Sepotong Penyair Gagap

16 0 0
                                    

Kata seorang teman brengsek:

Kau tidak bisa kenyang
Hanya dengan kata-kata

"Aku diam"

Kau tidak bisa hidup tanpa uang

"Aku diam"

Kau juga tidak bisa kaya apalagi sukses tolol! jika hidupmu hanya di habiskan untuk menulis sajak. Kau harus kerja.

"Ah aku tidak begitu menyukai uang, apalagi dengan segala omong kosong ke suksesan dan menjadi kaya. Tai! Ku bilang"

Aku hanya ingin menjadi manusia merdeka
Tanpa harus repot memprioritaskan sebuah identitas sosial atau ilmu dari bangku sekolah
Untuk apa?
Toh itu tidak terlalu berguna

Aku perlu menimbang rasa
Pada asa
Di kala penghujung senja
Agar tidak terjebak oleh rasa kecewa

Aku tidak tertarik dengan ke suksesan apalagi menjadi gila harta
Seperti moral yang berterbangan lalu jatuh di selokan
Atau mati dalam ke resahan
Yang membingungkan

Aku ingin hidup sederhana
Dengan rasa merdeka
Tanpa perlu menjatuhkan siapa-siapa
Dan bisa bermanfaat untuk sesama
Itu saja!
Ringkas dan sederhana

Berangkat dari desa
Datang ke ibu kota
Bukan niat mencari kerja
Aku hanya ingin tau "apa arti merdeka"
Menjadi manusia
Dari sesuatu yang tak bisa di raba
Dan di eja
Hingga membuat Tuhan murka

Jangan bertaruh hidup pada dunia
Jika kau tak ingin terseret oleh jeruji angkara

"Maaf Aku bukan orang tolol yang mempertaruhkan hidup pada dunia", kataku.

Untuk mengejar fase yang fana
Lalu tenggelam dalam asa
Kecewa
Duka
Dan itu tidak berguna
Kau hidup sebagai manusia. Kataku.

Bersemayamlah pada kata-kata
Dan sajak-sajak Tuhan
Agar kau tak menjadi manusia
Yang bertindak seperti Tuhan
Dan membesar-besarkan nama Tuhan
Pada setiap ocehan

Lalu menyerukan Takbir

"Allahu Akbrar!"

"Allahu Akbar!"

"Allahu Akbar!"

Hanya untuk gagah-gagahan.

Jakarta, 9 Desember 2019

Antologi PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang