8. Bimbang

23.9K 2K 78
                                    

Sepulang sekolah Tala tidak langsung pulang. Tadi Atlantis mengajaknya untuk pulang bersama. Maka disinilah Tala sekarang. Di parkiran sekolah. Ia duduk di atas motornya menunggu Atlantis yang masih ke kamar mandi. Memandang para murid yang berlalu lalang untuk mengambil kendaraan mereka masing-masing.

Tak lama kemudian ia menoleh saat merasakan seseorang menepuk bahunya. Ia pikir itu Atlantis, tapi ternyata bukan. Tala mengerutkan kening saat melihat seorang murid perempuan yang ia ketahui adalah teman sekelasnya tengah berdiri di sebelahnya.

"Kenalin gue Cassie, teman sekelas lo. Lo pasti inget kan?" Cassie mengulurkan tangannya ke arah Tala yang langsung disambut ramah oleh Tala. "Gue Tala," ucap Tala sambil tersenyum.

Tala pikir Cassie ingin berteman dengannya. Namun saat melihat raut wajah Cassie, Tala jadi tidak yakin dengan perkiraannya sendiri.

"Lo suka ya sama Atla?" tanya Cassie to the point membuat Tala menaikkan sebelah alisnya. Tidak salah lagi, hanya dengan melihat Cassie sebentar saja Tala sudah tahu kalau Cassie menyukai Atlantis.

"maksud lo?"

"Gue tanya, lo suka sama Atla? masa gitu aja gak ngerti sih," jawab Cassie berubah sewot.

"Kalau iya kenapa? Kalau enggak juga kenapa?" Tala menjawab dengan nada menantang. Membuat Cassie menggeram kesal.

"Gue kasih tau lo ya, Atlantis itu bukan cowok baik-baik. Dia itu playboy. Tukang PHP. Gue yang bohay aja di php in sama dia. Apalagi elo." Ucap Cassie sengaja agar Tala menjauhi Atlantis. Sialnya, Tala nampak tidak terpengaruh oleh ucapanya.

Tala memang sudah tahu akal bulus perempuan di hadapannya ini. Tipe perempuan yang takut tersaingi.

"Trus kalo gue di php  sama dia apa urusannya sama lo?" Jawab Tala santai. Membuat Cassie berdecak sebal.

"Ya gue sih takutnya lo sakit hati trus bunuh diri karna ditinggalin sama dia. Soalnya dulu ada cewek yang sampai pindah sekolah gara-gara ditinggalin sama Atlantis. Miris banget pokoknya. " Ucap Cassie masih berusaha meracuni pikiran Tala.

Tala tersenyum remeh," Gue gak peduli. Kalaupun ada yang sampe kayak gitu itu elo." Jawab Tala.

Wajah Cassie berubah jengkel. Cewek itu pasti sangat kesal karena merasa tidak bisa membuat Tala percaya dengan omongannya.

"Terserah lo aja. Tapi awas. Lo pasti nyesel karna gak ngedengerin omongan gue." Ucap Cassie menunjuk Tala dengan jari telunjuknya. Ia lantas melenggang pergi meninggalkan Tala yang masih nampak tidak peduli dengan ucapannya.

Tala menggelengkan kepalanya pelan,"masih ada aja orang kaya gitu." Gumamnya.

Tak lama kemudian muncul seseorang yang sudah ia tunggu sedari tadi. Siapa lagi kalau bukan Atlantis. Lelaki itu berjalan ke arah Tala sambil tersenyum.

"Gue lama ya?" Tanya Atlantis saat sudah berada di samping Tala. Ia lantas naik ke atas motornya yang berada di sebelah motor Tala.

Tala mendengus. "Pake nanya lagi," jawabnya lalu memakai helm fullface nya. Begitupula Atlantis.

"Ya sorry ada urusan bentar tadi. Yaudah kita pulang sekarang."

Tala tidak menjawab. Ia melajukan motornya terlebih dahulu diikuti Atlantis. Mereka keluar dari gerbang bersama membuat semua pasang mata yang berada di sekitar gerbang menatap ke arah mereka.

Sial, melaju berdampingan di motor yang berbeda saja mereka nampak begitu serasi.

*****

"Thanks ya udah nganterin sampe rumah," ucap Tala setelah mereka berdua berhenti di depan rumah mewah Tala.

"Ngapain berterimakasih. Kan rumah gue se-arah sama rumah lo," jawab Atlantis.

Tala terkekeh. "Iya juga sih. Ya udah pulang sana! Ngapain masih disini? Hush hushh." Tala mengibaskan tangannya menyuruh Atlantis pulang sambil tertawa.

"Oh lo ngusir gue nih ceritanya?"

"Ya enggak gitu. Emangnya lo gak mau pulang?"

"Ya udah gue pulang." Atlantis memakai helm fullface nya lalu menyalakan motornya bersiap untuk pulang.

"Iya cepet pulang sana!" Tala mendorong-dorong bahu Atlantis pelan.

"Gue pulang nih. Jangan kangen" Atlantis berucap sedetik seblum melaju meninggalkan Tala.

"Nyebelin banget" Tala membalas meskipun Atlantis tak lagi mendengarnya. Detik berikutnya ia senyum-senyum sendiri sendiri di atas motor. Apa mungkin kalau ia sudah mulai suka sama Atlantis?

Tala menggelengkan kepalanya cepat. Tidak. Tidak mungkin ia jatuh cinta secepat ini. Bagaimanapun juga ia masih baru sebentar mengenal Atlantis. Bahkan ia belum tau sifat Atlantis lebih dalam. Bisa saja lelaki itu memperlakukan semua orang sama dengan apa yang dilakukannya pada Tala. Tala tidak mau merasakan sakit hati lagi. Sudah cukup waktu itu saja.

Tala lantas memakai helm fullface nya dan memarkirkan motornya di garasi. Setelah itu, ia masuk ke dalam rumah. Namun saat baru mau menaiki tangga, langkahnya harus terhenti karena ia melihat Danu berjalan ke arahnya. Perasaan Tala mendadak jadi tidak enak. Ada apa ini? Kenapa Danu terlihat marah sekali padanya.

"Ada apa pa?" Tanya Tala saat Danu sudah berada di depannya.

"Jauhi anak itu kalau kamu nggak mau menyesal!"

*****
To be Continued.

AR [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang