Part 20: Uncomfort Zone

141 36 2
                                    

"Kisah cinta manakah yang mau dicopy paste? Khadijah atau Fatimah? Khadijah dengan keberaniannya mengungkap rasa, sedangkan Fatimah dengan kesabarannya menahan rasa."

🍁 🍁 🍁

Lima hari sudah Zara menjalani perawatan di rumah sakit. Penyakit tipusnya memang sering kali kambuh jika Zara tengah stress dan tidak fit. Belakangan ini Zara memang sedang banyak mendapatkan beban fisik maupun pikiran. Satu bulan lalu Zara memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu yang lebih banyak. Ia telah memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S2 di Korea, sehingga mau tidak mau ia harus mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk bekal hidupnya di Korea kelak. Beberapa channel penyalur beasiswa ke Korea telah ia lacak satu persatu, tinggal menunggu dua semester lagi ia baru bisa mengikuti serangkaian tes tersebut.

Mendengar nama Korea pasti kalian berpikir bahwa penyebab Zara ingin belajar di sana ialah efek dari kecintaannya pada drakor. Hmm, ya hal itu juga termasuk alasan Zara sebenarnya. Sewaktu kecil Zara amat mengagumi Lee Min Ho, salah satu aktor kebanggaan negeri gingseng itu. 

Ketika ditanyai apa cita-cita yang ia miliki, Zara dengan percaya dirinya akan menjawab, "Mengislamkan Mr.Lee Min Hoo, lalu mengganti namanya menjadi Muhammad Ali Minho." Konyol memang, tapi benar adanya.

Meskipun Zara merupakanan salah satu dari jutaan K-Pop lovers di dunia, tetap saja tujuannya untuk belajar di Korea bukan karena hal seremeh itu saja. Masa depannya terlalu berharga jika harus ikut dikorbankan hanya karena drakor. Zara bercita-cita membangun sebuah perusahaan penyedia jasa traveling, mengingat dirinya cukup mahir dalam berbahasa Inggris dan sedikit ahli dalam bahasa Arab.

Zara juga amat tertarik dengan segala hal yang berbau budaya. Maka, Zara rasa jurusan budaya dan sastra bisa menjadi pilihan yang tepat baginya. Rencananya, di Korea kelak Zara akan meniti karir sebagai pemandu wisata sebagai ajang latihan sebelum kelak ia membangun perusahan impiannya itu.

Kecintaan Zara terhadap koreanisme berimbas pada selera cintanya. Seperti yang sudah kalian tahu bahwa Zara telah lama memendam rasa pada Arkan Al-Farisi, Zara jatuh hati kepadanya berkat segudang prestasi dan sepak terjangnya di kampus dalam hal jurnalis dan fotografi. Tapi, ada satu lagi yang membuat Zara semakin betah berlama-lama menyukai Arkan, yaitu paras wajahnya yang bersemu penduduk korea. Mata sipit, kulit putih, alis tebal, tinggi di atas rata-rata, ya anggap saja jika Arkan mewarisi gen memesona dari kakak tercintanya, Lee Minho.

Berbicara soal Arkan, membuat jantungnya berdegup tidak normal, karena semalam pujaan hatinya itu baru saja membesuk Zara. Bukan main senangnya Zara usai mendapatkan kejutan seperti itu. Arkan datang dengan membawa beberapa teman dekat Zara di organisasi kepenulisan mereka. Tak lupa ia membawa sebuket bunga mawar dengan warna yang beragam. 

"Zara, saya melarang kamu sakit terlalu lama. Sebab, kelas terasa hampa tanpa kehadiranmu," pesan Arkan dengan nada dibuat sok bijak.

"Kelas ya, bukan hatimu?" jujur saja Zara reflek menjawab begitu. Larangan Arkan agar ia tidak terlalu lama sakit membuat Zara senang bukan main. Ia kira Arkan sudah mulai terpikat dengannya. Sayangnya, ternyata alasannya berpesan begitu adalah karena kelas yang terasa sepi tanpa kehadiran dirinya.

"Kamu bilang apa, Ra?" selidik Arkan. Agaknya sayup-sayup Arkan mendengar Zara mendumal tentang dirinya, sayangnya hanya kata 'hatimu' yang berhasil ia dengar.

"Nope, Kak. Kata dokter besok aku udah boleh pulang, kok," jawab Zara dengan raut wajah dibuat seceria mungkin. Tidak mungkin kak ia mengulangi ucapannya tadi, bisa-bisa Arkan tau jika ia menyukainya.

Dua jam terasa begitu cepat berlalu, Arkan akhirnya berpamitan pada Zara untuk pulang. Kata orang waktu akan terasa begitu cepat jika dihabiskan bersama orang tersayang, dan memang benar adanya, nyatanya dua jam yang Zara lewati bersama Arkan terasa seperti sepuluh menit saja. Kepergian Arkan membuat perasaan Zara tak karuan rasanya, senang bercampur takut. Tingkah Arkan yang seringkali mengistimewakan Zara membuatnya takut, ia takut salah mengartikan perhatian Arkan sebagai balasan atas perasaannya selama ini. Zara tidak mau terlalu berharap. Sebab, kenyataannya Arkan telah memiliki kekasih. Jadi, bisa disimpulkan jika perhatian Arkan selama ini hanya sebatas teman, tidak lebih dan tidak kurang.

Bride from NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang