Part 41: Regret

73 26 0
                                    


Keesokan paginya, Rey mengantarkan Zara ke kampus guna bimbingan skripsi. Kedatangan Rey ke kampus selalu berhasil membuat populasi setengah dari mahasiswa Diwangkara bersemut di halaman kampus. Mereka berebut untuk mencuri pandang ke arah Rey Hirano.

Hal seperti ini bukanlah hal asing bagi Zara. Tapi entah kenapa pagi ini terasa berbeda. Moodnya tiba-tiba hancur melihat fenomena seperti ini. Ada rasa kesal yang meronta-ronta dalam hatinya.

"Lihat! Fans kamu rajin banget ya ngapelin kamu. Heran aku," dumal Zara di tengah-tegah aksinya dalam memlepaskan seat belat.

"Aku meraskan aura cemburu di mobil ini," ucap Rey santai tanpa melirik Zara sedikitpun.

Zara menoleh ke arah Rey dengan kesal. "Aku?" Zara menunjuk ke arahnya sendiri dan Rey mengiyakannya.

Zara berdecih masam, lalu meninggalkan Rey begitu saja. Sebelum melangkah semakin jauh, Zara menghampiri kaca jendela Rey. "Pokoknya aku nggak cemburu!" kekeuh Zara tanpa memerdulikan tatapan para fans milik Rey yang tengah menatap tidka uska ke arah Zara. Sebab, kentara sekali Zara tengah ngambek pada idola mereka.

Tak mau ambil panjang, Rey segera membuka pintu mobilnya dan berteriak kencang. "Khusus hari ini semua makanan di kantin, GRATIS!"

Sorak sorai para mahasiswa menggelora usai pidato singkat Rey. Beberapa maahsiswi terlihat berteriak histeris demi meminta foto bersama Rey. Zara menggeleng melihat sikap Rey, ia nampak tidak peduli dan segera berlari menuu kelas.

Sesampainya di kelas...

DUAR! CITT!

Ledakan balon sahut-menyahut menyambut kedatangan Zara. "Welcome back to Indonesia, Zara!"

Teman-teman kelas Zara bergiliran mengucapkan selamat untuknya. Beberapa dari mereka sibuk membuka live instagram demi mengabadikan moment kebersamaan ini. Pencapaian juara harapan satu dalam ajang perlombaan se-Asia Tenggara yang dicapai Zara dan tim memang perlu diberi apresiasi.

"My Ara! Selamat!" sapa Arkan sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada.

 Panggilan manis itu lantas mendapatkan siulan dan tepuk tangan dari teman-teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panggilan manis itu lantas mendapatkan siulan dan tepuk tangan dari teman-teman. Shelin yang mendengar bahwa julukan kesayangannya pada Zara itu dipakai oleh Rey, sontak menghadang Arkan. "Apa ini? Sabotase julukan?"

Fano si biang keributan ikut maju menghadang Arkan. "Arkan! Zara sudah bertuan. Janganlah kau goda-goda dia macam tu," ucap Fano dengan aksen melayu.

Arkan hanya mengedikkan bahu tidak peduli. Ia menyodorkan setangkai mawar berwarna orange kepada Zara. "Hadiah kecil dariku,"

Menyadari banyaknya mahasiswa yang merekam adegan tersebut, membuat Rey mengeluarkan sedikit ancamannya. "Bagi yang merekam tanpa izinku. Aku pastikan akunnya akan terhack dalam waktu dua jam."

Sontak tangan-tangan yang sedari tadi sibuk merekam kejadian tersebut turun dengan sendirinya. Arkan membisikkan sesuatu pada Zara. "Juga sebagai simbolis agar kamu tetap menjadi mawar berduri. Cantik tapi tetap waspada, pada tangkaimu sekalipun," bisik Arkan dengan senyum penuh misteri.

Bride from NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang