Syair Delusi

10 0 0
                                    

Aku bosan dengan puisimu itu, hey bajingan!
Puisimu hanya tentang patah hati
Yang hanya menyelamatkanmu dari sepi

Hey bajingan !
Aku lihat,
Puisimu itu hanya sekedar intuisi
Hanya memilki arti satu kebenaran untuk dirimu sendiri

Hey bajingan !
Kau mau apa dengan puisi-puisimu itu?

Hey bajingan!
Katakanlah patah hatimu pada dirimu sendiri
Bukan dengan menulis puisi
Sehari suntuk tanpa secangkir kopi
Agar kau lekas di kasihani

Silakan kau menulis puisi
Tentang patah hati
Tapi siapa yang peduli? hey bajingan !

Orang-orang lebih peduli pada skripsi
Dan memperjuangakan Hak Asasi tai itu, hey bajingan !

Puisi-puisimu itu hanya omong kosong di atas pengakuan orang lain

Negara tidak butuh puisi-puisimu
Negara lebih suka kau diam, hey bajingan !

Para pejabat tidak butuh puisimu
Para pedagang kaki lima tidak butuh puisimu
Mungkin hanya gelandangan yang sedang mendengkur pulas di emperan ruko-ruko yang mau mendengarkan puisimu itu, hey bajingan !

Para pengangguran pun tidak peduli dengan puisi-puisimu, hey bajingan !

Jangankan membaca puisimu
Mendengarkannya saja pun enggan, hey bajingan !

Mereka lebih suka duit dan kedudukan
Mereka tidak peduli dengan puisi-puisimu itu, hey bajingan !

Mereka makan dengan nasi, hey bajingan
Bukan dengan puisi !

Puisi-puisimu hanya mengganggu saja

Benarkah puisi itu adalah hal yang sakral untuk di tulis?
Benarkah puisi itu adalah hal yang  tepat untuk menulis sebuah diksi?

Atau kita menulis puisi
Hanya untuk menjadi
Seorang yang ingin di akui?
Hey bajingan !

Delusi ..

Antologi PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang