Assalamualaikum...
Masih semangat nggak...
Harus yaaa... Kalian yang sakit cepet sembuh... Kalian yang sehat, dijaga ya stamina nya...
Happy reading💕💕
.
.
.
Pagi ini suasana sarapan tak seperti biasanya...
Bunda dan ayah Radeya turut merasakan ketidak beresan ketiga anaknya...
Radeya dan Jovan...
Radeya yang biasanya akan memanjakan Adit dan memarahi Adit yang tak suka makan sayur, kini hanya diam dengan ekspresi datar, Adit pun... Lelaki itu kini hanya diam tanpa bicara... Memakan makanan yang tersedia... Termasuk sayur. Dan Jovan... Terlihat jelas bahwa ia tak semangat pagi ini...
Keleting...
Suara sendok yang di banting di atas piring menggema... Menyudahi kesunyian ruang makan...
"Kalian kenapa?!, jangan bikin mood sarapan kita ancur deh!", Ve yang kesal melihat para adiknya berbeda dari biasanya akhirnya menegur...
Tak ada yang menjawab, hal itu semakin membuat Ve kesal, dia bangkit dan mengambil ranselnya di atas meja.
"Ve berangkat bunda ayah... Males makan bareng orang bisu!", tanpa menunggu jawaban orang tua mereka, Ve pergi begitu saja...
Ayah Bagas menghela nafas lelah... Ia memperhatikan satu persatu anaknya...
"Ada apa ini?, mana suasana hangat yang selalu buat ayah semangat kerja?, gak kasian sama ayah?", tanya sang kepala keluarga dengan nada lembut...
"Yah... Radeya berangkat dulu, jadwal piket", setelahnya ia bangkit, mencium kedua tangan orang tuanya serta pipi ayah dan bundanya lalu pergi tanpa menoleh pada Adit.
"Adit gak bareng Radeya?", kali ini bunda yang bersuara setelah sedari tadi hanya diam.
"Nggak bun", ayah dan bunda saling melirik dan mengangguk setelahnya, mereka paham sekarang...
"Yaudah Arka bareng ayah aja", kepala Adit atau yang sekarang sedang di kuasai Arka otomatis menoleh...
"Ayah tau?", senyum teduh ayah berikan sebagai tanggapan.
Arka hanya mengangguk setelah menghela nafas. Dan melanjutkan makannya yang tertunda.
"Kalo Jovan kenapa?", tanya bunda lagi...
"Lagi pms bun", baru saja Jovan mau menjawab, Arka lebih dulu menyela dengan jawaban seenaknya...
"Diem deh Dajjal!!", Jovan mendelik tak suka, ia memang kemusuhan dengan kloning sang abang ini.
"Aisss... Kalian.. Kenapa malah ribut, Jovan gak sopan sama abang ngomong gitu", kata bunda melerai...
"Bukan abang Jovan bun, abang Jovan kiyut... Gak kayak dia, angker wajahnya", ayah dan bunda tertawa bersamaan, dan Arka hanya berdecih acuh...
"Lagi kesel bun, sama anak setan", lanjut Jovan menjelaskan...
"Astaga Jovan... Siapa lagi itu?!", sungguh anak bungsu nya ini benar benar luar biasa dalam menyematkan gelar pada seseorang.
Tak perlu aku jelaskan bukan kenapa ayah dan bunda Radeya menganggap kedua lelaki itu sebagai anak kandungnya?, pahami sajalah ya, kalo baca dari awal pasti paham😅.
"Cih... Baru makan bareng aja udah uring uring an... Uke mental tahu lo",
"Biarin, yang gak tau cinta diem aja deh",
KAMU SEDANG MEMBACA
Autism Boyfriend √ (Chanbaek)//END
Teen Fictionwarning!!! ini lapak homo, LGBT, Boy Love kalo gak suka bisa di skip yah... aku juga gak bisa bikin GS... kurang menjiwai ehee... ... cerita ini mengisahkan tentang suka duka seorang Radeya Abyaksa yang memiliki kekasih penyandang Autisme Spectrum D...