Brumm... Brumm...
Suara deruman beberapa motor yang tengah melakukan aksi freestyle terdengar saling bersahutan. Asap dari knalpot kendaraan memenuhi halaman belakang Wabero.
Ya, kini seluruh anggota Zavior memang tengah berkumpul di halaman belakang Wabero. Sebagian dari mereka tampak terlihat duduk-duduk santai seraya menikmati makanan yang baru mereka pesan dari warung Babe Rojak. Dan sebagian lainnya sedang melakukan ujuk kebolehan dalam aksi freestyle nya, termasuk Rega, Dafi, Alan, dan Gilan. Aksi mereka tak luput dari sorakan serta tepuk tangan dari para anggota lain yang menonton.
Biasanya Atlantis akan maju paling depan dalam hal melakukan freestyle seperti itu. Selain jago beladiri, Atlantis memang juga sangat jago dalam melakukan freestyle. Hanya saja, untuk saat ini Atlantis lebih memilih duduk menyaksikan dari warung karena kondisinya yang masih belum memungkinkan untuk ikut freestyle. Ada Tala juga di sana. Atlantis memang sengaja mengajak Tala karena Atlantis tahu, Tala menyukai tempat seperti ini.
"Lo mau ikut juga?" tanya Atlantis saat melihat raut wajah Tala yang sepertinya ingin ikut freestyle bersama yang lain. Terbukti dari cara Tala menyaksikan aksi mereka dengan sorot mata berbinar. Waktu itu Atlantis juga pernah melihat Tala melakukan freestyle di jalanan sewaktu mereka pulang sekolah bersama.
Tala lantas menoleh menatap Atlantis yang duduk di sampingnya. "Emm... emang boleh?" tanya Tala tak yakin. Ia merasa tidak enak bergabung bersama mereka karena dirinya bukanlah anggota dari geng Zavior. Bukannya apa-apa. Tala yakin kok mereka semua orang yang baik. Tapi tetap saja Tala merasa tak enak. Terlebih ia juga pernah menjadi anggota geng Gardon, musuh Zavior.
"Kenapa enggak?" jawab Atlantis dengan alis terangkat sebelah.
"Tapi kan gue bukan anggota di sini. Apa mereka gak apa-apa kalo gue ikut? Apalagi kan... Gue dulu pernah jadi bagian Gardon. Nanti disangkanya gue mau jadi mata-mata lagi," tanya Tala berhati-hati. Takut Atlantis tersinggung dengan ucapannya. Tapi diluar dugaannya, Atlantis justru tertawa mendengar pertanyaannya.
"Ya Enggak lah, Tal. Mereka gak kaya gitu kok. Gak ada larangan buat yang bukan anggota Zavior gak boleh ikut freestyle di sini. Lagian mereka juga udah tau siapa lo. Jadi lo tenang aja, mereka gak akan mikir macem-macem tentang lo. Lo kan gabung sama Gardon juga udah lama banget," jawab Atlantis setelah selesai tertawa.
"Udah tau siapa gue? Maksudnya mereka udah tau kalo gue dulu anggota Gardon?" Tala menatap Atlantis dengan tatapan tidak mengerti.
"Bukan. Kalo soal itu mereka juga udah tau dari dulu," jawab Atlantis.
"Terus apa dong?"
Atlantis membenarkan posisinya lebih menghadap ke arah Tala. "Gue udah bilang ke mereka kalo lo adalah orang yang spesial di hidup gue. Jadi gak akan ada yang berani buat ngapa-ngapain lo di sini. Kalo pun ada yang berani, itu artinya mereka harus siap buat gue patahin lehernya," ucapnya seraya mengacak puncak kepala Tala gemas.
Tala terdiam. Atlantis baru saja menobatkan Tala sebagai orang spesial di dalam hidup lelaki itu? Itu artinya sekarang Tala adalah milik Atlantis begitu? Tapi kan... Tala belum pernah menjawab perasaan Atlantis secara terang-terangan kalau Tala mau menjadi kekasihnya.
"Udah buruan sana. Gue liatin dari sini." Atlantis menarik tangan Tala, menyuruh gadis itu berdiri. Tala yang sedang melamun itupun sedikit tersentak.
"Eh... Iya bentar."
Tala lantas berdiri, ia sempat melirik Atlantis sebelum akhirnya melangkah menuju motornya. Atlantis mengangguk meyakinkan.
"GA!" panggil Atlantis pada Rega yang tengah bersiap untuk melakukan aksinya. Sang pemilik nama lantas menoleh. Atlantis menunjuk Tala dengan dagunya. Seolah mengerti, Rega pun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AR [SUDAH TERBIT]
أدب المراهقين[Tahap publish ulang.] Ini cerita pertama yang aku buat. Bikinnya ngebut (kebelet ending) dan nggak mikir panjang soal dialog maupun alur. Jadi maaf ya kalau agak freak dan tidak sesuai dengan aturan kepenulisan. #1 fiction 2020 #1 gengmotor 2020 #2...