Diatas itu cast nya karin si tukang makan ya. Saking hobby makan nya sampek bantal nya aja makanan.
Baca aja baca guys. Gw gak tau dapet apa nggak feel nya. Wkwk
Yok lah monggo diboco.
Awas ada typo!!.
***
Kring...kring..kring...
Suara alarm gue yang gada akhlak membangunkan gue, disaat gue lagi mimpi mau cium oppa bias gue Nana Jaemin. Uh... Sialan.
Gue pun bangun dari kasur gue menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Gue tu orang yang anti mandi pagi di hari minggu. Emang kumpulan makhluk lucknut gue ini.
Prang...
Suara desahan nikmat, eh suara pecahan beling maksud gue. Kotor ae ni pikiran pagi-pagi. Heran gue.
Suara pecahan demi pecahan saling bersahutan dari lantai bawah. Membuat jiwa penasaran gue meronta-ronta minta dipuaskan. Gue pun turun dari lantai kamar gue, untuk mencari tau siapa yang lagi perang di rumah gue.
"Kamu ya dasar istri gada akhlak. Saya cape-cape kerja di luar. Malah kamu enak-enak an pacaran sama selingkuhan kamu itu."
Suara papa gue penuh emosi sambil membanting piring mahal yang baru dibeli minggu kemarin."Kamu nyalahin saya !!. Kalau bukan gara-gara papah kamu yang dulu sekarat itu, saya gak akan mau nikah sama kamu. Gara-gara kamu saya harus meninggalkan Aditya". Balas mama gue gak kalah emosi dari papa gue.
"Setidaknya kamu urus itu Kanaya anak kamu. Anak yang kerjaan nya cuma bikin onar di sekolah. Bikin saya pusing."
Ucap papa gue yang langsung ngena di hati gue. Pasti papa gue dipanggil lagi ke sekolah gara-gara insiden kemarin sama pak Bobu."Anak saya ?. Dia bukan anak saya. Dia cuma anak hasil kecelakaan kamu. Saya gak sudi punya anak dari kamu." Balas mama gue ngegas, yang langsung membuat air mata gue turun.
Dibalik dinding dapur. Tubuh gue melorot ke lantai yang dingin. Gue terisak, sesakit ini ya gak di hargai sama orang tua sendiri.
Gue gak tahan dengerin mereka, gue pun balik kekamar gue sambil mengusap kasar air mata sialan ini.
Flashback on
"Mama...Kanaya mau ikut jalan-jalan dong. Kanaya bosen dirumah terus sama mba Dina." Pinta seorang gadis kecil berumur sekitar 5 tahun sambil memegangi kaki sang mama yang sudah rapi akan pergi.
"Lepass...!!kamu tu dirumah saja sama mba Dina. Gak usah ikut saya, kamu itu cuma ngrepotin saya tau. Dan asal kamu tau ya, kalau bukan karena kakek tua itu, kamu gak akan saya biarkan hidup." Ucap sang mama sambil mendorong putri kecilnya hingga terjatuh di lantai.
Kanaya kecil yang mendapat perlakuan seperti itu, hanya bisa menangis dan terus memohon agar mamanya mau membawa nya pergi.
"Ma.. Kanaya mau ikut. Mama jangan tinggalin Kanaya." Mohon gadis kecil itu yang tidak dihiraukan oleh sang mama yang langsung pergi meninggalkan nya.
"Mba Dina..mama gak sayang ya sama Kanaya ?"
Pertanyaan Kanaya membuat mba dina bingung harus menjawab apa."Mama non Kanaya sayang kok sama non. Non jangan sedih ya kan ada mba Dina disini sama non. Sekarang kita main aja ya. Yuk.." Ucap sang babysitter yang merasa iba kepada majikan kecilnya itu.
"Papa... Kanaya ikut papa ya. Mama gak mau bawa kanaya."
Ucap kanaya kembali bersemangat melihat papanya."Minggir kamu, saya ini mau kerja. Bisa telat saya kalau cuma meladeni kamu." Balas sang papa yang membuat Kanaya kecil kembali bersedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA (Belum Revisi)
Ficção Adolescente"Gue gak pernah nyangka. Orang pertama yang bantu gue saat gue hancur adalah target bully an gue". - Kanaya Aurellie Gustofa. "Karena gak setiap perbuatan jahat harus dibalas dengan jahat pula. Justru dibalas dengan kebaikan adalah pukulan mental te...