💕 Bagian 5

6K 755 62
                                    

Di suatu jalanan yang lumayan ramai, Jovan sedang berjalan sembari menoleh kesana kemari, mencari cilok yang tadi abangnya minta.

Hatinya dongkol karna tak pernah tega untuk mengabaikan keinginan Abang tersayang nya...

Bagaimanapun, Adit adalah satu satunya saudara yang iya miliki...

Melihat Adit mengamuk dan memukul dirinya sendiri menjadi alasan kelemahan Jovan. Terlebih jika mendengar kata kata ibunya yang memaki sang kakak.

"Aish... Gue harus cari dimana njir, mager banget keliling ni alun alun cuma buat beli cilok... Untung abang... Untung sayang", ucap Jovan sambil menghentak hentakan kakinya...

Setelah lumayan lama berkeliling, akhirnya abang cilok yang dia cari ketemu juga... Tapi Jovan kembali mendesah waktu melihat disana antriannya banyak banget, apalagi disana yang antri bocah bocah kecil...

"Oke Jovan... Perjuangan lo di mulai", entah perjuangan yang bagaimana yang Jovan maksud...

Setelah lama mengantri dan memakan beribu ribu kesabaran akhirnya kini giliran Jovan yang dilayani. (Bahasa gue😭)

"Bang ciloknya 10rb ya, pake saos kecap, gak pake sambel...", pesan Jovan pada si abang yang di iyakan oleh si abang tanpa noleh ke Jovan.

"Ini tong ciloknya", Jovan yang lagi fokus sama hp pintarnya langsung noleh ke abang abang cilok...

Baru saja tangannya terulur untuk menerima cilok dari si abang, cilok itu sudah lebih dulu direbut sama seseorang.

"Nih bang uangnya makasih", kata cowo yang ngerebut cilok tadi sambil menjulurkan uang selembar 50 ribu pada si abang.

"Heh!!!, itu punya gue ya sat... Sembarangan nyerobot hak milik orang lo", ucap Jovan tak terima...

"Ni cilok di tangan siapa sekarang gue tanya?", kata si cowo lagi...

"Ya... Ya di lo, tapi kan gue yang duluan pesen!!!", Jovan masih berdebat...

"Ya karna udah di gue, gue juga udah bayar jadi ini punya gue dong... Yaudah sih pesen lagi, gitu aja ribet!", Jovan emosi denger ucapan cowo gila itu...

Karena dia tak ingin berdebat makin panjang jadi dia mengalah....

"Ck... Sinting!, bang tolong buatin lagi 10 rb, persis yang tadi", ucap Jovan diangguki si abang.

"Ini tong... Pesenannya 10rb tanpa sambal pake saos kecap",

Ciloknya Jovan terima lalu dia pergi begitu saja, membuat si abang sama cowo tadi cengoh...

Tapi kemudian dia menoleh lagi dan tersenyum manis sambil berkata, "dia yang bayar bang, dadaaah", si abang cilok cuma bisa senyum kikuk melihat tingkahnya.

Berbeda dengan cowo tadi yang cuma bisa geleng geleng sambil senyum tampan, "yaudah bang, ambil aja kembaliannya... Byee", ucap si cowo kemudian berlari mengejar Jovan...

"Hey...", sapa si cowo setelah dia berhasil menyusul Jovan. Jovan menoleh dan mendengus mendapati cowo itu senyum aneh.

Jovan tak menggubrisnya, tetap berjalan dengan pandangan lurus kedepan.

"Cuek banget sih eneng... Abang jadi suka", ah... Jovan benar benar kesal di buatnya...

"Abaikan Jovan... Abaikan, dia makhluk astral... Lo fokus aja jalan... Oke", ucap Jovan pada dirinya sendiri...

"Dih mana ada cowo cakep gini makhluk astral", sungguh jika tak ada undang undang yang melarang kekerasan, ingin rasanya Jovan merobek mulut cowok gila itu...

"Neng... Ikut abang dangdutan yuk", oke cukup, kesabaran Jovan sudah habis.

"MAU LO APA SIH KIMAK... JAUH JAUH DARI GUE!!!, GUE COWOK KALO LO MAU TAU!!!", Jovan berteriak tanpa sadar karna kesabarannya terkuras habis meladeni cowok gila itu.

Cowo tadi malah melirik sekitar dan tersenyum, "maaf pacar saya sedang kambuh", ucapnya pada beberapa orang yang menatap mereka karna teriakan Jovan tadi.

Jovan yang baru sadar jika dirinya sekarang menjadi pusat perhatian banyak orang langsung menunduk malu.

cowo di depannya senyum menang dan menarik Jovan menjauh dari keramaian.

Jovan yang masih benar benar malu hanya menurut mengikuti tarikan si cowo tadi.

...

"Kenalin gue Febian, supaya lebih akrab lo bisa panggil gue Bian", ucap cowo tadi memperkenalkan diri pda Jovan.

"Gue gak kepo !!!", jawab Jovan sambil mandang sinis cowo yang mengaku Febian tadi.

Mereka sekarang berada di dalam mobil Bian, dengan beribu cara yang Bian lakukan, akhirnya Jovan mau pulang bersama. Yah walau dengan sedikit ancaman sih...

Bagaimana Jovan tak menurut, jika hp kesayangannya sedang berada di saku celana si Bian?, hal itu membuat kekesalan Jovan bertambah berkali kali lipat, namun juga pasrah menerima ajakan pulang bersama si cowo sinting yang mengaku bernama Febian itu.

"Ey... Jangan galak galak atuh neng, ntar abang bawa ke pelaminan loh", Jovan langsung mendatarkan ekspresinya menoleh pada Bian.

"Ahahaha... Iya iya sorry, canda doang elah",

"Serah kantung anoa ajalah, depan sana rumah gue. Berenti disini aja, mana balikin hp gue", kata Jovan malas mendengar celotehan si Bian.

"Dih... Nggak lah, gue kan mau mampir", sungguh Jovan benar benar merasa dirinya sial hari ini.

Dosa apa dia sampai harus bertemu makhluk sinting seperti Bian. Jovan memilih tetap diam dan tak menanggapi celotehan Febian.

Tepat di pekarangan rumah Jovan, Febian berhenti. Dan itu sukses membuat Jovan naikin alisnya melirik penuh selidik pada Febian.

Febian yang di tatap seperti itu juga menaikan alisnya bingung.

"Apa?",

"Lo kok tau rumah gue?", tanya Jovan masih dengan ekspresi yang sama.

"Hah?, eh... I-itu... Anu", Febian gelagapan jawab pertanyaan Jovan.

"Waaaah... Lo stalker ya jangan jangan?!!!, iyakan?, ngaku lo!!!", tuduh Jovan bikin Febian menggeleng kuat.

"Enak ajaaa.... Emang lo siapa pake di ikutin segala, sok ngartis!. Udah lah ayo masuk, engap di mobil mulu!", kata Febian kemudian meninggalkan Jovan yang menyusul setelahnya.

"Heh... Lo ya!!!!, rumah siapa yang ngajak masuk siapa... Definisi Dajjal gatau diri ya gini!", Jovan nyerocos tanpa jeda... Sungguh tingkat kesabarannya sangat diuji kali ini.

.

.

.
TBC.

Ehe...
Maaf kalo gak seru...
Ini sesuai isi otak aja soalnya.

Makasih yang udah baca, kasih bintang, sama comment...

Love kalian 3000💕💕💕

Autism Boyfriend √ (Chanbaek)//ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang