33

461 62 79
                                    

Bagian ketigapuluhtiga dari cerita.
Sekali lagi, ini hanya FANFICTION.
Happy Reading!

***

"Bodoh."

Jennie hanya bisa meringis pelan ketika dahinya sudah dijitak dengan kencang oleh Jisoo yang sudah duduk diranjangnya.

"Kau tidak perlu menjitakku. Aku sedang sakit, kau tahu kan?"

"Tetap saja!" Jisoo menatap marah pada Jennie, tidak peduli akan perkataan wanita didepannya itu. "Kau mau bunuh diri?! Kau tidak memikirkan kami semua? Kau tidak memikirkan Hyunjin juga?! Yaampun, Jennie! Lain kali gunakan akalmu sebelum kau mau berbuat apapun! Kau benar-benar sudah tidak waras, tahu tidak?!"

Omelan panjang lebar dari Jisoo itu membuat Jennie hanya dapat menguap lebar. Dia sudah malas mendengar ocehan yang sudah lebih dari sepuluh kali diucapkan oleh Jisoo bahkan sejak ia dan Sehun sampai diruang rawatnya pagi ini.

"Aku kaget ketika mendengar kabar kalau kau masuk rumah sakit! Dan...astaga! Aku tidak bisa berkata-kata lagi!" Jisoo masih saja mengoceh panjang lebar, tidak peduli akan Jennie yang sudah menatap malas kearahnya, beserta Sehun yang sudah menopang dagunya, menikmati pemandangan sedikit menghibur didepannya itu.

Kemarin malam, setelah perbincangan diantara keduanya, Jisoo mendapat kabar jika Jennie masuk kerumah sakit, ketika dia dengan terpaksa membuka pesan dari Dara.

Eomma-nya itu memintanya untuk pulang, dan mengatakan jika Jennie masuk rumah sakit karena mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan silet.

Jisoo baru berani membuka pesan dari ibunya itu setelah dua hari lamanya, dan dia menjadi panik ketika tahu kabar itu. Langsung saja dia memberitahukannya pada Sehun-yang tentu saja juga ikut panik-, dan pada akhirnya, disinilah mereka berdua.

"Kemana saja kalian berdua?" Tanya Jennie, mengacuhkan Jisoo dan kini melirik Sehun. "Dua hari kalian berdua tidak ada kabar. Lisa bilang, kalian ada dirumah Dongwook appa? Kalian hanya liburan berdua saja tanpa mengajak kami?"

Sehun menghela nafas dan menunjuk Jisoo. "Aku bahkan tidak mengajak dia untuk ikut bersamaku. Dia yang datang tiba-tiba."

Jisoo sudah membalikkan badannya dan menatap Sehun dengan sinis. "Tapi, kau bahkan betah menghabiskan waktu bersamaku selama ini."

"Aku sungguh tidak percaya dengan kalian berdua." Ujar Jennie sambil menatap kedua sahabatnya itu dengan raut wajah kecewa. "Kalian bahkan tidak pernah memberi kabar pada kami. Tidak tahukah kalian jika Lisa dan Junmyeon oppa sangat khawatir?"

Sehun dan Jisoo kini sudah berhenti saling menatap sinis, mulai fokus menatap Jennie ketika wanita itu mengucapkan perkataannya barusan.

"Maksudmu?"

Jennie menyenderkan tubuhnya dengan pelan, agar tidak membuat selang infus di tangannya itu tidak berantakan. "Lisa berulang kali berkata padaku jika ia khawatir pada kalian. Dia sudah menghubungi kalian tapi tetap tidak ada kabar. Dia juga menghubungi Dongwook appa, tapi setiap itu pula, Dongwook appa bilang kalian berdua sedang tidak ada dirumah. Kemana saja kalian, hah?"

Sehun dan Jisoo kini saling menatap satu sama lain, sebelum kemudian Jisoo mengakhiri kontak mata dan kemudian tersenyum kecil.

"Aku pikir tidak akan ada masalah jika kami tidak menghubungi kalian."

"Bodoh." Jennie kini menatap Jisoo dengan sinis, sekaligus membalikkan perkataan yang sebelumnya sempat dilontarkan Jisoo padanya.

Sedangkan Jisoo sendiri hanya tersenyum meminta maaf, tahu jika ia yang salah tidak memberi kabar sehingga membuat sahabatnya itu khawatir.

stayingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang