28

470 63 33
                                    

Bagian keduapuluhdelapan dari cerita.
Sekali lagi, ini hanya FANFICTION.
Happy Reading!

***

"Kau kemari?"

Jennie menolehkan kepalanya kearah sumber suara, dan sedikit terkejut ketika mendapati sosok saudara laki-lakinya, Yoongi, yang tengah berdiri diambang pintu, memperhatikannya sambil bersender, dengan salah satu tangannya memegang sekaleng soda.

Wanita itu hanya berdehem malas, dan memilih tetap diam, sekalipun kini Yoongi bahkan sudah melangkahkan kedua kakinya, duduk tepat disebelah Jennie.

"Kenapa kau kemari?"

"Namjoon oppa memintaku kemari." Jawab Jennie sekenanya, sedikit terganggu karena Yoongi tetap saja melontarkan pertanyaan yang sama kepadanya.

Mendapat jawaban seperti itu, membuat Yoongi hanya dapat menghela nafas.

"Ini bahkan sudah malam." Yoongi mengerjapkan kedua matanya. "Tidak seharusnya kau pergi-pergi seperti ini. Bagaimana jika ada sesuatu yang berbahaya?"

Jennie hanya menatap Yoongi sekilas, dan kemudian hanya duduk tanpa mau membalas perkataan Yoongi.

Lagi-lagi, Yoongi hanya bisa menghela nafas melihat tingkah adik perempuannya itu.

Iya, adik.

Jennie memang adik kandungnya. Mereka berpisah sekitar beberapa tahun, sebelum pada akhirnya Yoongi sendiri memilih pindah dari sekolah lamanya, dan menuju sekolah yang sama dengan Jennie agar dia bisa menjaga Jennie dari dekat.

Selama ia pergi, Yoongi memang tetap diurus oleh Siwon dan keluarganya. Siwon sendiri adalah saudara dari ibunya, dan pria itu memang sosok paman yang baik. Siwon memberikan apartemen, dan biaya yang setidaknya cukup untuk kelangsungan hidup Yoongi kedepannya.

Namun, Yoongi tetap saja tidak enak dengan kebaikan pamannya itu. Oleh karena itu, dia bahkan memilih mencari pekerjaan sampingan agar setidaknya, suatu hari nanti, semua uang hasil kerja kerasnya itu dapat ia kumpulkan untuk membalas kebaikan Siwon.

Sekaligus, agar Yoongi bisa membiayai kehidupan dirinya dan Jennie, ketika dia akan menjemput adiknya itu kembali, dari neraka tersebut.

Yoongi jelas tidak pernah berniat meninggalkan Jennie. Dia setiap hari bahkan meminta Junmyeon untuk menjaga adiknya itu. Bahkan, semenjak Jennie dekat dengan Joohyun dan juga Namjoon, Yoongi selalu saja memiliki cara untuk menjauhkan adik perempuannya itu. Karena dia tahu, bagaimana buruknya pergaulan Joohyun, dan meski Yoongi bahkan juga termasuk dalam kawanan itu, yang jelas dia tidak mau Jennie juga terjerumus kedalam hal yang sama.

Yoongi tidak pernah sehari saja tidak mengkhawatirkan Jennie. Berada jauh dari satu-satunya keluarga yang ia anggap, membuat Yoongi bisa merasakan jika ia sangat merindukan Jennie.

Namun, keadaan bahkan memintanya untuk berjauhan dari saudarinya itu.

Yoongi tahu harusnya dia tidak meninggalkan Jennie. Tapi, kalau dia bahkan tidak segera memulai semua ini, mau sampai kapan mereka akan berada disatu rumah bersama wanita yang bahkan menjadi penghancur keluarganya sendiri?

Yoongi tetap tidak rela untuk itu.

Harusnya, yang berada diposisi Taeyeon adalah ibunya, bukan wanita itu.

Harusnya, saat ini, keluarganya tetap bersatu dalam keadaan yang bahagia.

Namun kadang kenyataan bahkan tidak akan pernah berjalan selaras dengan harapan.

Yoongi sadar, sudah tidak ada harapan lagi untuk keluarganya, bahkan saat Jiyong menelantarkan ibunya begitu saja.

Maka dari itu, Yoongi membuat harapannya sendiri. Dia memilih keluar dari rumah itu, terus bekerja keras untuk menghidupi dirinya, menyimpan sebagian hasilnya untuk Jennie suatu saat nanti.

stayingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang