Ch. 10 - Truth

50 15 3
                                    

-*-

Jangan menilai seseorang dari fisiknya, karena sekarang banyak iblis yang menyerupai malaikat

-*-

Happy reading😘

Awas ada typo !!.

***

Sentuhan jari-jari seseorang, membuat gue tersadar dan perlahan membuka mata. Kepala gue terasa berat saat gue berusaha membuka mata. Dengan penglihatan yang masih samar-samar, gue melihat wajah seseorang berada tepat didepan gue dengan jarak yang hanya beberapa senti. Bahkan, gue bisa merasakan hembusan nafasnya yang hangat. Gue memekik terkejut ketika penglihatan gue kembai normal dan menyadari siapa pemilik wajah tersebut. Di sebuah ruangan dengan cahaya remang, gue duduk di kursi kayu dengan tangan yang terikat kebelakang,dan kaki yang terikat juga, gue berusaha berontak.

"mmm...mmm...." mulut gue yang tertutup selotip hitam, membuat gue gak bisa berteriak.

"Kenapa Sayang ?. Aku rindu banget sama kamu, aku tau kamu pasti juga rindu banget kan sama aku ?"

Jarinya masih setia menelusuri setiap inci wajah gue. Dia kemudian membuka selotip yang mengunci mulut gue. Awwh, sakit njir.

"Lo mau apa, Gar ?!. Kita udah putus, udah gak ada apa-apa lagi. Lepasin gue !!!" teriak gue sambil berusaha membuka ikatan tangan gue.

Gue memalingkan wajah ketika Gara mencoba mencium bibir gue. Membuat dia hanya mencium pipi gue yang tertutupi rambut. Dia menghirup aroma shampo gue. Cukup lama, sampai gue merasa risih.

"Kamu masih sama, Sayang. Harum kamu yang buat aku gak bisa lupain kamu." Ucapnya yang lalu menjauhkan wajahnya dari gue dan kemudian berdiri tegak di depan gue.

"Mau lo apasih. Gue mau pulang !!. Lepasin gue !!"

"Ssttt...Kamu jangan berisik, Naya Sayang. Atau kamu akan membangunkan jiwa psikopat dalam diriku."

Gara tersenyum devil setelah mengatakan itu, membuat bulu kuduk gue meremang. Pikiran-pikiran buruk tentangnya terlintas begitu saja setelah mendengar ucapannya. Jangan-jangan Gara adalah seorang psycho !. Kalau benar berarti selama ini gue pacaran sama seorang psyco. Oh my God !!.

Dibawah cahaya remang-ramang, Gara mengeluarkan pisau kecil dari dalam sakunya, dan memainkannya ditangannya.

"Kamu tau, Nay ? udah lama aku gak mengasah pisau kecil kesayanganku ini. Coba kamu bayangin kalau pisau ini merobek wajah kamu yang cantik itu."

Ucapan Gara membuat gue ketakutan. Gila !!! ini bener-bener gila !!. Gue menggeleng keras tanda gak mau. Dia mendekat ke gue dan menempelkan pisau kecil itu ke wajah gue. Dengan gerakan perlahan, Gara mengelus wajah gue dengan pisau itu meciptakan rasa takut yang amat sangat.

"Gar... Gue salah apa sama lo. Bukannya lo yang udah selingkuhin gue, kenapa lo lakuin ini sama gue ?"  tanya gue dengan air mata yang luruh.

"Aku selingkuhin Kamu itu karena Mama kamu yang minta. Kucing di kasih ikan mana bisa nolak, Nay."

Gue melirik takut ke arah pisau kecil itu yang masih menempel di pipi gue. Gara diam dan memperhatikan gue yang udah sangat ketakutan. Jantung gue berdetak dua kali lebih cepat. Gara menarik smirknya sebelum membisikkan kata-kata yang membuat gue semakin ketakutan.

"Ucapkan selamat tinggal pada wajah cantik ini, Sayang."

Gue menggeleng takut, "Nggak... Gar, Jangan..."

KANAYA (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang