💕 Bagian 10

5.4K 729 151
                                    

Assalamulikum kalian...

Happy reading kalian💕💕

.

.

.

Ve lagi duduk di ruang tamu, mikirin adeknya yang lagi nangis kejer di kamarnya...

Dia tau pasti ada yang gak beres. Dan dia yakin gak bakal jauh jauh dari masalah Bram tadi. Jadi dia enggan bertanya untuk saat ini. Ia memberi waktu untuk sang adik menenangkan fikirannya.

Saat hendak mengambil majalah di kolong meja, Ve mendengar teriakan Adit di sebrang rumahnya.

Reflek dia bangun dan jalan menuju rumah Adit dengan tergesah gesah.

Sampai di rumah Adit, tanpa mengetuk atau memberi salam Ve masuk dan berlari ke lantai dua, letak kamar Adit dan mendapati beberapa PRT Adit sedang berkumpul di depan kamar Adit.

"Ada apa bi", tanya Ve yang langsung mendapat perhatian penuh dari para PRT disana.

"Hamdalaaaah... Ya Allah mbak Ve... Kami telfon den Radeya dari tadi gak di angkat... Trus den Jovan juga gak bisa di hubungi mbak... Syukur mbak Ve datang... Den Adit mbak... Setelah tengkar sama den Radeya tadi dia ngamuk ngamuk, mukuli diri sendiri... Tolongin mbak", cerocos salah satu PRT itu dengan logat jawa nya yang kentara.

Ve menganggukkan kepala lalu membuka pintu Adit.

Cklek...

Ternyata tidak terkunci...

Ve menggelengkan kepalanya melihat keadaan kamar Adit yang berantakan. Di pojok kamar dekat ranjang, Ve melihat Adit melipat lututnya dan menyembunyikan kepalanya sembari menangis tersedu...

"Hey... Jagoan Yaya, ngapain nangis hah?, masa seme nangis sih?", kata Ve mencoba menghibur Didit.

"Kak Ve hiks, Didit sedih", Ve tertawa mendengar aduan Adit yang terkesan lucu. Pantas saja Radeya betah menjalin kasih bersama Lelaki aneh ini... Begitu pikir Ve.

"Dih... Seme kok segala pake sedih sedih... Sinilah cerita ke gue", ucap Ve sembari merangkul Adit.

"Yaya malu Didit pacar punya huks...", air muka Ve tiba tiba berubah...

"Radeya yang bilang ke Adit ?", Adit menggelengkan kepalanya. Ve menaikkan sebelah alisnya.

"Terus?",

"Mamih Didit bilang, Didit idiot. Didit Yaya malu bikin", bolehkah Ve mengutuk orang tua yang sama sekali tak Berperasaan itu?, demi Tuhan Ve meradang di buatnya.

Orang tua yang seharusnya menuntun Adit agar dapat normal, malah Menjatuhkan mental adit ke dasar bumi. Oh God... Beruntung ia memiliki orang tua yang sangat menyayangi dirinya dan Radeya terlepas bagaimana tingkah mereka yang seperti tertukar raga.

"Jangan dengerin... Lo lupa ajaran gue hah?, omongan negatif jangan ikutin, cukup ikutin kata kata gue sama Radeya... Paham?", Adit lagi lagi mengangguki perkataan Ve.

"Nah sekarang, mau bantu gue nggak?", tanya Ve mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Bantu apa?", kata Adit bertanya sembari Memiringkan kepalanya membuat Ve gemas dan mencubit pipi sedikit chabi milik Adit.

"Astagaaa... Pacar adek gue bisa banget sih imutnya... Gak cocok ya Dit!. Jawab dulu mau nggak?",

"Didit bantu mau", ucap adit di barengi dengan anggukan antusias.

"Sekarang lo ganti baju rapih, cepet", tanpa bantahan Adit bangkit menuju walk in kloset nya...

Setelah beberapa menit Adit keluar dengan pakaian yang sukses membuat Ve tercengang.

Autism Boyfriend √ (Chanbaek)//ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang