara padanya.
"Hanya saja, sejak terakhir kali aku melihatmu, kau semakin kurus. Apa kau tidak pernah makan dengan teratur? Apakah appa dan eomma-mu itu tidak bisa menjaga dan merawatmu dengan baik?"
Jiwoo kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya dan berdecak kecil, menampilkan wajah ibanya.
"Padahal, aku sangat ingin bertemu denganmu juga dengan Yoongi. Namun, appa-mu selalu saja melarangku. Bahkan, saat kau masuk rumah sakit waktu itu, aku tidak pernah bisa memasuki ruang rawatmu. Padahal, aku hanya seorang halmeoni yang ingin mengunjungi cucunya yang sedang sakit. Tidakkah kau pikir semua yang dilakukan appa-mu itu sudah kelewatan?"
Jennie menatap Jiwoo, seolah menjadi tertarik dengan perkataan Jiwoo tersebut.
"Maksud...halmeoni?"
Jiwoo pun menegakkan tubuhnya dan kini meletakkan tangannya dimeja. Wanita Choi itu menatap Jennie dalam diam, dan kemudian memandang kearah lain.
"Semenjak perceraian orangtuamu, aku hanya mau bertemu dengan cucu-cucuku. Tapi, tidak pernah ada yang mengijinkan diriku. Appa-mu
selalu saja melarang diriku. Dia menjadi sangat kejam karena tidak pernah bisa membebaskan aku. Dan, bahkan dia juga sudah menolak untuk bertemu dengan eomma-mu dirumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
staying
Fanfictionhubungan mereka menjadi rumit dikala perasaan serta masa lalu ditambahkan kedalamnya. jadi, apa yang harus dilakukan Jisoo, Jennie, Chaeyoung, Lisa, Junmyeon, Chanyeol, Sehun, dan Jongin kedepannya? 09/07/2020 BLACKEXO xoxorchlxoxo