💕 Bagian 7

5.7K 766 156
                                    

"Didit ganti piyama yang tadi Yaya bawa ya, abis itu bobok", perintah Radeya yang sedang menata ranjangnya untuk mereka tidur dan diangguki Adit.

Mereka sekarang berada di kamar Radeya. Tadi saat Radeya berpamitan pulang Adit memaksa ikut dan menginap dirumah Radeya, alasannya ingin Menemani Radeya agar aman sampai rumah.

Astagaaaa... Apa adit juga menjadi orang pikun sekarang?, jarak rumah mereka hanya 5 langkah. Ada ada saja tingkah bayi gede Radeya itu.

"Yaya Didit pake nggak, Didit malu", kata Adit menundukkan kepalanya dan menyatuka jari telunjuk 👉👈.

Radeya bingung dengan ucapan Adit.

"Malu?, malu kenapa Dit?", kata Radeya berbicara sembari mengernyit.

"Didit tidur Yaya sama berdua, pengantin... Hihi", tolong bantu Radeya mencarikan stok oksigen. Pasokan oksigennya mulai menipis lagi.

Pengantin katanya?, oh God... Radeya mengutuk siapapun yang mengajari Adit pelajaran menjadi dewasa ini!.

"Kenapa pengantin?", kata Radeya memancing Adit demi mengetahui jalan pikiran kekasihnya itu.

"Yaya Didit piyama sama, Yaya Didit tidur sama berdua... Hihihi", lagi lagi Adit tersenyum malu dan menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Sama... Radeya juga bahkan merasa panas menjalar di seluruh wajahnya. Ah... Pasti sangat merah... Pikir Radeya. Padahal sudah menjadi hal wajar mengingat hampir setiap malam mereka tidur bersama. Entah di kamar Adit atau kamarnya.

Radeya berdehem menetralkan kegugupannya. Sial... Kenapa Adit selalu bisa membuat Radeya salah tingkah. Radeya benci pada dirinya sendiri yang malah memikirkan hal yang tidak tidak.

Terlebih mengingat bagaimana tubuh kekar kekasih luar biasanya itu.

'Radeya bodoh... Lo mikir apa sih, dasar omes!!!', ucap Radeya dalam hati, tangannya relfek memukul kepalanya sendiri.

"Yaya kenapa kepala pukul!", ucap Adit dengan suara sedikit tinggi sembari mengusap kepala Radeya.

Radeya yang kaget langsung mendongak menatap Adit. Lagi lagi... Jantung itu berdegup.

Melihat betapa khawatirnya ekspresi Adit, dahi yang mengernyit itu terlihat seksi saat rambut adit ditata hair up seperti itu. membuat Radeya semakin menggilai kekasihnya itu. Tampan.

"Yaya melamun jangan, Didit maaf minta", kata Adit yang entah sejak kapan sudah melepas tangannya dari kepala Radeya wajahnya sarat akan arasa bersalah.

"Huh... Ah kenapa minta maaf, Didit gak ngelakuin kesalahan kok", kata Radeya tergagap.

"Didit ngomong salah, Yaya suka nggak", kata Adit masih dengan wajah beraalahnya dan matanya mulai berkaca.

Radeya yang paham bagaimana Adit langsung tersenyum manis dan menggenggam tangan Adit.

"Didit gak salah kok, omongan Didit yaya aminin ya... Didit kan nanti sama yaya juga bakal nikah... Didit emang gamau nikah sama Yaya?, jadi pengantin?", kata Radeya menenangkan Adit.

Adit tiba tiba mengubah ekspresinya lagi menjadi memalu. Astaga tak konsisten sekali kamu nak!.

"Didit mau nikah Yaya sama". Radeya yang gemas langsung memeluk Adit membuat Adit mengerjap beberapa kali lalu membalas pelukan Radeya setelahnya...

Radeya tak menyangka kepindahan yang dulu iya rasa sebagai kesialan, justru berubah menjadi keberuntungan. Tak perlu kalian tanya lagi bukan. Keberuntungan seperti apa yang Radeya maksud.

