18

408 56 32
                                    

Bagian kedelapanbelas dari cerita.
Sekali lagi, ini hanya FANFICTION.
Happy Reading!

***

"Apa yang kau bicarakan?!"

Yoona menatap Jiyong yang sekarang tengah duduk didepannya itu dengan tatapan yang shock, sementara Siwon sendiri memilih diam dengan wajah tenangnya, sembari menyeruput secangkir teh dihadapannya.

"Apa puteramu sama sekali tidak memberitahumu?" Jiyong sudah melipat kedua tangannya didada. Dan dengan gerakan angkuhnya yang biasa, pria Kwon itu menatap pasangan suami isteri itu. "Jadi, aku mohon sangat pada kalian berdua, untuk setidaknya membujuk anak kalian untuk tidak kerap kali melewati batas. Puteriku...sudah kewajibanku untuk melindunginya, sekalipun itu dari puteramu sendiri."

"Tapi, oppa..." Yoona sudah menatap Jiyong dengan tatapan memelas. "Aku yakin, Junmyeon tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Menampar seseorang, apalagi...ani. Anakku tidak mungkin melakukan hal sekasar itu pada seseorang seperti Jennie."

"Kau tampaknya belum mengenal anakmu dengan baik."

"Aku mengenal Junmyeon, dan aku tahu anakku bukan orang yang kasar seperti itu, apalagi pada seseorang yang bahkan sudah tumbuh bersamanya sejak kecil."

Jiyong mendengus. Inilah yang kadang suka membuat dirinya malas untuk berurusan dengan Yoona. Wanita itu selalu saja tidak bisa dibujuk. Pendiriannya sangat kuat, dan karena itulah, tampaknya wanita itu cocok menjadi pasangan dari seorang Choi Siwon, yang sama kukuhnya.

"Yoona!"

Atensi ketiganya kini teralihkan kearah sosok lain yang mendekati mereka, kini bergabung bersama mereka.

Dara langsung saja duduk disebelah Yoona, dan kini menatap Jiyong. "Ini memang mungkin saja salah Junmyeon. Tapi,cobalah untuk tetap tenang, Ji."

Mendengar itu, kedua mata Jiyong menatap Dara dengan intens. "Apa yang kau bicarakan? Tenang? Apa bahkan aku bisa tenang setelah tahu jika puteriku ditampar?! Puteriku dipermalukan seperti ini disekolahnya! Dan kau meminta aku untuk tenang?!"

Dara menghela nafas lelah. "Ji, ada baiknya kau bisa membicarakan ini terlebih dahulu dengan Jennie. Aku yakin, mungkin ada hal yang kau lewatkan. Dan harusnya, kau bahkan bisa percaya pada Junmyeon."

Yoona dan Jiyong kini saling menatap satu sama lain, sementara Siwon kini menegakkan posisi duduknya.

"Kau dengar itu semua?"

Tatapan tajam pria Choi itu pun teralihkan lagi kearah orang yang tadi sudah memasuki rumahnya dengan penuh keangkuhannya itu. "Puteraku tidak mungkin melakukan hal itu pada Jennie tanpa alasan. Kalaupun iya, kenapa tidak coba kau lihat sendiri dari sisi puterimu? Mungkin saja, apa yang memang Jisoo katakan, benar adanya, Kwon Jiyong."

"Mwo?!" Tanpa sadar, nada suara Jiyong meninggi begitu mendengar perkataan Siwon. Pria itu tertawa remeh, sebelum kemudian kembali bicara. "Aku tidak menyangka kau akan berkata begitu, Choi Siwon."

"Dan aku juga tidak menyangka kau akan menuduh keponakanmu sendiri seperti ini." Ujar Siwon lagi. Pria itu kini melipat tangannya didada. "Sebaiknya, cobalah untuk urus isteri dan anakmu dengan baik. Sebaiknya pula kau sadar dengan tugasmu sebagai kepala keluarga. Atau, perlukah Jennie kembali ketempat asalnya?"

"Sialan."

Yoona dan Dara hanya dapat diam begitu Jiyong sudah berdiri dari duduknya. Pria Kwon itu melayangkan tatapan membunuhnya kearah Siwon. "Sampai berani kau lakukan sesuatu, aku tidak segan-segan mengakhirimu dengan tanganku sendiri."

stayingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang