*****
Tala menepikan motornya saat merasa ada yang tidak beres dengan ban belakangnya. Segera ia turun untuk memastikan. Dan benar saja, terlihat ban belakang motornya sudah tidak mengembang lagi alias kempes.
"Shit! Apes banget gue!" Tala menendang ban motornya untuk melampiaskan kekesalannya. Tadi terjebak macet, sekarang pake ada acara kempes segala! Sepertinya hari ini adalah hari kesialan baginya.
Dilihatnya benda yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Pasti sekarang pertandingan Atlantis sudah dimulai. Andai saja ini dunia fantasi. Tala pasti sudah menghilang dari sini dan langsung muncul di tempat pertandingan.
"Trus sekarang gimana dong." Tala berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Percuma saja naik kendaraan umum di saat macet seperti sekarang. Itu hanya akan membuang waktu saja.
Tala melepas helm fullface lalu menyimpan di atas tangki motor. Ia nampak berpikir sesaat sebelum akhirnya muncul ide gila di kepalanya.
"Gue lari aja deh." Ya, tidak ada cara lain. Lari adalah jalan satu-satunya untuk sampai ke tempat pertandingan dengan cepat.
Tanpa berpikir panjang Tala langsung menggerakkan kakinya dengan cepat melewati trotoar. Bahkan berulang kali ia menabrak bahu seseorang yang juga tengah berjalan di sana. Pandangan aneh dari orang sekitar pun tidak dihiraukannya. Yang terpenting sekarang ia harus sampai di tempat pertandingan dengan cepat sebelum pertandingan berakhir.
Tala terpaksa harus menghentikan larinya saat tiba-tiba dihadapkan oleh tiga orang laki-laki berjaket Gardon. Perasaannya mendadak tidak enak. Segala sesuatu yang berkaitan dengan geng Gardon tentu bukanlah hal yang baik.
"Mau apa kalian!" Tala mundur perlahan secara naluriah-saat tiga orang itu terus berjalan mendekatinya.
"Tenang cantik. Kita gak akan ngapa-ngapain lo kok. Asal lo mau nurut buat ikut sama kita," ucap salah satu lelaki yang memiliki tubuh paling besar serta berkulit kecoklatan.
"Gak sudi! Kalian gak ada urusan sama gue, jadi jangan ganggu gue! Biarin gue pergi sekarang. Minggir!" Tala menyentak tangan salah satu lelaki yang bertubuh cungkring saat hendak menyentuh tangannya.
"Jangan banyak omong! Lo tinggal nurut aja apa susahnya sih," seru si lelaki bertubuh besar tidak sabaran.
"Kita emang gak ada urusan sama lo. Tapi urusan lo sama bos kita. Lo pasti kenal kan siapa bos kita," ucap lelaki yang memakai bandana hitam di kepalanya.
Tala menggeram marah. Radex. Mau apa si brengsek itu menggangunya.
"Jadi, mending lo ikut sama kita sebelum kita ngelakuin hal yang kasar sama lo!" imbuh si cungkring dengan suara tertahan.
"Gak mau!" Tala memberontak saat ketiga lelaki itu memegangi kedua tangannya. Mereka menarik Tala secara paksa agar masuk ke dalam mobil jeep berwarna hijau yang terpatri di pinggir jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AR [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Tahap publish ulang.] Ini cerita pertama yang aku buat. Bikinnya ngebut (kebelet ending) dan nggak mikir panjang soal dialog maupun alur. Jadi maaf ya kalau agak freak dan tidak sesuai dengan aturan kepenulisan. #1 fiction 2020 #1 gengmotor 2020 #2...