...

"Didit... Yaya boleh tanya?", ucap Radeya. Ia tengah bersandar pada tepi ranjang sembari mengelus rambut Didit yang sedari tadi memeluk dan bersandar di dada sempit miliknya.

Didit mengangguk namun masih setia memejamkan matanya menikmati Sapuan halus dari tangan lentik kekasihnya.

"Didit... Em... Itu, eh... Siapa yang ajarin Didit cium Yaya kek gitu?", tanya Radeya ragu. Ntah mengapa mengingat ucapannya ia malah merasa panas di seluruh Wajahnya.

Mendengar pertanyaan Radeya Adit membuka mata lantas mendongak menatap Radeya dengan tatapan polosnya.

"Yaya Didit ajarin", jawabnya masih memandang polos Radeya. Radeya kaget mendengar jawaban Didit.

"Kapan Yaya ajarin Didit?", tanya Radeya. Bukannya iya tak ingat, tapi ia tak menyangka saja jika memory Adit Bekerja sangat normal untu menyimpan kenangan kenangan mereka.

"Yaya cium Didit bibir, itu Didit tidur waktu", oke Radeya, cukup. Radeya benar benar ingin tenggelam sekarang. Dari sekian banyak memory tentang ciuman mereka, kenapa harus bagian itu yang sangat diingat oleh Adit. Hari dimana ciuman pertamanya bersama Adit tepat 2 tahun yang lalu. Dan tololnya Radeya lah yang memulai ciuman pertama mereka.

Flashback...

Radeya berjalan menuju kamar Adit. Ia baru saja kembali dari olimpiade Kimia di AS selama seminggu.

Dan selama seminggu pula si Adit sering mengamuk menanyakan keberadaan Radeya.

Bahkan setiap 5 menit sekali Radeya harus memberinya kabar.

Jadi setibanya di Indonesia ia langsung menemui Adit setelah ia menaruh seluruh barang bawaannya.

Cklek...

Pintu kamar Adit ia buka perlahan lalu mengintip kedalam. Bisa ia lihat kekasih luar biasanya sedang tidur di sofa kamarnya dengan ekspresi wajah menggemaskan sambil memeluk Toben. Boneka anjing kesayangannya.

 Boneka anjing kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ihihi Adit adit...", Radeya melangkah mendekati sofa, ia yang tak sanggup menahan gemas mengulurkan tangannya untuk mengusap wajah Adit. mendekat dan mencium seluruh wajah Adit.

Entah bagaimana jalan fikiran Radeya. Tepat saat Radeya mengecup bibir tebal kekasihnya itu, ia tak ingin berhenti. Dan tanpa sadar bibirnya bergerak di atas bibir Adit.

Melumat lembut bibir atas dan bawah Adit bergantian. Tangannya yang satu ia gunakan untuk menangkup rahang tegas kekasihnya. Dan satu lagi ia gunakan untuk menopang tubuhnya pada pegangan sofa samping kepala Adit.

Saat sedang menikmati ciuman sepihaknya, Radeya kaget karna ada tangan yang memeluk pinggangnya. Reflek Radeya membuka mata dan langsung berhadapan dengan mata elang milik sang kekasih.

Radeya membeku karna kekagetannya. Namun saat lumatan itu terbalas Radeya tersenyum dalam ciuman lalu memperdalam ciuman mereka.

Falsback off...

"Adiiiit iiih... Jangan diingetin aku maluu~", Radeya merengak dan menutupi wajahnya membuat Adit tertawa.

"Ehehe... Hihihi... Yaya lucu... Hihihi... Didit suka".

.

.

.
TBC

Hai... Masih semangat kan nungguin lanjutannya...?
Semoga yaaa😌

Makasih kelen yang baca, vote ato komen... Sayang kelen banyak banyak😘😘

Autism Boyfriend √ (Chanbaek)//ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang