-*-
Gimana hari ini? Udah sayang aku belum? Kalau belum aku tanya lagi besok.
-*-Happy reading😘
***
Pagi ini, kantin sekolah tampak ramai seperti biasanya. Dan seperti biasa juga Karin si tukang makan pasti bakal narik-narik gue dan Sintia ke kantin. Kita bertiga sudah duduk di tempat biasa. Makanan yang dipesan juga sudah datang. Karin dan Sintia tengah menikmati sarapan pagi mereka.
"Guys, gue mau cabut Dimas dari target bullyan gue," ucap gue tiba-tiba yang membuat Karin dan Sintia langsung tersedak bakso yang mereka makan.
Gue panik melihat mereka terbatuk-batuk, gue segera menyodorkan minum untuk mereka berdua. Gue jadi merasa bersalah ngomongin hal ini disaat yang gak tepat.
" Apa, Nay?!!, lo mau cabut Dimas dari target bullyan lo?!" Karin berteriak sangat keras yang membuat penghuni kantin menatapnya.
"Bukan temen gue," ucap gue lirih sambil memalingkan muka gue ke belakang. Sintia pun melakukan hal sama dengan yanh gue lakukan.
Karin yang merasa ditatap oleh seluruh penghuni kantin pun hanya menampakkan cengiran khasnya. Makan tuh malu. Emang gak bisa apa dia kalau gak ngegas, seenggaknya tau tempat gitu.
"Lo bisa pelan dikit gak sih terkejutnya?" tanya gue yang kesal ke Karin.
"Ya sorry, soalnya gue kaget banget. Emang ada apa sih, Nay?. Gak pernah dalam sejarah lo itu nyabut-nyabut target bullyan lo." Ujar Karin yang disetujui oleh Sintia.
Gue emang belum cerita ke mereka tentang apa yang udah Dimas lakukan ke gue. Wajar kalau mereka terkejut banget, soalnya dari dulu gue gak bakal berhenti bully target gue sampai gue bener-bener puas atau sampai gue menemukan target baru. Tapi Dimas beda, dia bukan target bullyan biasa seperti yang lain, dia spesial tanpa karet dua.
"Pokoknya gue gak mau bully dia lagi, dan kalian berdua juga gak boleh bully dia lagi." Ucap gue tanpa memberitahukan yang sebenarnya.
"Terserah lo deh, Nay." Mereka pasrah dengan keputusan gue.
Mereka gak banyak tanya lagi, karena mereka tau kalau gue gak cerita sendiri itu artinya gue gak ingin mereka tahu.
Suara notifikasi pesan masuk dari Iphone gue, menggangu gue yang lagi menikmati sarapan pagi gue. Nomor baru yang semalam chat gue tertera di layar notifikasi. Gue pun membuka pesan itu.
0823xxxxxx01
Selamat pagi, Princess. Gimana, udah sarapan?Gue
Lo siapa sih, kepo banget sama urusan gue.0823xxxxxx01
Kalau lo mau tau gue siapa, istirahat pertama temuin gue di taman belakang sekolah.Read.
Taman belakang sekolah?, itu artinya nomor baru ini anak SMA Angkasa juga? tapi siapa?. Gue bertanya-tanya dalam hati sambil mengabsen semua nama yang berkemungkinan menjadi pemilik nomor ini.
Suara bel masuk membuyarkan lamunan gue, Karin dan Sintia langsung mengajak gue untuk masuk kelas. Sebenarnya gue males banget masuk kelas, apalagi pelajaran sejarah. Kenapa sih kita tu harus belajar sejarah?, kita kan tinggal dimasa kini, sejarah ya udah lah ngapain juga masih diinget-inget. Yang hidup dizaman itu juga belum tentu masih ingat. Pelajaran sejarah tu udah seperti dongeng tidur buat gue. Gak pernah gue absen tidur waktu pelajaran sejarah.
Gue masuk kedalam kelas XII IPS 3 alias kelas gue dengan diikuti oleh Karin dan Sintia dibelakang gue. Ternyata didalam kelas udah ada pak Bomis yang sedang memberikan materi tentang Sejarah Manusia. Gue paling gak setuju sama salah satu teori dari materi ini. Teori yang mengatakan bahwa manusia itu awalnya dari kera. Kalau manusia adalah kera yanh berevolusi berarti gue kera dong!. Selain itu juga, kalau manusia itu dari kera kenapa kera yang sekarang gak ada lagi yang berevolusi, masa cuma kera zaman dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA (Belum Revisi)
Teen Fiction"Gue gak pernah nyangka. Orang pertama yang bantu gue saat gue hancur adalah target bully an gue". - Kanaya Aurellie Gustofa. "Karena gak setiap perbuatan jahat harus dibalas dengan jahat pula. Justru dibalas dengan kebaikan adalah pukulan mental te...