Part 34: Permission-- WARNING!

159 33 1
                                    

Rey mengerang merasakan sesuatu yang basah menelusuri puncak dadanya dengan panas. Terlihat kepala istrinya tbergerak ke kanan ke kiri menyesuaikan gerakan lidahnya di tempat yang kinni menjadi favoritnya. Bagian atas tubuh Rey sudah tersiksa hebat, sedangkan bagian bawahnya tak kalah menderita. Tangan mungil yang beberapa bulan lalu masih amatiran itu kini telah semakin lihai. Rey terkadang merasa bersalah telah meracui Zara sehingga kini semakin berani di atas ranjang. 

"Can we stop the foreplay thing? I cant take it anymore," erang Rey berusaha mengendalikan diri. Ia bisa saja menerkam Zara sekarang juga, tapi ia berusaha menghargai antusiasme Zara yang terlihat sangat bersemangat malam ini.

"Diam saja. Aku mau bermain-main," jawab Zara sedikit tidak jelas karena mulutnya dipenuhi puncak dada Rey. Mulutnya menjalar turun ke perut sixpack kebanggaannya. Zara bermain-main sebentar lalu turun semakin ke bawah. Rey terkejut bukan main, tidak menyangka Zara akan melakukan hal seberani itu. "Zara apa yang ka-"

"Aargh!" Re tidak sanggup melanjutkan ucapaannya saat dirasa Zara mulai mengulum pusakanya yang sudah mengeras hebat. Meski tidak bisa masuk sepenuhnya, Zara tetap berbuat adil dengan cara menjilat bagian yang tidak bisa dikulum itu. Tangan Rey tanpa sadar mencengkram rambut Zara pelan lalu membimbingnya maju mundur secara teratur. 

Hanya butuh waktu beberapa detik saja, rasanya gelombang orgasme itu sudah dekat saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya butuh waktu beberapa detik saja, rasanya gelombang orgasme itu sudah dekat saja. Rey sontak bangkit dan meraih kepala Zara ke arahnya untuk dilumat bibirnya. Rey tidak mungkin membiarkan pelepasannya tumpah di dalam mulut Zara. Mereke berciuman dalam posisi duduk, dengan kedua kaki Zara dilingkarkan ke pinggang Rey. Perlahan Rey memposiiskan dirinya masuk ke dalam liang kewanitaan Zara. 

"Aaah!" desah keduanya bersamaan. Rasanya seperti pulang ke peristirahan paling tepat. Zara menggeliat liar di atas Rey, tangannya bahkan mengambil tangan kiri Rey untuk diposisikan di atas payudaranya. 

"Pijat mereka," perintah Zara dengan suara serak. Matanya terpejam ketika merasakan Rey menuruti permintaannya. Zara semakin bersemangat menaik turunkan pinggulnya keluar masuk dari tubuh Rey. Rey kewalahan menerima gerakan Zara yang terlalu bersemangat, ia pun tumbang terlentang dengan Zara yang semakin berkuasa di atasnya. Rey hendak mendesah namun terhalangi mulut Zara yang sibuk menobrak-abrik mulutnya dengan ganas. 

Beberapa saat kemudian Rey merasakan milik Zara semakin kuat mencengkram miliknya, pun dengan miliknya yang sudah mengeras hebat. Dan gelmbang itu pn datang menghampir sepasang suami istri itu. Zara mengulum lidah Rey agar keduanya tidak bersuara kencang sebagai efek orgasme itu. 

🍁

Jam menunjukkan pukul 1 dini hari namun Zara dan Rey masih betah membuka mata. Keduanya sudah membersihkan diri dan kini menikmati kebersamaan di atas ranjang yang menjadi saksi pergulatan mereka. 

"You look too wild tonight. What happened?"

"Kamu nggak suka ya? Aku malu-maluin, kan?" Zara mendadak sedih. Rey langsung merutuki ucapannya. Tuh kan, sudah bagus Zara moodnya kembali, kenapa harus rusak lagi sih.

Bride from NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang