22. Atlantis Vs Titan (1)

14.8K 1.1K 77
                                    

Tiga hari telah berlalu. Hari ini adalah hari dimana masa skors Atlantis berakhir sekaligus hari dimana pertandingannya dengan Titan akan terlaksana. Maka di sini lah mereka sekarang. Di depan gedung pertarungan.

Di bawah lampu temaram, kedua kubu antara geng Zavior dan geng Gardon berdiri saling berhadapan. Raut wajah angkuh tercetak di wajah setiap anggota. Seolah yakin kalau pihak mereka yang akan memenangkan pertandingan ini.

Atlantis dan Titan berdiri di barisan paling depan. Keduanya saling melayangkan tatapan sarat akan permusuhan. Sementara di barisan belakang terdapat ratusan anggota Zavior maupun Gardon yang turut serta menjadi suporter. Seluruh anggota mengenakan jaket kebanggaan geng motor masing-masing. Geng Zavior menggunakan jaket jeans bertuliskan ZAVIOR di bagian belakang. Hanya saja ada sedikit perbedaan dengan jaket Atlantis. Jaket milik Atlantis terdapat huruf AR yang di bordir di bagian depan kanan. Sementara geng Gardon menggunakan jaket kulit berwarna hitam bertuliskan GARDON di bagian belakang.

"Udah siap buat mampus lo?!" Ucap Titan penuh percaya diri.

Atlantis tersenyum remeh. "Pemenang yang sesungguhnya gak akan banyak omong sebelum pertandingan dimulai. Cukup dibuktikan dengan tindakan. Bukan bacotan!"

"Heh, gak usah sok lo!" Raden yang berdiri di samping Titan menunjuk Atlantis dengan jari telunjuknya. Sedang yang ditunjuk tetap bersikap tenang.

"Lo gak usah nunjuk-nunjuk Atla pake jari lo yang kapalan itu!" sahut Gilan yang berdiri di belakang Atlantis bersama Akan, Rega, dan Dari.

"Oh, jadi ketua lo ini gak bisa bela diri sendiri. Harus dibela sama kacung," ucap Titan diiringi tawa meremehkan.

"Itu gunanya SAHABAT. Saling ngebela satu sama lain. Bukannya malah nusuk dari belakang!" Alan tertawa sinis. "Kasian gak punya SAHABAT. makanya gak ada yang ngebela," lanjutnya bermaksud menyindir.

Titan mengepalkan kedua tangannya. "Diem lo miskin!" desisnya tertahan.

Atlantis sedikit melirik ke belakang, menatap Alan yang hanya diam saja saat dihina seperti itu. Alan selalu diam saja saat orang lain mengatakan hal itu padanya. Karena baginya, yang mereka katakan memang benar.

Atlantis mengeraskan rahangnya. Ditariknya kerah jaket Titan. Matanya menyorot tajam. "Jaga mulut lo! Dulu dia sering nolongin lo kalo lo lupa! Kalo aja waktu itu Alan gak nolongin lo, lo udah MATI!" ucap Atlantis mengingatkan kepada Titan kejadian satu tahun yang lalu-saat Titan hampir tewas dikeroyok jika saja Alan tidak datang. Atlantis akan diam saja saat orang lain menghinanya. Tapi tidak jika yang dihina adalah sahabatnya.

Titan tersenyum sinis. Akhirnya rencananya untuk memancing emosi Atlantis berhasil juga. Dengan begini akan mudah baginya untuk mengalahkan Atlantis karena konsentrasi Atlantis sedang tidak stabil saat emosi.

Titan tidak tahu saja. Atlantis berkali lipat lebih kuat saat sedang emosi. Mari kita tertawakan makhluk bodoh yang satu ini.

"Gue gak pernah minta buat ditolong. Dia aja yang BODOH mau nolongin gue," sahut Titan membuat Atlantis semakin naik pitam.

"BANGSAT!"

Atlantis mengangkat tangan kanannya hendak memukul Titan. Namun belum sempat pukulan itu mengenai wajah Titan, Alan dan yang lain langsung menahannya.

"At, lo jangan kepancing sama omongan dia. Dia sengaja bikin lo gak konsentrasi saat pertandingan nanti." Alan menarik bahu Atlantis mencoba meyakinkan sahabatnya itu.

"Lo harus konsentrasi buat pertandingan, At. Jangan ngurus manusia peng.hi.a.nat yang mulutnya bu-suk kaya gitu!" tajam Gilan, menimpali.

Atlantis lantas melepaskan cengkramannya di kerah Titan. Apa yang dikatakan teman-temannya memang ada benarnya.

AR [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang