Part 8: Restu Tak Terduga

200 50 8
                                    


"Hidupmu tidak akan berakhir hanya karena hari ini adalah hari yang menyedihkan untukmu"

🍁🍁🍁

"Makasih, Rey" bisik Zara pelan, nyaris tidak terdengar. Perhatian Rey jatuh pada manik mata Zara yang nampak bening oleh air mata yang berebut keluar namun ditahan olehnya. Pandangan terluka Zara seakan mencubit keras hati Rey tanpa ampun. Perlahan punggung perempuan itu menjauh dari pandangannya, disertai sorak-sorai ejekan dari tamu yang lain. Diantara mereka bahkan melempari Zara dengan makanan sisa.

Seharusnya Rey senang bukan karena melihat penderitaan Zara? Namun, bukan rasa bahagia yang ia rasa, melainkan rasa sesak yang ia sendiri tak paham dari mana dan apa penyebabnya.

"Rey, aku ganti baju dulu, ya. "Tepukan halus Keyra pada bahu Rey menyadarkannya dari lamunan singkat tersebut. 

"Ah, iya" jawab Rey dengan melengkung kan sedikit senyuman.

Dari kejauhan seorang gadis bergaun selutut berwarna milo mendekat. Tidak salah lagi, itu Rachel adik perempuan Rey satu-satunya.

"How are you my lit sista? Gimana liburan kamu ke Australia kemaren?"
tanya Rey sambil merentangkan tangan menawarkan pelukan hangat pada Rachel. Bukannya menyambut pelukan Rey, Rachel malah mencubit pinggang Rey dengan sekuat tenaga, "Kamu kenapa sih, Hel? Abang kesakitan, nih"

"Harusnya Rachel yang ngomong gitu ke Abang," sahutnya sambil berkacak pinggang dengan marah.

"Aku liat semuanya kok, Bang. Cewek berhijab tadi nggak salah. Abang yang sengaja nyenggol es krim tadi, tapi Abang nggak mau ngaku. Dasar nggak gentle" omel Rachel panjang lebar persis seperti ibu mereka saat menangkap basah Keyra berkencan dengan Rey.

"Kamu itu masih kecil, nggak tau apa-apa. Udahlah nggak usah ikut campur masalah Abang" sanggah Rey sambil memandang Rachel dengan tatapan sinis.

 Udahlah nggak usah ikut campur masalah Abang" sanggah Rey sambil memandang Rachel dengan tatapan sinis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang, Rachel juga cewek. Rachel bisa ngerasain rasa sakit cewek itu. Abang nggak tau kan gimana beban dia di belakang sana? Abang enak berkecukupan. Tapi dia? Abang sadar nggak sih udah bikin dia kehilangan pekerjaannya. Udah ah capek ngomong sama Abang, lama-lama Abang kayak Keyra yang egoisnya minta ampun." Rachel menutup kalimat nya dengan menghentakkan kaki kanannya keras sambil berlalu.

Rey mengusap kasar wajahnya. Sekarang ia merasa seolah-olah tokoh antagonis. Rey tahu bahwa semua ini rencana Keyra untuk balas dendam, walau memang Keyra tidak memberi tahunya. Mustahil jika Rey lebih memilih membela Zara daripada Keyra. Bisa-bisa perempuan yang ia cintai itu bersedih. Perempuan memang aneh dengan segala keinginannya.

'Aaah! Lebih baik aku keluar mencari udara segar,' putus Rey.

🍁

Suasana taman saat ini cukup sepi, sepertinya semua tamu lebih memilih menghabiskan waktu mereka di hotel, mengingat udara saat ini cukup dingin. Langkah Rey terhenti kala telinganya menangkap suara isakan pilu di balik semak-semak di ujung taman yang berbatasan dengan danau.

Bride from NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang