7

528 67 35
                                    

Bagian ketujuh dari cerita.
Sekali lagi, ini hanya FANFICTION.
Happy Reading!

***

Tring! Tring!

Jongin sontak membuka kedua matanya. Pria itu dengan cepat turun dari kasur, merapikan semua bantal dan selimut tidurnya dengan cekatan. Setelahnya, sembari memakai sandal tidurnya, pria itu langsung saja berlari keluar kamarnya, berlari dengan begitu cepatnya menuju kearah ruang keluarga.

Dirapikannya rambutnya yang acak-acakkan. Jongin segera merapikan rambutnya secara asal, sebelum kemudian dengan cepat melangkahkan kakinya kearah sosok yang kini tengah terduduk diatas sofa, sambil menatap jam yang ada didinding rumahnya.

Matilah dia.

Jongin segera mengambil tempat duduk disebelah Chaeyoung, dimana adiknya itu tampak tengah duduk sambil memejamkan mata. Tampaknya wanita itu benar-benar masih mengantuk, seperti dirinya juga.

Seunghyun menatap kedua anaknya itu, sebelum kemudian menampilkan senyum tipisnya.

"Chaeyoung, telat 1 menit. Dan Jongin, kau telat 2 menit."

Jongin hanya mendengus kasar. Dia menatap Seunghyun dengan tatapan memohon. "Appa, aku hanya telat bangun selama 2 menit. Dan kau serius akan kembali menghukumku membersihkan kamar mandi?"

Seunghyun hanya menatap puteranya itu dengan senyum biasanya, namun seolah senyum itu memiliki makna yang tersirat dibaliknya, membuat Jongin kini malah tidak bisa berkutik sama sekali, dan terpaksa mengangguk pasrah.

Ya, tatapan ayahnya begitu sangat mengintimidasinya.

"Jongin, lakukan tugasmu. Dan Chaeyoung, kau siapkan sarapan, seperti biasa."

Seunghyun pun bangkit dari duduknya, dan setelahnya berlalu pergi begitu saja keluar dari ruang keluarga tersebut, meninggalkan tatapan sinis yang kini sudah dilontarkan oleh Jongin dan juga Chaeyoung.

Jongin menyenggol lengan Chaeyoung. "Kalau dia bukan appaku, dan bukan karena aku masih menyayanginya, aku sudah mengadukan semua perbuatannya ini ke perlindungan anak, tentu saja."

Chaeyoung menguap, lalu setelahnya bangkit dari duduknya, memilih untuk mengacuhkan Jongin, sementara Jongin kini hanya menatap Chaeyoung sinis.

Yah, lagipula Chaeyoung juga tidak akan mau lagi meladeni ucapannya tersebut.

Dan akhirnya, Jongin hanya dapat memejamkan kedua matanya, dan menghela nafas berat.

Yah, kembali lagi di pelatihan militernya, di pagi ini.

***

Jongin menatap pantulan wajahnya di cermin didepannya, lalu setelahnya memanyunkan bibirnya.

Jongin sadar, entah kenapa, kulitnya kini malah jadi semakin menghitam.

Dalam hati, dia kembali merutuki Seunghyun. Semua ini gara-gara ayahnya itu, yang selalu saja menyuruhnya membersihkan halaman luar rumah mereka disiang hari, dimana matahari pasti sedang terik-teriknya menyinari lingkungan.

Bagaimana dia bisa tidak menghitam seperti ini kalau terus-terusan berpanggang ria di bawah terik matahari?

Apalagi, kini Jongin meringis begitu melihat kantung matanya yang tampak membesar. Semua ini karena dia yang tidak bisa tidur setelah tugasnya membersihkan ruang tamu, yakni yang merupakan rutinitas malamnya, sebagai bentuk peraturan yang tertera dirumahnya.

Dan, kalau terus begini, bagaimana Jongin bisa terus-terusan menjaga dan merawat dirinya sendiri?!

Ingin rasanya dia benar-benar menyumpahserapahi Seunghyun, namun Jongin memilih untuk terus menahan dirinya.

stayingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang