💕 Bagian 2

7.1K 896 91
                                    

Haiiiiii...

Assalamualaikum...
Ketemu lagi 👉👈

Kuy dibaca...
Happy reading💕💕

.

.

.

Masih flashback...

Setelah seminggu kepindahannya, dan pertemuannya dengan lelaki tampan itu... Radeya tak pernah menemukan lelaki tampan misterius itu lagi...

Ntahlah... Tapi Radeya merasa ingin sekali bertemu dengan lelaki itu...

Lelah melamun dan bosen sendiri dirumah, Radeya mutusukan untuk jalan jalan sekitar kompleks...

Saat asyik mengitari kompleks yang asrih dan ibu ibu komplek juga ramah, Radeya di kagetkan dengan teriakan histeris dan kata kata olokan yang gak pantes buat di dengar...

"Dasar anak idiot... Pantas saja mami kamu gak perduli sama kamu!!!", kata salah satu ibu ibu yang berdiri memutari seseorang di sana...

Radeya yang penasaran akhirnya berjalan dengan tergesah gesah menghampiri kerumunan itu...

Mencoba masuk dalam kerumunan untuk melihat siapa yang di maki sedemikian kasar...

Setelah berhasil masuk dan melihat orang yang di maki ternyata adalah lelaki yang ia pikirkan seminggu belakangan ini ia kaget...

Lelaki itu berteriak histeris layaknya prcandu heroin yang sedang sakau...

Memukuli dirinya sendiri dengan sekuat tenaga...

Entah karna apa... Hati Radeya ikut sakit melihatnya... Air mata nya bahkan jatuh...

"Diditt gak ngambil, Didit gak ambilll....DIDIT GAK AMBIL ANAK BARANG... DIA YANG BARANG AMBIL DIDIT PUNYAAAAA... DIAAAA!!!"

Lelaki yang menyebut dirinya Didit terus berteriak histeris, Radeya yang tidak tahan melihatnya langsung memeluk Adit dengan erat...

"Cukup bu... Ibu ibu bilang aja sama saya... Berapa saya harus ganti barang yang di ambil Dia", kata Radeya tanpa melepas pelukannya...

"120 ribu... Dia ruskain mainan anak saya!!!", kata ibu yang sedari tadi memaki Adit....

Adit yang merasa tidak bersalah mendongak menatap Radeya yang juga menatapnya dan menggelengkan kepalanya kuat...

"Gapapa... Kamu diem aja ya", kata Radeya tersenyum manis kepada Adit

Radeya mengeluarkan dompet dari tasnya dan memberikan 2 lembar uang 100 ribu kepada ibu tadi...

"Ini saya ganti... Kembaliannya buat ibu aja, tolong perlakukan orang lain dengan baik, mereka juga manusia. Walaupun cara berfikir nya gak sama kayak kita... Tapi mereka juga punya hati". Ucap Radeya lalu membantu Adit berdiri dan menggandeng tangannya meninggalkan kerumunan...

...

Setelah dirasa mereka jauh dari kerumunan tadi Radeya mengajak Adit untuk duduk di bangku taman komplek...

"Duduk disini dulu ya...", kata Radeya lembut...

Adit hanya mengangguk dan menundukkan kepalanya...

"Jangan takut yaaa.... Aku gak gigit loh... Ehehee", kata Radeya yang kemudian tertawa renyah...

Adit yang melihat Radeya tertawa cantik seperti itu ikut tertawa riang...

"Hihihi... Malaikat", kata Adit di sela tawanya...

"Eh... Dimana malaikat?", kata Radeya yang kaget dengan ucapan Adit...

Radeya justru berfikir Adit memiliki kekuatan supranatural yang bisa melihat hal hal halus... Bergidik ngeri, menoleh kesana kemari dan tanpa sadar menyempitkan jarak antara dia dan Adit...

"Malaikat... Kamu", sambung Adit, seketika Radeya menoleh dan untuk kedua kalinya, mata mereka bertemu...

Dan Radeya bisa melihat mata bulat itu... Sangat indah, hitam kelam namun bersinar. Degub jantungnya seakan berdetak lebih cepat dari detak jantung normal... Wajahnya mulai memanas ketika mata indah itu memandangnya dengan tatapan seakan memuja...

Bukan Radeya terlalu percaya diri, tapi tatapan itu sering ia dapat ketika seseorang menyatakan cinta padanya...

Sekian lama berpandangan, Radeya menjadi yang pertama memutuskan kontak mata antara mereka...

"Ekhem... Aku?", tanya Radeya, ia masih berusaha menetralkan detak jantungnya yang masih berdegub kencang...

Anggukan antusias dengan senyum idiot Adit berikan, membuat Radeya gemas dengan tingkah laku Adit...

"Kenapa malaikat?", tanya Radeya   lagi yang memang benar benar penasaran dengan pernyataan Adit...

"Didit senyum suka, antit", kata Adit berbicara dengan kalimatnya yang berantakan...

Radeya mengernyit bingung, "antit itu apa?".

"Antit... C - A - N - T - I - K", jawab Adit mengeja setiap huruf sambil menulis diudara setiap huruf yang ia ucapkan.

"Ahahahaaa... Ya Ampun... Didit, cantik dong bacanya bukan antit", Radeya tanpa sadar tertawa lepas...

Tiba tiba adit bertepuk tangan serta melompat lompat kecil dan tertawa riang... Lagi lagi Radeya yang bingung dengan tingkah Ajaib Adit hanya terbengong dan mengerjapkan matanya beberapa kali...

"Didit kenapa?",

"Didit suka, didit nama panggil", jawab Adit masih dengan melompat lompat girang...

"Eh... Didit suka di panggil didit gitu?", entahlah, sepertinya Radeya harus banyak belajar bahasa Adit mulai saat ini.

Adit lagi lagi dan lagi mengangguk antusias dengan senyum khasnya...

"Oke... Kenalin dong, aku Radeya",

"Yaya antit... Didit suka", Adit menunduk dan tersenyum malu, bahkan wajahnya memerah...

Radeya benar benar tak bisa menahan gemasnya... Iya dengan reflek mencium pipi Adit...

Cup~

Adit yang kaget mendongak dan mengerjapkan matanya..., namun setelah itu dia tersenyum memalu lagi dan berlari kencang meninggalkan Radeya....

"Didit mau kemanaa???", panggil Radeya namun Adit tak menoleh dan terus berlari sesekali melompat sembari bertepuk tangan...

Sungguh itu sangat menggemaskan bagi Radeya...

Flashback off...

Radeya tersenyum dan sesekali tertawa kecil jika mengingat masa masa itu...

"Den... Maaf, sudah sampai", kata supir Radeya.

"Eeh... Kenapa pak Han?", tanya Radeya yang baru sadar dari lamunannya...

"Itu den... Sudah sampai", jawab pak Han tak enak, karna sudah mengganggu aktifitas melamun Radeya...

"Oh... Ya ampun gak sadar aku, maaf ya pak Han, nunggu lama, yaudah aku turun dulu... Dadah pak Han",

Radeya keluar mobil dan berjalan cepat memasuki pekarangan rumah Adit yang tepat berada di depan rumahnya.

Pak Han hanya bisa menggeleng melihat tingkah tuan mudanya barusan.

"Orang jatuh cinta memang sukar dimengerti... Mbuhlah, rangurus aku".

.

.

.
TBC

Yuhuuuu....

Sampe ketemu di next chapt yaaa

Sayang kalian banyak banyak banyak 💕💕💕💕.

Autism Boyfriend √ (Chanbaek)//ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang